Mohon tunggu...
Fatih al Akbar
Fatih al Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa semester 2 Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ucapan Adalan Cermin Hati: Bahaya Lidah yang Sering Diabaikan

3 Juni 2025   09:31 Diperbarui: 3 Juni 2025   09:31 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang sedang ghibah (Sumber:Madaninwes.id)

Lidah adalah salah satu anugerah besar yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Melalui lidah, manusia dapat berbicara, berkomunikasi, menyampaikan kebaikan, mengekspresikan perasaan, serta berdzikir dan membaca Al-Qur'an. Namun, lidah juga bisa menjadi sumber dosa besar apabila tidak dijaga dengan baik. Dalam Islam, menjaga lisan merupakan bagian penting dari ajaran moral dan akhlak, karena setiap ucapan yang keluar dari mulut manusia akan dicatat oleh malaikat dan akan dimintai pertanggungjawaban di hari akhir.


Sebagai anugerah, lidah memiliki banyak fungsi mulia. Lidah bisa digunakan untuk berdzikir, berdoa, menyampaikan ilmu, dan menyatakan rasa syukur kepada Allah. Namun, di sisi lain, lidah juga merupakan ujian bagi manusia. Penyalahgunaan lidah dapat menimbulkan berbagai dosa seperti ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), berbohong, menyebarkan fitnah, berkata kasar, serta mengucapkan kata-kata yang menunjukkan riya' dan ujub. Karena itulah, Islam sangat menekankan pentingnya menjaga lisan sebagai bentuk tanggung jawab moral dan spiritual.

Tujuan utama dari pembahasan tentang bahaya lidah adalah untuk menumbuhkan kesadaran akan dampak ucapan terhadap diri sendiri dan orang lain. Selain itu, pembahasan ini juga mendorong setiap Muslim untuk lebih berhati-hati dalam berbicara serta mengenali bentuk-bentuk ucapan yang dilarang dalam Islam seperti berdusta, menggunjing, dan adu domba. Menjaga lisan bukan hanya menghindarkan diri dari dosa besar, tetapi juga mencerminkan akhlak mulia dan menjaga kebersihan hati dan pikiran.

Dalil-dalil dalam Al-Qur'an dan hadis menguatkan pentingnya menjaga lisan. Dalam QS. Qaf ayat 18 dijelaskan bahwa tidak ada satu kata pun yang diucapkan manusia kecuali dicatat oleh malaikat yang selalu mengawasi. Rasulullah SAW pun bersabda dalam hadis riwayat Bukhari bahwa siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berkata yang baik atau diam. Ini menunjukkan bahwa ucapan harus benar-benar dijaga agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

Bahaya lisan yang paling sering terjadi adalah ghibah, yaitu membicarakan aib seseorang tanpa sepengetahuannya. Ghibah dapat merusak hubungan sosial, menimbulkan konflik, mengurangi solidaritas, dan menyebabkan fitnah. Dalam pandangan akhirat, ghibah termasuk dosa besar yang dapat menghapus pahala dan menyebabkan kehinaan di sisi Allah SWT. Selain itu, ada pula namimah, yaitu perbuatan adu domba dengan menyampaikan sesuatu yang menimbulkan permusuhan antara sesama. Namimah seringkali dilakukan dengan menceritakan rahasia atau keburukan orang lain kepada pihak lain, yang kemudian menimbulkan konflik.

Untuk menghindari bahaya lidah, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, antara lain: berpikir sebelum berbicara, mengontrol emosi, menggunakan kata-kata yang baik, mendengarkan dengan seksama, menghindari gosip dan fitnah, serta berbicara secara jujur dan terbuka. Dengan membiasakan diri menjaga ucapan, seseorang tidak hanya dapat menjaga hubungan sosial yang harmonis, tetapi juga menunaikan kewajiban sebagai seorang Muslim yang berakhlak mulia.

Sebagai kesimpulan, lidah adalah nikmat besar sekaligus ujian berat bagi manusia. Islam mengajarkan agar setiap Muslim senantiasa menjaga lisannya karena ucapan mencerminkan keimanan dan akhlak seseorang. Dengan berkata baik atau diam, seorang Muslim telah menjalankan salah satu bentuk ibadah yang tidak hanya berdampak baik bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun