“Tidak mungkin Uti. Itu bukan Emak. Itu bukan Emak,’
Aku masih belum percaya semua yang dikatakan Uti. Aku meronta-ronta dan tiba-tiba saja tubuhku lemas. Seketika itu juga aku tak sadarkan diri.
Rupanya cukup lama aku tak sadarkan diri. Saat siuman sayup-sayup kudengar lantunan ayat-ayat suci di rumah Eyang. Di dekatku ada bu lurah. Melihatku sadar ia langsung memelukku.
“Sabar ya, nak,”
“Emak bohong lagi,” kataku sambil terisak sementara bu Lurah terus mengusap-usap rambutku.
Karanggede, 29 Juli 2011
Fathoni Arief
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!