Mohon tunggu...
Fatmita Sari
Fatmita Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Fatmita Sari

Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ada Apa dengan New Normal?

13 Agustus 2020   01:12 Diperbarui: 13 Agustus 2020   01:45 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh : Fatmita Sari

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan , Jurusan Bimbingan Dan Konseling Islam

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

 

Kata  New Normal sudah tidak asing lagi untuk didengar  saat ini. Apalagi dengan keadaan kita sekarang, dimana Negara kita saat ini sedang mengalami covid-19 pada akhir desember 2019 sampai saat ini, yang kita sama sekali tidak dapat mengetahuinya kapan COVID-19 ini akan berkahir dan hilang dari Negara kita.

New Normal adalah sebuah istilah dalam bisnis dan ekonomi yang merujuk kepada kondisi kondisi keuangan usai krisis keuangan 2007-2008, resesi global 2008-2012, dan pandemic covid-19. Sejak itu, istilah tersebut dipakai pada berbagai konteks lain untuk mengimplikasikan bahwa suatu hal yang sebelumnya dianggap tidak normal atau tidak lazim, kini bahkan menjadi umum dilakukan. " kenormalan baru padanan New Normal, istilah yang dibakukan badan bahasa kemendikbud " okezone 28 mei 2020. Diakses tanggal 28 mei 2020.

New Normal dilakukan sebagai upaya kesiapan untuk beraktivitas di luar rumah seoptimal mungkin, sehingga dapat beradaptasi dalam menjalani perubahan perilaku yang baru. Perubahan pola hidup ini dibarengi dengan menjalani protokol kesehatan sebagai pencegahan penyebaran dan penularan COVID-19. " New Normal : defenisi, panduan, penerapan saat pandemic COVID-19" Dokter sehta 29 mei 2020. Diakses pada tanggal 2 juni 2020.

Pemerintah melalui Juru bicara penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan bahwa hingga kini belum ditemukan vaksin definitif dengan standar internasional untuk pengobatan corona. Para ahli baik dunia maupun Indonesia masih bekerja keras untuk mengembangkan dan menemukan agar bisa segera digunakan untuk pengendalian pandemi Covid-19.

''Sekarang satu-satunya cara yang kita lakukan bukan dengan menyerah tidak melakukan apapun, melainkan kita harus jaga produktivitas kita agar dalam situasi seperti ini kita produktif namun aman dari Covid-19, sehingga diperlukan tatanan yang baru,'' kata Achmad Yurianto dalam keterangannya di Graha BNPB, Kamis sore (28/5).

Menurut Yuri, tatanan, kebiasaan dan perilaku yang baru berbasis pada adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat inilah yang kemudian disebut sebagai New Normal. Cara yang dilakukan dengan rutin cuci tangan pakai sabun, pakai masker saat keluar rumah, jaga jarak aman dan menghindari kerumunan. Pihaknya berharap kebiasaan baru ini harus menjadi kesadaran kolektif agar dapat berjalan dengan baik.

''Siapapun yang mengelola tempat umum, tempat kerja, sekolah dan tempat ibadah harus melakukan memperhatikan aspek ini, bahkan kita berharap harus menjadi kontrol terhadap kedisiplinan masyarakat,'' ujarnya.

Untuk merealisasikan skenario new normal, saat ini pemerintah telah mengandeng seluruh pihak terkait termasuk tokoh masyarakat, para ahli dan para pakar untuk merumuskan protokol atau SOP untuk memastikan masyarakat dapat beraktivitas kembali namun tetap aman dari Covid-19. Protokol ini bukan hanya dibidang ekonomi, namun juga pendidikan dan keagamaan, tentu bergantung pada aspek epidemologi dari masing-masing daerah, sehingga penambahan kasus positif bisa ditekan.

Organisasi kesehatan dunia WHO telah menyiapkan pedoman transisi menuju new normal selama pandemi COVID-19. Dalam protokol tersebut, negara harus terbukti mampu mengendalikan penularan COVID-19 sebelum menerapkan new normal.

Pengendalian ini juga harus bisa dilakukan di tempat yang memiliki kerentanan tinggi misal panti jompo, fasilitas kesehatan mental, dan wilayah dengan banyak penduduk. Langkah pengendalian dengan pencegahan juga harus diterapkan di tempat kerja. "Langkah-langkah pencegahan di tempat kerja maupun di kehidupan sehari-hari  mulai ditetapkan seperti :

Meskipun begitu, para peneliti di seluruh dunia tetap terus mengupayakan serangkaian uji tes vaksin untuk menekan laju penyebaran virus corona COVID-19.

            Menurut saya secara pribadi kata New Normal adalah kalimat penenang bagi masyarakat Indonseia, kata New Normal bagi saya hanya membingungkan mahasiswa ataupun siswa yang sedang duduk di bangku pendidikan, kenapa saya bisa berkata seperti itu? Sebab, saya pribadi dapat melihat di masa New Normal ini pemerintah dapat mengaktifkan kembali Mall-Mall, tempat beribadah dan tempat tempat yang lainnya. Dan pertanyaan saya sampai saat ini adalah kenapa pemerintah sampai saat ini belum mengaktifkan kembali Dunia Pendidikan seperti Kampus, serta Sekolah Sekolah yang ada di Indonesia.

            Kalau alasannya hanya untuk tidak berkerumun di tempat keramaian atau tidak berdekatan dengan orang lain, bagaimana dengan Mall? Bagaimana tempat makan? Tempat Beribadah? New normal membuat saya benar-benar bingung. Sebenarnya ada apa dengan New Normal ini?

            Siswa dan Mahasiswa banyak yang mengeluh masalah pendidikan melalui Daring, sedangkan daring ini tidak seefektif yang kita bayangkan, tidak semudah yang kita fikirkan. Banyak siswa maupun mahasiswa tidak langsung dapat mengetahui ilmu yang disampaikan oleh guru maupun dosen di tengah wabah COVID-19  ini diakibatkannya pembelajaran daring tidak begitu efektif. Banyak kendala yang kia hadapi sebagai mahasiswa maupun siswa yang ada di Indonesia, terutama keluhan di bidang pendidika di tengah wabah COVID-19 ini antara lain:

  • jaringan internet yang tidak stabil
  • Kuota internet
  • Tidak memiliki handphone

Jadi saya berharap, kiranya para Pendidik dan juga Pemerintah perlu memahami dan memperhatikan kondisi peserta didik maupun Mahasiswa sebagai regenerasi kepemimpinan bangsa dalam menimba ilmu di tengah-tengah Pandemi Covid-19. Mari kita senantiasa menjaga kesehatan untuk menyelamatkan dirimu dan orang-orang di sekitarmu, terima kasih J

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun