Mohon tunggu...
Fatimah Zahra
Fatimah Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

halo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

From Global Warming to Global Boiling

17 November 2023   01:27 Diperbarui: 17 November 2023   01:58 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

From global warming to global boiling sepertinya tepat untuk menggambarkan bumi akhir-akhir ini sebab tingkat panas yang luar biasa. Tidak hanya Indonesia, negara-negara lain di dunia juga terkena dampak global boiling. Beberapa negara sedang mengalami gelombang panas ekstrem sehingga menimbulkan berbagai masalah. Global mendidih atau global boiling sendiri merupakan kondisi dimana bumi sedang mengalami perubahan iklim yang ekstrim.

Perubahan dalam hal ini adalah bumi menjadi semakin panas bahkan mencapai tahap mendidih. Sekretaris Jenderal PBB Antnio Guterres mengatakan pada konferensi pers bahwa Juli 2023 akan menjadi bulan terpanas yang pernah tercatat. Dan berdasarkan pengamatan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), suhu diperkirakan lebih hangat sekitar 1,5 derajat Celcius dibandingkan rata-rata antara tahun 1850 dan 1900.

Penyebab Global Boiling

1. Efek Rumah Kaca

Menurut indonesia.id, emisi gas rumah kaca pada tahun 2021 diperkirakan mencapai 259,1 juta ton CO2 dan terus meningkat sebesar 29,13% pada tahun 2030. Tiongkok, Uni Eropa, dan Amerika Serikat saat ini menyumbang emisi gas terbesar dalam periode lima tahun. Jika konsumsi makanan menghasilkan limbah dan meninggalkan jejak karbon, maka konsumsi tersebut juga berkontribusi lebih besar terhadap emisi. Namun penyebab utama pemanasan global saat ini adalah banyaknya emisi gas rumah kaca di bumi yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil, termasuk batu bara.

2. El Nino

Terjadinya El Nio dilaporkan oleh WMO (Organisasi Meteorologi Dunia). Peneliti memperkirakan kejadian El Nio terjadi dalam kategori kuat sehingga dampaknya bisa lebih besar. El Nio kali ini terjadi saat perubahan permukaan laut di Samudera Hindia memasuki fase pemanasan. Perubahan ini merupakan fase positif dari fenomena yang disebut Indian Ocean Dipole (IOD). Fenomena suhu permukaan laut (SML) lebih tinggi dari normal terjadi di Samudera Pasifik  tengah hingga timur. El Nio mempunyai dampak yang beragam dalam  skala global. Di beberapa negara di Amerika Latin, seperti Peru, terjadinya El Nio akan mempengaruhi peningkatan curah hujan di wilayah tersebut. Namun di Indonesia, dampak El Nio umumnya berupa kondisi kering dan berkurangnya curah hujan.

Dampak Yang Terjadi

1. Mengeringnya Danau di berbagai wilayah di dunia

Penelitian Ilmiah Lebih dari 50 danau di seluruh dunia mengering akibat panas bumi dan penguapan dari penggunaan air oleh manusia, dengan sebagian besar kehilangan simpanan di waduk akibat sedimentasi. Padahal danau dan waduk mengandung 87% air bumi. Studi yang dikutip Science Daily ini didasarkan pada krisis lingkungan di beberapa waduk terbesar di dunia, seperti mengeringnya Laut Aral antara Kazakhstan dan Uzbekistan.

2. Es di kutub Arktik mencair

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun