Pada tahun lalu, tahun 2020 bulan Maret tanggal 30 ketika saya masih duduk dibangku kelas XII Aliyah tepatnya di pondok pesantren Tebuireng,  saat itu murid kelas XII sibuk mempersiapkan Ujian Nasional, berbagai cara sudah kami lakukan mempersiapkan mental, belajar sungguh-sungguh, do'a, hingga tahajjudpun kita rutinkan, saat kami sudah siap 90% tiba-tiba kami mendapat kabar bahwa semua santri di Pulangkan karena adanya pandemi covid-19.
  Padahal, di sekolah baru saja diumumkan bahwa murid kelas XII wajib mengikuti ujian madrasah karena sekolah lain telah selesai melakukan ujian madrasah tersebut. Hanya sekolah aliyah saja yang tidak di beritahu atau diumumkan bahwa pondok pesantren Tebuireng seluruhnya dipulangkan. Kita hanya mengetahui tersebut dari sekolah lain yang masih se-yayasan Tebuireng. Jadi, kita sebagai murid kelas XII Aliyah yang diberitahu bahwa besok ujian, kita tidak menghiraukan teman dari sekolah lain yang se-yayasan tersebut kalau mereka besok pulang. Jadi, ketika malam hari yang lain pada sibuk dengan persiapan untuk pulang kita yang katanya besok ujian madrasah jadi belajar.
  Pada sekitar pukul sembilan malam kita dapat pengumuman bahwa keesokan hari tidak jadi ujian melainkan pulang bersamaan dengan yang lain jadi yang awalnya kita belajar jadi langsung ikutan bersiap-siap untuk pulang di esok hari tanggal 31 di hari selasa. Hingga saat ini yang saya ingat kita lulus mendadak tanpa perpisahan dan juga tanpa Ujian Nasional yang semestinya ada. Jadi merasa tidak puas karena di tahun-tahun yang lalu di ijazah murid yang lulus tertera nilai ujian nasional, karena tahun ini ada pandemi covid-19 ijazah tahun 2020 kemarin tanpa nilai seperti masakan tanpa garam.