Mohon tunggu...
Fatkhur Rozi
Fatkhur Rozi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Jasmani dan Olahraga di IAIN Salatiga dan Majelis Sabuk Hitam (MSH) INKAI DAN II, Anggota Pengurus Pusat Studi Gender dan Anak IAIN Salatiga

just play, have fun, enjoy the game, and get the goal Kebenaran jika hanya didiamkan tidak disuarakan dan diamalkan akan menjadi sebuah keniscayaan belaka. Belajar tidak hanya memahami, belajar perlu diamalkan. kita menjadi bisa karna terbiasa, terbiasa butuh pembiasaan, pembiasaan butuh latihan. Saat ini saya sedang latihan menulis....". Belajar, berkarya, bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Anda Pusing Memikirkan Judul Skripsi? Berikut Solusinya!

8 November 2022   14:42 Diperbarui: 8 November 2022   14:53 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Banyak mahasiswa sarjana strata satu yang galau tentang "judul skripsi". Mereka umumnya kebingungan ketika beberapa kali menghadap dosen pembimbing dan judulnya ditolak. Sebenarnya hal ini mungkin terjadi karena beberapa faktor yang sering kali belum sepenuhnya diketahui mahasiswa akhir tersebut. Status mahasiswa akhir mengimplisitkan bahwa mereka umumnya tinggal menyelesaikan skripsi dalam perkuliahannya. Lantas bagaimana agar judul skripsi diterima?, berikut merupakan pandangan dan saran bagi para pembaca yang mengalami permasalahan ini.

1. Cobalah berangkat dari masalah ataupun potensi

Judul sejatinya bukanlah langkah awal dalam meneliti karena judul dapat berganti seiring perjalanan penelitian yang dilakukan. Banyak mahasiswa akhir yang berfokus menyusun kata-kata dalam judulnya tanpa memahami konteks isi dan langkah penelitian yang akan dilakukan. Jika kita berfokus mencari judul tanpa mengetahui detail permasalahan ataupun potensi yang dapat kita teliti, ini adalah sebuah kekeliruan. Sama halnya dengan kita ingin pergi ke sebuah tempat, belum mengerti latar apa saja yang ada atau dialami oleh kita nantinya, tetapi sudah memutuskan pokoknya saya ke sana mengendarai pesawat terbang. Padahal secara latar belakang masalah, ternyata tidak didapati bandara di tempat yang dituju, tidak memiliki uang saku yang cukup, dan lain sebagainya. Ini menggambarkan bagaimana jika kita mengasumsikan dan memaksakan sebuah judul. Mulailah dari sebuah latar belakang masalah ataupun potensi, karena ini titik awal melakukan penelitian. 

Penulisan skripsi merupakan sebuah karya tulis ilmiah, ditulis sesuai kaidah ilmiah, dan dilakukan dengan langkah-langkah ilmiah sesuai fakta empiris ataupun teoretis. Kita perlu menggali sebenarnya masalah utamanya apa?, ataupun potensi utamanya apa?. Ini dapat kita lakukan dengan mencermati keadaan lingkungan (observasi, dokumentasi, ataupun wawancara), juga dapat melalui studi kepustakaan. langkah awal tentunya kita diharuskan banyak membaca dan belajar baik itu melalui jurnal ataupun buku. Semakin kita banyak membaca, semakin peka terhadap masalah ataupun potensi. Sebaliknya, jika kita tidak demikian, hanya susunan asumsi-asumsi yang kita dapatkan untuk merekonstruksi judul. Hasilnya, ketika bertemu dosen pembimbing kita akan kebingungan. Kita harus ingat bahwa nantinya dalam melakukan penelitian tujuannya adalah menjawab permasalahan ataupun mengembangkan potensi yang ada dari sebuah topik atau tema bahasan tertentu. 

Ketika kita bisa mendapatkan sebuah masalah, nantinya ditentukan metode dan langkah yang sesuai untuk mengatasi permasalahan tersebut. Metode tersebut dapat berupa kualitatif, kuantitatif, ataupun campuran dari keduanya. Tentunya disesuaikan dengan data yang sesuai untuk menjawab permasalahan kita dan dianalisis sesuai kaidah dan kebutuhannya. Jika penelitian berangkat dari potensi, dapat dikembangkan menjadi sebuah pengembangan untuk menghasilkan sebuah kebaruan dari yang sebelumnya diteliti. 

Yakinlah, mulai rubah pandangan kita dengan merumuskan judul, mencari-cari tempat/subyek penelitian, dan mengotak-atik variabel dari penelitian sebelumnya. Gantilah dengan menemukan masalah-masalah ataupun potensi-potensi. Ketika menemukan masalah ataupun potensi, rekonstruksi tentang jalannya penelitian akan lebih rasional dan dapat diarahkan oleh dosen pembimbing nantinya.

2. Bangun komunikasi yang baik dengan dosen pembimbing

Sering kali hal ini disepelekan oleh mahasiswa akhir. Entah saking semangatnya mengejar kelulusan atau terlalu gegabahnya dengan mengabaikan jam kerja dosen. Banyak mahasiswa yang menghubungi dosen di luar jam kantor, sore ataupun malam hari. Meskipun ini terkesan sepele, tetapi secara profesional tentu mengganggu dosen. Dosen juga manusia biasa yang harus memikirkan keluarga, memikirkan tanggung jawab sosial di masyarakat, dan pekerjaan lain yang tidak terselesaikan di kantor. Hal ini seharusnya diperhatikan mahasiswa. 

Selain menghubungi dosen pada waktu yang kurang tepat, biasanya bahasa yang digunakan dalam menghubungi dosen juga kurang sopan ataupun kurang efektif. Semisal, tanpa menyebutkan identitas langsung saja bertanya, "Bapak/Ibu ada waktu untuk bimbingan kapan?", "Bapak/Ibu judul saya bisa di acc kapan?", dan lainnya. Memangnya dosen tersebut temanmu?, yang dapat menggunakan bahasa demikian?. Selain itu, jangan memaksakan dalam berkomunikasi dengan dosen, "Bapak/Ibu, saya Fulan (nama samaran) dari Prodi Kebangkitan izin besok kamis bimbingan dengan Bapak/Ibu" atau ketika dosen memberi balasan malah ditawar "maaf pak saya hari senin tidak bisa, besok selasa saja bagaimana pak". Contoh-contoh tersebut merupakan komunikasi yang kurang baik dalam berkomunikasi terhadap dosen. Mulailah menghubungi dosen dengan salam (bisa secara islami ataupun selamat pagi atau siang sesuai kebutuhan), perkenalkan diri (nama, Prodi, angkatan ataupun NIM), ungkapkan maksud dan tujuan secara efektif dengan bahasa yang sopan dan santun (semisal: Bapak/Ibu mohon izin, kiranya saya dapat menghadap Bapak/Ibu untuk bimbingan skripsi kapan?), diakhiri dengan ucapan terima kasih (terima kasih atas waktu/terima kasih atas arahan/ terima kasih atas bimbingan Bapak/Ibu), dan diakhiri dengan salam penutup.

Dosen pembimbing bukanlah pacarmu yang setiap waktu bisa kamu hubungi. Pahami karakter dosen (senang to the point atau sebalinya). bangun komunikasi yang baik dengan bahasa yang sopan dan santun dengan dosen. Pahami mereka, bahwa mereka banyak kesibukan dan tanggung jawab. Sekali dapat balasan dari dosen jangan menyangkal ataupun menawar. Kelak dengan cara yang baik, harmonisasi untuk menyelesaikan skripsi akan teratasi.

3. Ketahui tema ataupun bahasan yang menjadi bidang dosen pembimbing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun