"Janganlah kalian banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah, karena banyak bicara tanpa berdzikir kepada Allah membuat hati menjadi keras, dan orang yang paling jauh dari Allah adalah orang yang berhati keras." [HR Tirmidzi]
Dalam hadits yang lain, disebutkan,Â
" Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata-kata yang baik-baik  atau diam." (HR al-Bukhari dan Muslim)
Ramadhan adalah syahrul tarbiyah. Ramadhan adalah bulan pembinaan, terhadap diri sendiri, keluarga ataupun lingkungan. Termasuk di dalamnya adalah pembiasaan untuk melakukan hal-hal yang baik dan menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat. Juga meninggalkan hal-hal yang lebih banyak mudharatnya.
Amat rugilah orang yang berpuasa sedang lisannya masih suka berdusta dan membicarakan keburukan orang lain. Orang mukmin itu diamnya berpikir, kata-katanya dzikir. Keduanya baik dan menyelamatkan.
Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala  melengkapi jasad kita dengan dua telinga dan satu lidah. Sungguh ini bukanlah satu kebetulan, tetapi sarat dengan pengajaran. Bahwa kita harus lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Dan Allah meletakkan lidah di antara dua bibir sebagai penahan tambahan agar tak bermudah-mudah dalam  berbicara. Agar tidak meremehkan bahaya lidah yang  akan  timbul ketika keliru berkata-kata.Â
Sayyidina Umar bin Khathab  radhiallahu anhu pernah berkata,  " Barangsiapa banyak berkata-kata maka ia banyak tergelincir (salah bicara). Barangsiapa banyak salah,  maka dia banyak dosa. Dan barangsiapa banyak dosa,  maka nerakalah tempatnya.  Na'udzubillahi min dzalika
Maka, jagalah lisan, agar dia tidak mencelakakan dan menjerumuskan ke dalam dosa.
#Demak, 21042021