Mohon tunggu...
Money

Peran E-Banking terhadap Generasi Milenial

16 Mei 2019   09:13 Diperbarui: 16 Mei 2019   09:48 1401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

BAB  I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Dengan berkembangnya dunia teknologi informasi saat ini, telah tercipta jenis-jenis dan peluang bisnis yang baru. Dimana transaksi bisnis banyak dilakukan secara elektronik dan dapat diakses oleh semua golongan usia, terlebih kalangan muda yang tampaknya tidak bisa terlepas dari gadget mereka dan kita mengenalnya dengan sebutan anak-anak/generasi milenial. Anak-anak/generasi millennial ini sangat up-date dengan perkembangan teknologi dan menginginkan segala sesuatu yang praktis (dapat dioperasikan lewat gadget), cepat, di segala tempat dan disetiap waktu tanpa harus secara khusus membuang energi untuk pergi ke bank dan bersedia antri, hanya untuk sekedar transfer, membeli pulsa, mengisi e-money ataupun untuk membayar uang sekolah dan lain sebagainya.

Sebagai solusi atas kebutuhan generasi millennial tersebut, perbankan menyediakan fasilitas e-banking (elektronik banking) yang dapat dengan mudah diaplikasikan. Dengan cukup mendownload aplikasi mobil banking baik melalui android (play store) maupun i-phone (app store) di handphone kita, maka dengan begitu kita sudah bisa melakukan transaksi perbankan yang kita inginkan seperti pembelian pulsa, belanja online, transfer ke antar rekening bank maupun ke bank lain di dalam negeri dan lain-lain. Guna memenuhi tuntutan yang lebih luas maka perbankan mengembangkan produk E-banking kedalam 2 jenis yaitu, e-banking berbasis konvensional dan e-channel. E-banking berbasis e-channel meliputi: Automatic Teller Machine (ATM), Electronic Data Capture (EDC)/Point Of Sales (POS), Internet Banking, SMS Banking, Mobile Banking dan Electronic Commerce (e-Commerce). ATM non Tunai dan CDM (Cash Deposit Machine) dapat digunakan untuk menyetor uang melalui mesin ATM dan e-banking berbasis personal chennel atau perangkat piranti bertransaksi yang dimiliki individu. Seperti internet banking dan mobile banking.

1.2    Perumusan Masalah

 Apa itu e-banking?

 Apakah e-banking sudah sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat saat ini?

 Bagaimana teknologi informasi bisa menjadi solusi terhadap kebutuhan generasi millennial untuk mengenal dan melakukan transaksi perbankan kapan saja?

1.3    Pembatasan Masalah

Agar sasaran pembahasan atas rumusan masalah tercapai, maka perlu adanya pembatasan objek/masalah yaitu peranan e-banking khususnya mobile banking untuk generasi millennial.

1.4    Tujuan Penelitian

 Mengenal lebih dekat siapakah yang dimaksud sebagai generasi millennial.

 Agar generasi millennial tidak buta dan lebih mengenal perkembangan transaksi perbankan dan up to date.

 Mempermudah dalam menjalankan transaksi keuangan melalui gadget.

 Aman dan nyaman bagi generasi millennial dalam menjalankan transaksi perbankan secara praktis, cepat, kapan saja dan dimana saja.

1.5    Teknik Pengumpulan Data

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menggunakan study pustaka beberapa sumber data melalui media buku, internet, brosur dan angket.

                                                              

BAB  II

PEMBAHASAN

2.1    Landasan Teori

2.1.1        Electronic Banking (e-Banking)

Perkembangan pesat Teknologi Informasi (TI) dan globalisasi mendukung Bank untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah secara aman, nyaman, dan efektif, diantaranya melalui media elektronik atau dikenal dengan Electronic Banking (e-banking).

E-banking merupakan layanan yang memungkinkan nasabah Bank untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan melalui media elektronik seperti Automatic Teller Machine (ATM), Electronic Data Capture (EDC)/Point Of Sales (POS), internet banking, SMS banking, mobile banking dan e-commerce.

