Mohon tunggu...
Fatkhur Rozi
Fatkhur Rozi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Pendidikan Jasmani dan Olahraga di IAIN Salatiga dan Majelis Sabuk Hitam (MSH) INKAI DAN II, Anggota Pengurus Pusat Studi Gender dan Anak IAIN Salatiga

just play, have fun, enjoy the game, and get the goal Kebenaran jika hanya didiamkan tidak disuarakan dan diamalkan akan menjadi sebuah keniscayaan belaka. Belajar tidak hanya memahami, belajar perlu diamalkan. kita menjadi bisa karna terbiasa, terbiasa butuh pembiasaan, pembiasaan butuh latihan. Saat ini saya sedang latihan menulis....". Belajar, berkarya, bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Lanjut atau Stop Saja?

23 September 2020   09:06 Diperbarui: 20 September 2021   06:12 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar RokokSumber: p2ptm.kemkes.go.id

Banyak dari perokok akan susah berhenti ketika sudah meresapi nikmatnya rokok. Tulisan ini tidak akan menghakimi perokok tentang kebiasaannya dalam menghabiskan batang rokok, pun juga tidak mendewakan orang-orang yang tidak merokok karena dihadapan Tuhan manusia sejatinya sama. Tuhan membedakan kita berdasarkan tingkat derajat keimanan dan ketakwaan kita. Merokok atau tidak merupakan sebuah hak. Namun, mencari tahu dampaknya juga sebuah kewajiban. 

Kembali lagi nantinya, kehidupan manusia akan dihadapkan pada sebuah pilihan. Kita bisa memilih lanjut sebagai perokok ataupun berhenti. Jelasnya semua ini adalah hak dalam memilih karena sampai detik ini tidak ada hukum yang jelas dan tegas tentang larangan merokok. Bahkan dalam tatanan masyarakat disediakan ruang merokok atau ruang tanpa asap rokok. kembali lagi pilihlah!". 

Penulispun membahas rokok hanya pada satu persepsi penulis semata. Jika nantinya tulisan berikut ini tidak sepaham ya cukup dibaca saja. Yang baik dan benar ambil sebagai pelajaran, sisanya yang tak sesuai pemahaman atau salah menurut anda buatlah sebagai angin berlalu saja.

Jadilah Perokok Baik

Well, berdasar pengalaman yang penulis jumpai. Penulis pernah mendengar pernyataan demikian..."ngrokok ga ngrokok juga mati", "orang dulu ngrokoknya kenceng juga bisa hidup sampai 90 tahun bahkan ada yang 100 tahun lebih", "rokok kan juga bantu pajak negara". rasanya pernyataan ini juga benar adanya. Tetapi, setiap perokok mungkin akan menolak dengan tegas kalau anak kecilnya ikut merokok?". 

Padahal anak kecil tersebut ingin menikmati nikmati rokok seperti bapaknya, ingin bisa lebih bersemangat ketika bermain dengan efek rokok, ingin melepaskan stress karna keinginannya beli mainan belum dituruti, dan ikut mensuport bapaknya membantu pajak negara. Nah, bagi perokok yang terlanjur merokok dan susah atau tidak mungkin berhenti merokok, perhatikanlah sekitar anda ketika merokok. 

Jangan beri contoh kepada anak anda, jangan cemari orang sekitar anda dengan asap rokok (karena mereka memilih hak untuk tidak merokok), dan perhatikan apakah anda merokok ditempat yang disediakan atau ditempat larangan. 

Anda tentunya telah mengetahui zat yang terkandung dalam rokok sebagaimana gambar di atas mewakili (lihat: gambar rokok). Anda juga perlu paham bahwa sebagai perokok aktif anda tidak lebih berbahaya daripada orang sekitar anda yang dengan terpaksa menjadi perokok pasif. Untuk itu boleh merokok, asalkan dalam ruang yang sesama perokok atau menyendiri agar tidak mencemari yang bukan perokok.

Aku Kan Bukan Perokok, Pasti Lebih Sehat...?

NO...jangan sesekali mempunyai persepsi demikian. Kita Sudah tahu bukan bahwa kita bisa saja menjadi perokok pasif?". Untuk itu posisikan diri kita untuk tidak menjadi perokok pasif. Selanjutnya, yang menentukan lebih sehat atau tidak bukan sebatas rokok saja. Bahkan kalau kita telisik mungkin perokok bisa saja lebih sehat dan bugar daripada kita yang bukan perokok?". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun