Mohon tunggu...
Fatikhah Romadhonaaa
Fatikhah Romadhonaaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Mercu Buana

Akuntansi 43222010108 Bpk Apollo. Prof. Dr, M. Si. Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Cincin Gyges, dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

14 Desember 2023   21:33 Diperbarui: 15 Desember 2023   07:18 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Ring of Gyges terkait dengan fenomena kriminal korupsi di Indonesia, karena merupakan sebuah konsep yang mewakili kekuasaan yang tidak terlihat dan disalahgunakan (transparan). Saat Gyges memakai cincin itu, dia menjadi tidak terlihat. Dapat dilihat dari para koruptor di Indonesia bisa dengan mudah melakukan tindakan korupsi tanpa harus mendapatkan hukuman yang adil. Faktor penyebab seseorang melakukan korupsi jika ditinjau dari cerita cincin gyges karena adanya keserakahan (greed), peluang (opportunity), kebutuhan (needs).  Hal ini mencerminkan tantangan dalam pemantauan dan pencegahan korupsi di indonesia.

WHY?

Mengapa harus bermoral berdasarkan cerita cincin gyges?

Fatikhah.R
Fatikhah.R

1.   Mengenai keadilan

Dalam Buku II Republik Plato, lawan bicara utama Socrates, Glaucon, mengangkat tantangan yang jelas dan kuat terhadap keadilan dan moralitas secara umum. Socrates mengatakan bahwa keadilan itu sendiri adalah suatu kebaikan, dan keadilan juga baik untuk mencapai hal-hal baik lainnya, seperti keamanan pribadi dan kemakmuran. Mendiskusikannya bersama guru plato, dan saudara laki-lakinya glaucon tentang keadilan diikuti dengan percakapan etika secara umum. 


Glaucon cenderung setuju melalui percakapan ini, tetapi ingin Socrates membuktikannya. Dengan kata lain, Glaucon berperan sebagai pembela iblis. Socrates, yang dikenal malas untuk mendengarkan atau diajak diskusi, kali ini ia setuju untuk mendengarkan pendapat Glaucon. Glaucon, berbeda dengan pandangan Socrates, menguraikan filosofi keadilan yang oleh para filsuf masa kini disebut "kontraktualisme." 

Dari sudut pandang ini, yang ideal adalah bisa berbuat curang tanpa ketahuan atau dihukum, dan tanpa rasa takut orang lain akan melakukan hal yang sama kepada diri anda. Namun masalahnya adalah tanpa aturan untuk memberantas ketidakadilan, tidak ada seorang pun yang bisa melindungi dirinya dari kesalahan orang lain. 

Itulah mengapa semua orang berkepentingan untuk memiliki aturan yang adil. Namun bukan berarti  keadilan itu baik, hanya saja keadilan membantu kita melindungi apa yang benar-benar kita hargai.  Socrates, menyebutkan tiga alasan mengapa hidup yang adil  lebih baik daripada hidup yang tidak adil, yaitu:

Orang yang adil adalah orang yang bijaksana dan baik, dan orang yang tidak adil adalah orang yang bodoh dan tidak baik

Ketidakadilan menyebabkan kebingungan dalam pikiran orang dan menghalangi perilaku yang baik atau positif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun