Mohon tunggu...
Fathor Rahman
Fathor Rahman Mohon Tunggu... Guru - Fata

Cukup Cinta Untuk Tidak Menyakiti, Cukup Sakit Untuk Tidak Mencintai

Selanjutnya

Tutup

Diary

Belum Menemukan yang Baru

6 Juli 2022   12:49 Diperbarui: 6 Juli 2022   12:52 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sejak kepergiannya, Aisyah, pada Bulan Februari 2022 yang lalu, saya masih merenung seorang diri diiringi rasa nan pilu. Betapa tidak saya pikirkannya setelah saya perjuangkan hingga harus mudik dari perantauan, Kaltim-Jatim. Namun akhirnya berujung kehampaan tanpa ada pertemuan dan percakapan setelah saya mendengar dia sudah milik orang. 

Nada-nada trauma dalam nadi masih menghantuinya, mengingatmu bah aroma keminyan di persimpangan jalan buntu. Semerbak namamu membuat tubuh rapuh akibat gusuran janji yang kau dustai. 

Hari sudah tiba, dimana saya harus mengubur kenangan dengan ikhlas, agar aroma janji manis yang pernah kita harapkan cukup saja jadi perbincangan yang tak akan kita pegang. 

Sejak kita tak bertatap muka, sejak itu pula kita seperti orang asing yang entah hendak kemana mau melangkahkan harapan karena pupusnya tujuan. 

Dimanakah aroma akan berlabuh selanjutnya ....

Bengalon, 5/6/2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun