Permasalahan Sistemis
Sebagaimana yang diungkapkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifatul Choiri Fauzi, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tak bisa sendirian mengatasi permasalahan ini. Tak bisa juga menyerahkan semua tanggungjawab pada orangtua. Tentu bukan solusi pula melarang anak untuk mengakses gadget dan media sosial karena tugas pendidikan pun hari ini dekat dengan dunia digital.Â
Pemerintah kembali menggandeng berbagai pihak untuk bahu-membahu mengentaskan problematika ini. Tapi, data di lapangan berbicara bahwa upaya ini tidak membuahkan hasil yang signifikan. Malah kejahatan siber yang menyerang anak dan perempuan makin ganas dan mengerikan. Tentu harus dievaluasi kenapa ini terjadi.
Harus disadari bahwa akar permasalahan ini tak lain adalah jauhnya manusia dari Tuhan. Diakui atau tidak, penerapan sekularisme membutakan manusia dari aktivitasnya. Banyak yang tak paham untuk apa mereka hidup. Banyak yang tak sadar hidupnya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Banyak yang tidak mengerti mana yang boleh dilakukan mana yang tidak. Semua hanya fokus pada berlomba mengejar viral, terkenal dan cuan. Tak kenal halal haram.Â
Belum lagi paham liberalisme yang membebaskan berperilaku bagi manusia. Semua dibebaskan berekspresi dan dilindungi payung hukum hak asasi manusia. Rusaklah akhlak manusia.Â
Masyarakat saat ini pun cuek dengan kehidupan sekitar. Sistem ini melahirkan individualisme diantara sesama. Tak peduli asalkan bukan diri yang jadi korban.Â
Negara pun menetapkan sanksi yang lemah untuk kejahatan siber. Apalagi kejahatan basis siber pada perempuan dan anak belum ada aturan spesifiknya. Jika membahas soal "konten melanggar kesusilaan" yang ada pada Pasal 27 dan Pasal 28 UU ITE, penegakan hukumnya sering kali menimbulkan multitafsir. Ditambah dengan drama para penegak hukum yang tunduk pada mereka yang beruang. Sungguh bahaya bertubi yang diwariskan pada generasi mendatang.
Islam Menyolusi
Islam bukan hanya mengurusi sholat, puasa, zakat dan haji. Islam adalah dien yang sempurna. Islam adalah way of life dan solusi problematika kehidupan. Seluruh persoalan manusia, mulai dari masalah politik, ekonomi, pergaulan, pendidikan, hukum, hankam, dan lainnya diatur dalam Islam.Â
Dalam Islam, semua aspek kehidupan dilandasi oleh akidah, keimanan pada Allah swt. Maka, mindset taat pada Allah, melakukan semua perintah Allah dan menjauhi larangan Allah ada dalam setiap rakyat. Lahirlah manusia yang wara', berhati-hati dalam beraktivitas, baik sembunyi atau terang-terangan.Â
Keimanan ini dipupuk sejak kecil oleh keluarga, diperdalam dan dikuatkan di bangku sekolah lewat kurikulum pendidikan. Media pun ikut menyebarkan konten kebaikan dan yang menambah keimanan. Konten yang penuh dengan kesian, bahkan maksiat akan dibanned oleh negara dalam rangka penjagaan iman rakyat.