E-Banking memberikan banyak manfaat baik bagi nasabah, bank, dan otoritas. Bagi nasabah, e-banking memberikan kemudahan bertransaksi dalam hal waktu, tempat, dan biaya. Nasabah tidak perlu mendatangi kantor bank untuk memperoleh informasi atau melakukan transaksi perbankan. Bahkan untuk beberapa produk e-banking nasabah dapat bertransaksi selama 24 jam dengan menggunakan laptop atau perangkat mobile seperti telepon seluler yang dapat dibawa kemana saja selama terhubung dengan jaringan internet dan/atau SMS.

Bagi bank, e-banking meningkatkan pendapatan berbasis komisi (fee based income) dan mengurangi biaya operasional apabila dibandingkan dengan pelayanan transaksi melalui kantor cabang yang relatif besar untuk membayar karyawan, sewa gedung, pengamanan, listrik, dan lainnya.

Bagi otoritas, perkembangan teknologi e-banking mendorong mewujudkan masyarakat less cash society. Less cash society adalah gaya hidup dengan menggunakan media transaksi atau uang elektronik dalam bertransaksi sehingga tidak perlu membawa uang fisik. Less cash society selain dapat meningkatkan sistem pembayaran yang cepat, aman, dan efisien, untuk mempercepat perputaran aktivitas ekonomi dan stabilitas sistem keuangan, juga dapat mencegah tindak pidana kriminal maupun tindak pidana pencucian uang.

2.1.1.1  Beberapa produk yang termasuk dalam layanan e-banking:

       *         Automated Teller Machine (ATM)

ATM atau yang lebih dikenal dengan nama Anjungan Tunai Mandiri merupakan suatu terminal/mesin komputer yang terhubung dengan jaringan komunikasi bank, yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi keuangan secara mandiri tanpa bantuan dari teller ataupun petugas bank lainnya.

Sesuai dengan perkembangan teknologi, saat ini bank juga telah menyediakan 3 tipe mesin ATM lainnya, yaitu: mesin ATM yang hanya melayani transaksi non tunai, mesin ATM yang melayani transaksi penyetoran uang tunai Cash Deposit Machine atau CDM, dan mesin ATM yang dapat melayani semua transaksi yang telah disebutkan di atas.

Selain di kantor bank, saat ini nasabah dapat dengan mudah menemukan mesin ATM di berbagai tempat, seperti restoran, pusat perbelanjaan, bandar udara, pasar, dan lokasi-lokasi strategis lainnya.

  • *         Electronic Data Capture (EDC)

EDC merupakan suatu perangkat/terminal yang dapat digunakan untuk bertransaksi menggunakan kartu debit/kredit/prabayar di merchant atau toko. Terminal tersebut terhubung ke jaringan komputer bank. EDC terdiri dari alat pembaca informasi pada pita magnetis kartu (card's magnetic stripe) atau chip, tombol menu dan angka untuk memasukkan jenis transaksi, nilai transaksi, dan PIN, layar untuk melihat jenis dan nilai transaksi, dan printer untuk mencetak bukti transaksi.

  • *         Internet Banking

Internet banking adalah layanan untuk melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet. Merupakan kegiatan perbankan yang memanfaatkan teknologi internet sebagai media untuk melakukan transaksi dan mendapatkan informasi lainnya melalui website milik bank. Kegiatan ini menggunakan jaringan internet sebagai perantara atau penghubung antara nasabah dengan bank tanpa harus mendatangi kantor bank. Nasabah dapat menggunakan perangkat komputer desktop, laptop, tablet, atau smartphone yang terhubung ke jaringan internet sebagai penghubung antara perangkat nasabah dengan sistem bank.

  • *         SMS Banking

SMS banking adalah layanan perbankan yang dapat diakses langsung melalui telepon selular/handphone dengan menggunakan media SMS (Short Message Service).

  • *         Mobile Banking

Mobile banking merupakan layanan yang memungkinkan nasabah bank melakukan transaksi perbankan melalui ponsel atau smartphone. Layanan mobile banking dapat digunakan dengan menggunakan menu yang sudah tersedia pada SIM (Subscriber Identity Module) Card, USSD (Unstructured Suplementary Service Data), atau melalui aplikasi yang dapat diunduh dan diinstal oleh nasabah. Mobile banking menawarkan kemudahan jika dibandingkan dengan SMS banking karena nasabah tidak perlu mengingat format pesan SMS yang akan dikirimkan ke bank dan juga nomor tujuan SMS banking.)

ATM atau yang lebih dikenal dengan nama Anjungan Tunai Mandiri merupakan suatu terminal/mesin komputer yang terhubung dengan jaringan komunikasi bank, yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi keuangan secara mandiri tanpa bantuan dari teller ataupun petugas bank lainnya.

Sesuai dengan perkembangan teknologi, saat ini bank juga telah menyediakan 3 tipe mesin ATM lainnya, yaitu: mesin ATM yang hanya melayani transaksi non tunai, mesin ATM yang melayani transaksi penyetoran uang tunai Cash Deposit Machine atau CDM, dan mesin ATM yang dapat melayani semua transaksi yang telah disebutkan di atas.

Selain di kantor bank, saat ini nasabah dapat dengan mudah menemukan mesin ATM di berbagai tempat, seperti restoran, pusat perbelanjaan, bandar udara, pasar, dan lokasi-lokasi strategis lainnya.

Mobile banking merupakan layanan yang memungkinkan nasabah bank melakukan transaksi perbankan melalui ponsel atau smartphone. Layanan mobile banking dapat digunakan dengan menggunakan menu yang sudah tersedia pada SIM (Subscriber Identity Module) Card, USSD (Unstructured Suplementary Service Data), atau melalui aplikasi yang dapat diunduh dan diinstal oleh nasabah. Mobile banking menawarkan kemudahan jika dibandingkan dengan SMS banking karena nasabah tidak perlu mengingat format pesan SMS yang akan dikirimkan ke bank dan juga nomor tujuan SMS banking.

 Fitur

Fitur-fitur layanan mobile banking antara lain layanan informasi (saldo, mutasi rekening, tagihan kartu kredit, suku bunga, dan lokasi cabang/ATM terdekat); dan layanan transaksi, seperti transfer, pembayaran tagihan (listrik, air, pajak, kartu kredit, asuransi, internet), pembelian (pulsa, tiket), dan berbagai fitur lainnya.

 Cara Kerja

Untuk menggunakan mobile banking, nasabah harus mendaftarkan diri terlebih dahulu ke bank untuk mendapatkan password. Nasabah dapat memanfaatkan layanan mobile banking dengan cara mengakses menu yang telah tersedia pada SIM Card atau aplikasi yang terinstal di ponsel. Apabila nasabah menggunakan mobile banking melalui menu yang telah tersedia pada SIM Card, nasabah dapat memilih menu sesuai kebutuhan kemudian nasabah akan diminta untuk menginputkan PIN SMS Banking saat menjalankan transaksi. Sedangkan apabila nasabah menggunakan mobile banking melalui aplikasi yang terinstal di ponsel, nasabah harus mengunduh dan menginstal aplikasi pada telepon seluler terlebih dahulu. Pada saat membuka aplikasi tersebut, nasabah harus memasukkan password untuk login, kemudian nasabah dapat memilih menu transaksi yang tersedia dan diminta memasukkan PIN saat menjalankan transaksi.

Electronic banking menawarkan berbagai kemudahan bagi nasabah, namun di sisi lain memiliki risiko yang harus diwaspadai (lihat tabel 4).


  •  Jika pelaku telah mengetahui PIN SMS banking nasabah, maka dapat digunakan untuk membobol rekening nasabah di bank


  • o   Senantiasa memperhatikan notifikasi e-mail dari bank.

  • 2.1.1.3    Regulasi oleh Otoritas

  • 2.1.1.4    Perkembangan Aktivitas E-banking Beberapa Bank di Indonesia

Penggunaan e-banking di Indonesia, baik dari jumlah nasabah pengguna transaksional, jumlah frekuensi e-banking dari tahun 2012 s/d 2014 secara umum meningkat. Peningkatan ini terjadi pada beberapa produk, misalnya internet banking, mobile banking, SMS banking, dan phone banking. (lihat tabel 1)

2.1.2        Mengenal Generasi Millennial

Istilah generasi millennial memang sedang akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Millennial generation atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini. 

Namun, para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan akhir. Penggolongan generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada 1980 - 1990, atau pada awal 2000, dan seterusnya. Awal 2016 Ericsson mengeluarkan 10 Tren Consumer Lab untuk memprediksi beragam keinginan konsumen. 

Laporan Ericsson lahir berdasarkan wawancara kepada 4.000 responden yang tersebar di 24 negara dunia. Dari 10 tren tersebut beberapa di antaranya, adalah adanya perhatian khusus terhadap  perilaku generasi millennial. 

Dalam laporan tersebut Ericsson mencatat, produk teknologi akan mengikuti gaya hidup masyarakat millennial. Sebab, pergeseran perilaku turut berubah beriringan dengan teknologi. "Produk teknologi baru akan muncul sebagai akomodasi perubahan teknologi," ujar Presiden Director Ericsson Indonesia Thomas Jul. Sepanjang tahun ini, beberapa prediksi yang disampaikan Ericsson berhasil terbukti. Salah satunya, perilaku Streaming Native yang kini kian populer. Jumlah remaja yang mengonsumsi layanan streaming video kian tak terbendung.

Ericsson mencatat, hingga 2011 silam hanya ada sekitar tujuh persen remaja berusia 16 - 19 tahun yang menonton video melalui Youtube. Rata-rata mereka menghabiskan waktu di depan layar perangkat mobile sekitar tiga jam sehari. Angka tersebut melambung empat tahun kemudian menjadi 20 persen. Waktu yang dialokasikan untuk menonton streaming juga meningkat tiga kali lipat. Fakta tersebut membuktikan, perilaku generasi millennial sudah tak bisa dilepaskan dari menonton video secara daring. Teknologi juga membuat para generasi internet tersebut mengandalkan media sosial sebagai tempat mendapatkan informasi. Saat ini, media sosial telah menjadi platform pelaporan dan sumber berita utama bagi masyarakat. Tren tersebut sudah terbukti disepanjang 2016 melalui beberapa peristiwa penting, seperti aksi teror bom. Masyarakat benar-benar mengandalkan media sosial untuk mendapatkan informasi terkini dari sebuah peristiwa. 

The Nielsen Global Survey of E-commerce juga melakukan penelitian terhadap pergeseran perilaku belanja para generasi internet. Penelitian dilakukan berdasar penetrasi internet di beberapa negara. Nielsen melakukan riset terhadap 30 ribu responden yang memiliki akses internet memadai.

Responden tersebut berasal dari 60 negara di Asia Pasifik, Eropa, Amerika Latin dan Utara, serta Timur Tengah. Studi tersebut menggambarkan perilaku generasi akrab internet ini memilih jalur daring untuk meneliti dan membeli beragam produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Nielsen mencatat, pertumbuhan penetrasi perangkat mobile di kota-kota besar Indonesia mencapai 88 persen. 

Kepemilikan perangkat mobile menjadi salah satu faktor paling signifikan terhadap perilaku belanja daring. Berdasarkan riset Nielsen tersebut, Indonesia memiliki peringkat teratas secara global dalam hal penggunaan ponsel pintar untuk belanja daring. Sebanyak 61 persen konsumen memilih berbelanja menggunakan ponsel pintar, dan 38 persen lainnya memilih tablet atau perangkat mobile lain. Sementara, 58 persen konsumen lebih memilih menggunakan komputer. 

Ciri Dasar Generasi Millennial

*         Gaya hidup konsumtif

Generasi millennial pada umumnya lebih melek teknologi dan cenderung memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Millennial juga erat kaitannya dengan personal branding, cara untuk membentuk image sedemikian rupa dengan tujuan meningkatkan status sosial yang begitu penting bagi mereka. Hal ini yang membuatnya melakukan berbagai cara agar berhasil menaikkan level mereka secara sosial, salah satu yang bisa dilakukan dan merupakan karakteristik yang paling kentara adalah gaya hidup yang lebih konsumtif.

*         Gampang bosan pada barang yang dibeli

Millennials memang punya jurus kalap dan gercep alias gerak cepat kalau sedang keluar produk baru. Dengan mudahnya mengakses internet, tinggal pencet, dan dapatlah akhirnya barang yang diidam-idamkan. Di balik itu, ternyata kaum millennial mudah bosan dengan barang yang mereka miliki lho! Makannya gak heran, barang-barang mereka biasanya berakhir di situs jual beli online.

*         'No Gadget No Life'

Gak perduli tua atau muda, rasanya gadget saat ini menjadi separuh jiwa mereka. Memang, kemudahan-kemudahan yang ditawarkan, ditambah dengan akses internet tak terbatas membuat para milenial betah berselancar dengan gadgetnya. Bukan itu saja, dalam pendidikan dan dunia kerja saat ini pun rasanya tak lengkap jika tak memanfaatkan kecanggihan teknologi. Nggak heran, kalau masyarakat khususnya kaum millennium nggak bisa melepas gadget dari genggaman.

*         Hobi melakukan pembayaran non-cash

Kecanggihan teknologi gak cuma ada pada ponsel pintar atau gadget lainnya. Bahkan saat ini pun dalam melakukan transaksi juga makin modern. Berkembangnya model non-tunai dalam bertransaksi ternyata nggak disia-siakan oleh kaum penggandrung ke-instan-an. Bahkan, kabarnya lebih dari separuh generasi millennial lebih suka bertransaksi non-cash.

*         Suka dengan yang serba cepat dan instan

Perkembangan teknologi telah mempengaruhi para millennial untuk mendapatkan hal yang diingin tanpa menunggu lama. Selain itu, mobilitas yang padat semakin membuat mereka memilih yang serba instan dan tak merepotkan. Keadaan ini bisa menjadi peluang yang menguntungkan, misalnya saja berbisnis jasa titip barang.

*         Jago multitasking

Millennials ternyata sangat jago kalau disuruh melakukan beberapa tugas bersamaan. Mobilitas serta aktivitas yang tinggi membuat mereka terbiasa melakukan banyak hal dengan cepat. Ngaku deh, siapa yang gak pernah makan sambil bales chat temen?

*         Kritis terhadap fenomena sosial

Generasi muda menghabiskan banyak waktu untuk berselancar di dunia maya dengan perangkat pintarnya. Dari situlah mereka dihujani banyak informasi di seluruh dunia. Tak heran kalau millennials sekarang lebih aktif untuk beropini di media sosial mengenai berita yang sedang hangat dibicarakan.

2.2         Analisis / Interpretasi Opini

Keberadaan mobile banking dalam kehidupan millennial tentu bukanlah suatu hal yang asing baik ditinjau dari aspek geografi maupun demografi. Dan keberadaannya sudah menjadi bagian dari gaya hidup sang pemilik telepon seluler, misalnya sebagai media untuk melakukan transaksi perbankan melalui mobile banking.

Dengan Mobile Banking  memungkinkan nasabah mengakses bank serta melakukan transaksi perbankan kapanpun waktunya dan dimanapun tempatnya dengan mengunakan perangkat pnsel atau smartphone melalui menu yang sudah tersedia pada SIM (Subscriber Identity Module) Card, USSD (Unstructured Suplementary Service Data), atau melalui aplikasi yang dapat diunduh dan diinstal oleh nasabah.

2.2.1    Terdapat beberapa pilihan untuk dapat melakukan transaksi melalui Mobile Banking,  diantaranya adalah :

*         Layanan informasi (saldo, mutasi rekening, tagihan kartu kredit, suku bunga, dan lokasi cabang/ATM terdekat);

*         Layanan transaksi, seperti transfer, pembayaran tagihan (listrik, air, pajak, kartu kredit, asuransi, internet),

*         Pembelian dan pembayaran (pulsa, tiket, belanja dll.)

2.2.2    Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh para pengguna layanan Mobile Banking, yaitu :

*         Transaksi dapat dilakukan setiap waktu di setiap tempat selama perangkat telepon seluler nasabah terkoneksi dengan jaringan operator telepon seluler bertalian.

*         Tidak perlu antri di kantor Bank ataupun ke ATM (Automated Teller Machine) untuk melakukan transaksi perbankan non-tunai, sehingga sangat menghemat waktu, biaya dan tenaga.

*         Praktis dan terhindari dari risiko kehilangan harta benda maupun nyawa karena membawa uang tunai untuk keperluan transaksi pembayaran dalam jumlah besar.

*         Tarif yang relatif terjangkau dan relatif mudah penggunaannya.

2.2.3    Keberadaan Mobile Banking sangat sesuai dengan kebutuhan kaum millennial dan mampu menjawab tantangan perkembangan teknologi yang diharapkan, antara lain:

*         Kebutuhan gaya hidup, sebagai personal branding dan meningkatkan status sosial.

*         Memenuhi kebutuhan dalam bertransaksi non-cash yang berkembang dengan pesat saat ini.

*         Perkembangan teknologi membawa para millennial dapat memenuhi kebutuhannya secara instan yang dipengaruhi oleh mobilitas yang tinggi dan tidak merepotkan, sekaligus dapat menjadi peluang dalam melakukan bisnis.

2.3         Ilustrasi, Tabel, Gambar

Tabel 1, Jumlah Pengguna e-Banking Posisi 31 Desember 2014

Kartu Debit/ATM

82,006,699

Kartu Kredit

5,771,002

Kartu e-Money

9,788,145

Pengguna e-Money Berbasis Server

44,691

Pengguna Internet Banking

8,507,458

Pengguna Mobile Banking

14,738,817

 Tabel 2, Perkembangan Nilai Transaksi e-banking di Beberapa Bank di Indonesia

Jenis Delivery Chanel

Nilai Transaksi (dalam Milyar Rupiah)

2012

2013

2014

Perkembangan 2012-2013

Perkembangan 2013-2014

ATM

3,141,654

3,830,457

4,392,238

21.92%

14.67%

EDC

266,242

337,698

406,401

26.84%

20.34%

Internet banking

669,607

860,546

1,062,820

28.52%

23.51%

SMS /Mobile

Banking

343,441

437,853

544,371

27.49%

24.33%

Total Frekuensi

Transaksi

4,433,494

5,481,892

6,427,075

23.65%

17.24%

Tabel 3, Perkembangan Frekuensi Transaksi e-banking di Beberapa Bank di Indonesia

Jenis Delivery Chanel

Frekuensi (dalam ribuan transaksi)

2012

2013

2014

Perkembangan 2012-2013

Perkembangan 2013-2014

ATM

2,933,468

3,609,207

4,179,632

23.04%

15.80%

EDC

366,351

446,149

542,401

21.78%

21.57%

Internet banking

235,958

311,880

437,799

32.18%

40.37%

SMS /Mobile

Banking

224,877

325,550

473,197

44.77%

45.35%

Total Frekuensi

Transaksi

3,786,545

4,727,383

5,677,268

24,84%

20.09%

Tabel 4, Penyalahgunaan e-banking pada Industri Perbankan

Delivery Channel

Media

Modus

ATM

Kartu, PIN,

Mesin ATM.

- Skimming (menggunakan skimmer)

- Card Trapping

- Card And PIN Sharing

- Social Engineering

- Call Center palsu

- Pencurian Data Kartu

EDC

Kartu, PIN, EDC,

Card Reader.

- Skimming (menggunakan skimmer)

- Card Intercept

- Penggunaan Card Reader Ilegal

- Pencurian Kartu/Data kartu

- Gesek Tunai

Internet Banking

User ID, Password,

Token, Akun

Medsos.

- Phishing,

- Man/Malware In The Browser (MIB)/Sinkronisasi Token

- Typosite

- Keylogger

SMS Banking

PIN, Nomor Ponsel.

- Pencurian Ponsel,

- Pembajakan Nomor Ponsel,

- Ponsel digunakan oleh orang lain

Mobile Banking

PIN, Nomor Ponsel.

- Pencurian Ponsel

- Pembajakan Nomor Ponsel

- Clonning Nomor Ponsel

Gambar 1, Perangkat e-Banking

Gambar 1, Perangkat Mobile Banking

BAB  III

PENUTUP

3.1         Simpulan

Mobile banking menghadirkankan pelayanan perbankan dalam genggaman tangan para nasabah terutama nasabah berkarakter high tech. Kehadirannya juga semakin memampukan Bank dan pengguna dalam menjalankan bisnis di era e-payment dan menangkap berbagai peluang yang ada di bidang  bisnis e-commerce.

3.2         Saran

3.2.1        Mobile Banking memiliki potensi untuk terus dikembangkan menjadi suatu kekuatan berbisnis yang sangat besar, apabila dikolaborasi dengan outlet layanan bisnis yang ada di seluruh nusantara, terutama non perbankan yang memiliki jangkauan pelayanan tak terbatas hingga pelosok daerah. Mobile Banking juga dapat menjadi suatu kekuatan raksasa dan dapat  menghadirkan mesin tarik uang ataupun mesin bayar bagi nasabahnya, sehingga dapat membuka peluang bagi perbankan untuk memperluas base customer-nya di seluruh negeri.

3.2.2        Bagi kaum millennial, Mobile Bangking dapat menjadi peluang dalam membuka dan mengenalkan produk serta mengembangkan bisnis yang ditekuninya secara luas tanpa batas dengan biaya yang sangat efisien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
  21. 21
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun