Perkembangan teknologi, terutama gadget seperti ponsel pintar, tablet, dan komputer, telah mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia luar kita. Gadget dapat berdampak besar pada perkembangan spiritual remaja, termasuk di Desa Cikawung, di mana masyarakat masih kental dengan prinsip dan tradisi spiritual. Tetapi pendekatan persuasif yang tepat dapat membantu mengatasi efek buruk dan memanfaatkan keuntungan dari penggunaan perangkat.
      Salah satu dampak gadget terhadap perkembangan mental remaja adalah mengganggu waktu refleksi dan kontemplasi pribadi. Remaja seringkali tergoda untuk melakukan aktivitas online atau terpaku pada layar gadget selama berjam-jam. Hal ini mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan untuk berpikir secara mendalam, merenungkan, dan memperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai nilai-nilai spiritual. Kehadiran gadget juga dapat menjebak remaja dalam dunia maya yang serba cepat dan menyenangkan, mengalihkan perhatian mereka dari pertanyaan-pertanyaan penting tentang tujuan  dan makna spiritual hidup.
      Selain itu, penggunaan gadget juga dapat mempengaruhi kualitas komunikasi  dan interaksi sosial yang lebih dalam antar remaja. Layanan pesan instan dan media sosial menyediakan platform untuk berkomunikasi, namun komunikasi ini seringkali kurang bersifat pribadi dan lebih dangkal dibandingkan  interaksi tatap muka. Remaja bisa menjadi begitu fokus pada dunia maya  sehingga mereka mengabaikan hubungan interpersonal yang kuat dan mendalam yang penting bagi pertumbuhan spiritual. Di lingkungan desa Cikawung, di mana interaksi sosial dan komunitas memainkan peran penting, penting untuk mempertimbangkan bagaimana penggunaan gadget berdampak pada kualitas hubungan sosial dan pengalaman spiritual remaja.
      Namun, dibalik dampak negatifnya, gadget juga dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan yang berharga. Remaja dapat mengakses sumber daya spiritual seperti buku, ceramah, penelitian, dan rekaman ceramah melalui perangkat yang dimilikinya. Ini akan membantu mereka memperluas pengetahuan tentang agama, memperdalam pemahaman mereka tentang nilai-nilai spiritual, dan meningkatkan kesadaran mereka akan praktik keagamaan yang lebih baik. Dalam hal ini, jika digunakan secara bijak, gadget dapat menjadi alat pendukung pertumbuhan spiritual remaja.
      Untuk mengatasi dampak negatif gadget dan memaksimalkan potensi positifnya, maka strategi dakwah yang tepat sangatlah penting. Pertama, kita perlu fokus pada mendidik generasi muda tentang penggunaan perangkat yang bertanggung jawab. Anak perlu disadarkan akan batasan waktu penggunaan gadget, pentingnya menjaga keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata, serta pentingnya mengembangkan aktivitas offline yang mendukung pertumbuhan mentalnya.
      Perangkat juga dapat dimanfaatkan dalam strategi dakwah untuk menyebarkan pesan-pesan spiritual yang positif. Konten terkait kebutuhan spiritual remaja di desa Cikawung dapat dibuat dalam bentuk video, podcast, atau aplikasi yang dapat diakses dari gadget. Ceramah keagamaan, penelitian dan materi pendidikan  nilai-nilai spiritual dapat disebarkan melalui platform gadget yang dapat diakses oleh generasi muda. Dalam hal ini gadget digunakan sebagai alat untuk menjangkau dan mempengaruhi remaja dengan cara yang relevan dengan kehidupan  saat ini.
      Selain itu, penting untuk mengembangkan pendekatan yang lebih personal dan interaktif dalam berdakwah menggunakan gadget. Aplikasi dan platform khusus juga dapat diciptakan di mana kaum muda dapat berinteraksi dengan para pemimpin agama, mengajukan pertanyaan, dan berpartisipasi dalam diskusi kelompok mengenai topik-topik spiritual yang relevan bagi mereka. Meskipun gadget memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan mental remaja di desa Cikawung, namun pendekatan dakwah yang tepat dapat membantu mengurangi dampak negatifnya dan menjadikan penggunaan gadget memberdayakan generasi muda untuk mengembangkan pemikirannya.
      Seiring dengan penerapan konsep dakwah terkait elektronika, harus ada wadah yang menumbuhkan pertumbuhan psikologis pada remaja di desa Cikawung. Keluarga, sekolah, dan komunitas keagamaan dapat memainkan peran penting dalam memberikan pendidikan agama yang kuat dan menciptakan contoh yang baik. Generasi muda harus didorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan yang memperkuat nilai-nilai spiritual mereka, seperti pengajian Alquran, pengabdian kepada masyarakat, dan kegiatan sosial yang bertujuan untuk memperkuat masyarakat.
      Lebih lanjut, penggunaan gawai dapat diintegrasikan dengan bentuk spiritualitas yang lebih konvensional. Misalnya, mereka bisa mengembangkan aplikasi atau platform yang memungkinkan remaja mempelajari dan menghafal ayat-ayat Alquran, doa, atau wirid. Teknologi juga dapat dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan menarik, seperti aplikasi pembelajaran sejarah agama dan permainan edukasi berbasis nilai-nilai spiritual.
      Penting untuk diingat bahwa strategi dakwah yang tepat harus disesuaikan dengan konteks budaya dan sosial desa Cikawung. Penggunaan gadget dan pendekatan dakwah tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai lokal atau tradisi agama yang  ada. Sebaliknya, strategi dakwah yang tepat harus menghormati dan memperkuat nilai-nilai tersebut sekaligus memperluas akses dan memanfaatkan potensi perangkat untuk memperkaya pengalaman spiritual generasi muda.
      Orang tua dan pendidik juga harus membantu remaja menggunakan perangkat elektronik yang sehat dan bertanggung jawab. Orang tua dapat membantu anak-anak mereka berbicara tentang penggunaan gadget, memberi mereka pemahaman tentang manfaat dan risikonya, dan menetapkan batasan yang jelas. Pendidik juga dapat memainkan peran penting dalam mengintegrasikan pendekatan teknologi ke dalam kurikulum agama dan memberikan bimbingan yang bijaksana kepada remaja tentang cara menggunakan perangkat elektronik agar sesuai dengan prinsip moral dan spiritual.