“Urgensi Sinergi Kebijakan Sebagai Respon Peningkatan Kontraksi Ekonomi Global”
Saat ini perekonomian global menghadapi tantangan yang berdampak pada stabilitas dan pertumbuhan. Perdagangan internasional yang melibatkan banyak negara bergantung pada rantai pasokan global yang menyebabkan krisis ekonomi merembet ke berbagai negara. Diperlukan sinergi kebijakan yang penting dalam merespon kontraksi ekonomi global sendiri. maka dari itu diperlukan pembahasan bagaimana urgensi sinergi kebijakan guna merespon tantangan global serta strategi yang di pakai dan diterapkan demi meningkatkan ketahanan dan pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini diperlukan kebijakan makro ekonomi yang melibatkan antar negara penting dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi saat ini.
Kondisi perkembangan ekonomi global
Saat ini ekonomi global mengalami ketidakpastian akibat kebijakan negara besar. Suku bunga yang ditetapkan oleh The Fed memberikan dampak pada keuangan pasar global. Perubahan arah suku bunga ini menekan arus modal yang membuat nilai tukar khususnya rupiah melemah dan menyebabkan inflasi domestik. Bank dunia memprediksi pertumbuhan global pada 2,7% di tahun 2025 dan 2026, hal ini di picu tekanan negara berkembang dimana menyumbangkan 60% pertumbuhan globalnya. Ketidakpastian ekonomi dunia masih diperkirakan tinggi di akibatkan oleh konflik geopolitik dan perang dagang serta kepemimpinan negara utama yang mengalami perubahan. Seperti saat ini dimana terjadi perang dagang antara AS dan China dan kebijakan pembatasan tarif ini memberikan tekanan pada ekonomi global khususnya perdagangan dan investasi global.
Urgensi sinergi kebijakan Makroekonomi Global
Menurut saya sinergi kebijakan makroekonomi sangat penting untuk menyoroti ketidakpastian ini. Makroekonomi Internasional sendiri menjaga stabilitas ekonomi seperti inflasi yang harus tetap terkendali dan pengelolaan risiko keuangan.
- Kontraksi global sering Disertai tantangan Stagflasi (Inflais Tinggi Dan Pertumbuhan Rendah). Sinergi kebijakan makroekonomi memungkinkan penanganan yang lebih efektif dengan menyeimbangkan kebijakan sebagal sebagai shock kebijakan moneter yang akomodati meinjaga stabitas haraga dan Koordinasi ini juga mengurangi ketidakpastian pasar donation membentuk Express yang positif.
- Permintaan agregat menurun sehingga output dan pendapatan nasional turun. Sinergi kebijakan fiskal dan moneter diperlukan untuk untuk menggeser kembali kurva permintan agragat ke kanan melalui peningkatan konsumsi dan engine. Missalanaya, Kabijkan fiscal ekspasif berupa APBN dan pajak yang dapat menarik daya beli masarakat, sementara itu kebijakn moneter yang dapat menurankan Interest rate yang bisa mendorong Investasi dan perbankan kredit.
Jadi, ketika ekonomi global menghadapi tantangan perlu pemerintah sigap untuk merespon hal tersebut dengan urgensi kebijakan makro ekonomi globalnya. Kebijakan tersebut kembali lagi pada penjagaan stabilitas ekonominya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI