Mohon tunggu...
FATHIMAH AZZAHROH
FATHIMAH AZZAHROH Mohon Tunggu... Mahasiswi Ekonomi Pembangunan, Universitas Negeri Semarang

Saya merupakan mahasiswa yang gemar mengeksplorasi hal-hal baru dan memiliki kepedulian terhadap isu-isu sosial di sekitar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Paket Stimulus 2025: Bantalan Ekonomi yang Belum Sepenuhnya Inklusif

9 Juni 2025   19:30 Diperbarui: 9 Juni 2025   18:59 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG


Dari sisi inklusivitas, stimulus ini masih lebih banyak mendominasi ke kelompok masyarakat bawah atau rentan, sementara masyarakat kelas menengah, termasuk menengah ke atas, belum sepenuhnya dijangkau secara optimal.


Sebenarnya kelompok menengah dapat dikatakan menjadi tulang punggung konsumsi domestik dan banyak yang terdampak terhadap tekanan ekonomi seperti PHK atau penurunan pendapatan di sektor industri dan jasa. Oleh karena itu, stimulus ini belum cukup menyentuh kebutuhan mereka secara langsung.


Masyarakat dari kelompok menengah ke atas tidak termasuk dalam target utama bantuan sosial dan subsidi upah pemerintah. Program bantuan sosial dan subsidi upah lebih fokus kepada pekerja yang berpenghasilan kurang dari Rp 3,5 juta dan kelompok rentan, sehingga kelas menengah ke atas hanya merasakan dampak yang terbatas.


Masyarakat kelompok menengah ke atas hanya merasakan diskon transportasi dan tarif tol. Diskon tiket kereta api, kapal laut, dan PPN pesawat kelas ekonomi, serta potongan tarif tol sebesar 20%, diharapkan dapat mendorong mobilitas dan konsumsi masyarakat luas, termasuk kelas menengah ke atas yang aktif bepergian dan berwisata.


Hal ini juga memungkinkan sektor pariwisata dan jasa pendukung mengalami dorongan peningkatan karena menjadi bagian penting dari gaya hidup masyarakat kelompok menengah ke atas ini.


Namun demikian stimulus ini lebih condong kepada konsumsi dan kurang mempengaruhi hal-hal yang produktif atau investasi yang umumnya menjadi fokus pengeluaran kelompok menengah ke atas. Mereka pada dasarnya memerlukan dorongan untuk menciptakan lapangan kerja baru, peluang bisnis, dan investasi yang berkelanjutan agar bisa memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pemulihan ekonomi Indonesia.


Tidak hanya itu, pemberdayaan UMKM juga menjadi kunci supaya para pelaku usaha dari kalangan kelas menengah dapat memanfaatkan kesempatan untuk meningkatkan konsumsi dan mobilitas masyarakat selama masa stimulus ini berlangsung.


Secara garis besar, paket stimulus ini memberikan harapan baru bagi kelompok masyarakat dengan pendapatan rendah dan rentan, serta membuka kesempatana bagi kelas menengah ke atas untuk menikmati mobilitas yang lebih mudah. Tetapi untuk mendistribusikan manfaatnya secara merata, pemerintah perlu merancang kebijakan tambahan yang lebih fokus pada produktivitas dan investasi bagi kelompok kelas menengah ke atas, sehingga pemulihan ekonominya dapat berlangsung secara inklusif dan berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun