Yogyakarta, 23 Juni 2025- kecanggihan teknologi kini telah mencapai titik yang luar biasa. Melalui kecerdasan buatan (AI), manusia kini bisa menciptakan video dari teks saja. Teknologi seperti Sora by OpenAI, Runway ML, atau Pika Labs mampu menghasilkan visual yang sangat menyerupai kenyataan. Tapi di balik kekaguman terhadap inovasi ini, muncul kembali perbincangan lama yang kini menjadi semakin relevan: larangan menggambarkan sosok Nabi Muhammad SAW dalam ajaran Islam.
Sejak dulu, umat Islam dilarang untuk menggambarkan Nabi Muhammad, baik melalui lukisan maupun patung. Alasannya bukan semata-mata karena kesucian, tetapi untuk menjaga keutuhan akidah dan mencegah timbulnya penyembahan terhadap makhluk. Kini, larangan itu tampak semakin bijak di tengah kemajuan teknologi yang bisa dengan mudah menyalahgunakan visual.
AI bukan hanya mampu membuat tokoh fiktif, tapi juga bisa memalsukan orang nyata, termasuk tokoh agama. Dengan satu klik, wajah seseorang bisa dimanipulasi sedang berbicara sesuatu yang tidak pernah ia katakan. Hal ini membuka celah besar terhadap penistaan agama, hoaks, bahkan potensi konflik sosial.
Contohnya, pada tahun-tahun terakhir, dunia Islam beberapa kali diguncang karena munculnya konten yang berusaha menggambarkan wajah Nabi, baik dalam bentuk kartun, film, atau kini melalui AI. Meskipun sebagian besar konten itu dibuat tanpa niat religius, dampak sosial dan emosionalnya sangat besar bagi umat Islam.
Di sinilah peran pendidikan dan literasi digital menjadi penting. Generasi muda harus paham bukan hanya cara menggunakan teknologi, tapi juga bagaimana menggunakannya secara etis dan bertanggung jawab. Pengembangan AI tidak bisa dihentikan, namun kesadaran moral harus ditanamkan sejak dini.
Dengan perkembangan zaman, larangan itu bukan menjadi ketinggalan zaman, justru menjadi pelajaran mendalam tentang batasan moral di tengah kemajuan. Dan inilah yang seharusnya menjadi refleksi bersama: bahwa teknologi sehebat apapun, tetap harus dikendalikan oleh nilai dan etika.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI