Mohon tunggu...
Fauqi Ulumil Isthofaiyah
Fauqi Ulumil Isthofaiyah Mohon Tunggu... -

I am a moslem's women

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Forget"? Why...?

13 Oktober 2014   04:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:16 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mengapa kelupaan bisa terjadi? Hal pertama yang perlu kita ketahui dalam situasi kelupaan adalah jawaban atas pertanyaan “Apakah suatu informasi tersebut benar-benar telah memasuki otak kita?”. Jika informasi tidak memasuki otak kita melalui reseptor-reseptor sensorik akibat pengaruh sistem atensi, akibatnya tidak ada informasi yang dapat diingat. Hal ini disebut kegagalan penyandian dan mengacu pada kegagalan memasukkan materi ke dalam LTM. Meskipun begitu, terkadang kita tidak menyadari bahwa informasi yag kita pelajari tidak sungguh-sungguh memasuki memori kita. Kita mungkin pernah mengalami kegagalan penyandian saat diperkenalkan dengan seseorang dan tak lama kemudian kia tak mampu mengingat nama orang tersebut. Kita mungkin bukannya melupakan nama itu; alih-alih, nama tersebut mungkin memang tidak pernah memasuki sistem memori kita. Sebuah faktor lIn yang dapat mempengaruhi kegagalan penyadian adalah faktor stress. Hukum Yerkes-Dodson mendalilkan bahwa tingkat arousal yang sangat rendah atau sangat tinggi menghambat kinerja memori dan proses-proses kognitif yang lain. Ketika tingkat arousal sedemikian kuatnya, hal tersebut menyebabakan kelupaan karena memori yang disimpan mungkin hanya berupa bagian amosional dari pengalaman tersebut, tanpa detail yang jelas.

Kegagalan konsolidasi adalah hilangnya memori akibat gangguan organik yang terjadi saat pembentukan jejak memori, yang berakibat pada terbentuknya memori-memori yang tidak sempurna, yang bagi individu yang bersangkutan dirasakan sebagai “kelupaan”. Dalam kegagalan konsolidasi, STM bekerja dengan normal namun gangguan terjadi pada proses perpindahan informasi dari STM ke LTM. Amnesia adalah sejenis kelupaan yang terjadi akibat adanya problem di otak. Berbeda dengan yang sering kita lihat di film-film, amnesia tidak terjadi semudah akibat benturan di kepala. Amnesia dapat disebabakan oleh penyakit Alzheimer dan sindrom Korsakoff, dan dapat pula diakibatkan oleh cedera traumatik di otak. Penyakit Alzheimer menyebabakan problem-problem memori, dan sebuah penelitian modern mengindikasikan bahwa Alzheimer kemungkinan disebabkan oleh molekul-molekul proten yang melekat secara berlebihan si glumatate, yang selanjtnya menghambat fungsi glumate sebagai pengaktif proses-proses memori di otak. Ada pula amnesia anterograde, yakni lenyapnya memori mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah cedera. Decay (yang secara harfiah berarti “pembusukan”) adalah memudarnya memori seiring berjalannya waktu atau akibat jarang digunakannya memori tersebut. Decay ini dapat terjadi di STM, dan dapat pula terjadi di LTM. Interferensi adalah bercampur-baurnya memori-memori yang serupa.

Pernahkah kalian mengingat suatu memori namun memori tersebut bukanlah memori yang tepat atau akurat? Sebagian besar memori bersifat rekonstruktif. Otak tidak menyediakan akses instan ke replika informasi yang persis seperti aslinya dari dunia luar, yang disimpan dalam sistem memori kita. Namun, memori dapat pula bersifat konstruktif, artinya pengalaman sebelum pembentukan memori, informasi yang didapat setelah dientuknya memori, faktor-faktor perseptual, faktor-faktor sosial, dan bahkan hasrat untuk mengingat suatu peristiwa melebihi pengaruh-pengaruh lain, dapat mempengaruhi apa yang kita ingat. Pengaruh tersebut dapat berbentuk suatu memori terkonstruksi, baru, namun secara faktual tidak tepat. Berbeda dengan faktor-faktor yang telah didiskusikan sebelumnya, yang menghambat penyandian atau pengambilan suatu memori, faktor-faktor berikut ini membentuk suatu memori, namun memori yang palsu.

Sebagian besar kemampuan mengingat dan melupakan dikendalikan oleh proses-proses neural yang mengatur seluruh proses tersebut (mengingat dan melupakan) tanpa upaya sadar. Meskipun demikian, terkadang kita berada dalam situasi saat kita harus menghapalkan hal-hal tertentu agar kita tidak melupakan hal-hal tersebut, dan dengan demikian “mematikan” tendensi alamiah kita untuk membiarkan informasi memudar (decay) seiring berlalunya waktu –artinya, dalam situasi-situasi tertentu, kita mengambil alih proses-proses memori kita. Pada masa kini, kita dapat menelpon ke rumah kita menggunakan telepon genggam dan meninggalkan pesan bagi kita sendiri, kita dapat mencatat agenda dalam telepon genggam agar kita tidak melupakan suatu jadwal, dan kita bahkan dapat mengabadikan suatu foto melalui telepon genggam kita. Teknologi tersebut, tentu saja, adlaah teknologi modern dan – yang mungkin mengherankan kita – teknologi pencetakan buku secara massal juga merupakan teknologi yang relatif baru. Sesungguhnya, sebelum ditemukannya teknologi pencetakan massal (oleh Gutenberg), hanya sedikit orang yang mampu membaca dan menulis. Meskipun demikian, tanpa kemampuan membaca dan menulis pun, manusia tetap mampu mengingat banyak hal.

Mnemonik (dibaca ne – mahn’-ick) adalah suatu teknik yang meningkatkan penyimpanan dan pengambilan informasi dalam memori. Dalam mitologi Yunani, Mnemosyne (asal kata mnemonik) adalah ibu dari sembilan muse (semacam tokoh pujangga) dalam bidang kesenian dan ilmu pengetahuan. Memori dianggap sebagai keterampilan mental tertua dan yang paling dikagumi; memori dianggap sebagai induk dari segala keterampilan lain. Diyakini bahwa jika kita tidak memilki memori, kita tidak akan pernah memilki ilmu pengetahuan, kesenian, maupun logika. Terdapat sejumlah sarana untuk membantu kinerja memori. Para ahli pidato Yunani dan Romawi kuno menggunakan teknik mnemonik yang disebut metode loci untuk mengingat pidato-pidato mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun