Mohon tunggu...
Fathi Bawazier
Fathi Bawazier Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

6 Jam Pertama di Singapore (Bag-2 Habis)

13 Juni 2018   10:33 Diperbarui: 13 Juni 2018   10:47 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ok...ok....saya pergi kesana sekarang" segera aku bergegas keluar

Aku berjalan cepat sambil bertanya-tanya dalam hati, dari mana penelepon tadi tahu no. whatsapp ku ? ah... itu tidak penting, segera aku kirimkan pesan via whatsapp bahwa aku menunggu dia di depan restoran Copper Chimney tempat aku tadi makan. Aku tiba di restoran 5 menit lebih awal dari waktu yang ditentukan, belum ada balasan dari pesan yang aku kirim kepada si penelepon. Teras restoran masih kosong dan aku lihat sang manajer restoran sedang sibuk di dalam. Aku menunggu dengan sangat gelisah, sebentar sebentar aku menengok ke kiri dan ke kanan, padahal aku tak tahu sosok seperti apa yang sedang kutunggu. Sudah lewat lima menit dan aku semakin gelisah, sebaiknya aku telepon dia karena pesan yang kukirim belum juga ada balasan.

Baru saja aku hendak meneleponya, tiba-tiba ...

"Assalamu'alaikum, Fathi ? ," ada tiga orang pemuda menghampiriku, dari raut mukanya,  tebakkanku meraka adalah orang Bangladesh.

"Yes ..that's me," jawabku sambil merogoh kantong untuk mengambil passport sebagai bukti identitas.

"Tak perlu !," jawab satu orang ketika aku menyodorkan paspor, "saya sudah mengenali anda dari foto profile di whatsapp, ini dompet anda," sambungnya lalu menyerahkan dompet coklat yang langsung kekenali sebagai milikku.

Kutatap dompet coklat yang kini sudah kembali ke tanganku, kagum, haru dan bahagia karena baru saja Allah menunjukan kuasa dan kasih sayangNya padaku.

"Silahkan periksa isinya," pemuda tadi seperti ingin menunjukan sesuatu yang akan membuatku lebih bahagia lagi.

"Alhamdulillah ....semua masih utuh," aku menjawab dengan menampilkan wajah yang begitu bahagia.

"Thank you so much to all of you," tambahku sambil kurapatkan kedua telapak tanganku meniru orang india ketika berterima kasih. Aku ingin mereka tahu bahwa betapa aku sangat berterima kasih.

"Bagaimana saya dapat berterima kasih kepada anda semua, bolehkan saya memberi uang kepada anda sebagai ungkapan terima kasih?" , aku bertanya dengan sangat hati-hati, takut mereka tersinggung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun