Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pesan dari Sahabat dan Artikel Utama yang Terlupakan

15 Desember 2021   20:40 Diperbarui: 15 Desember 2021   20:43 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi https://www.piqsels.com/

Kemarin, sahabat baik saya mengirim pesan sekaligus link puisinya di Kompasiana melalui aplikasi perpesanan. Sebuah pesan gembira sekaligus membuat haru dari Bapak Meidy Yafeth Tinangon (MYT), sahabat baik saya. Kok dipanggil Bapak? Iya, saya harus sopan dengan beliau, karena eselonnya lebih tinggi dari saya he he he. Tapi, sebagai sahabat baik, kadang saya suka-suka hati juga memanggil beliau. Apa sih isi pesannya? Ternyata sahabat baik saya tersebut menyampaikan bahwa puisinya yang berjudul "Puisi Yang Terlupakan" menjadi Artikel Utama (AU).

Mungkin bagi Kompasianers lainnya hal ini biasa saja tho. Namun bagi MYT luar biasa. Dari 300 puisi yang ditulis dan tayang di Kompasiana baru satu ini yang AU. Ya ampun, penyair di Kompasiana menanam puisi di tanah gersang. 

Isi pesan MYT begitu menyentuh hati, karena saya tahu beliau sangat sibuk dengan pekerjaan namun selalu meluangkan waktu untuk menulis.

Menulis di Kompasiana dgn 464 konten, hanya demi mengisi waktu di saat ngopi, menunggu mulainya sebuah acara, menunggu boarding time atau sebagai teman dalam perjalanan.  

Para Kompasianers akan senang sekali jika konten yang ditulis diberi label Pilihan, makin senang lagi jika diberi label Artikel Utama/AU atau Head Line

Puisi dengan judul Tak Terlupakan ini tanpa disangka di beri label AU atau dipilih sebagai artikel utama kategori fiksi. Ini merupakan AU pertama dari sekitar 300 karya fiksi dari 464 konten hasil belajar menulis di Kompasiana.

Ijinkan aku senang meskipun agak kaget. Seakan tak percaya puisi ini masuk kategori AU. Bahasanya tak terlalu puitis sebagaimana puisi-puisi para pujangga.

MYT

Saya langsung berlinang, karena yang dirasakan MYT sama dengan yang saya rasakan. Saya mengalami hal yang sama, dari ratusan puisi saya yang tayang di Kompasiana, hanya enam puisi yang AU. Pantas saja MYT kaget karena puisinya pertama kali AU. MYT sudah memiliki akun di Kompasiana sejak 25 Januari 2012 tapi mulai menulis di Agustus 2012. Karena kesibukannya sempat rehat lama menulis dan aktif lagi menulis di Kompasiana tahun 2020.

Kami yang "bukan pujangga" tapi rajin menulis puisi, tidak menuntut puisi-puisi kami harus AU, dan sangat mengerti jika puisi-puisi kami (mungkin) tak berkualitas. Tapi, di kategori fiksiana khususnya puisi sangat jarang AU. Semakin hari, penulis puisi juga semakin jarang menulis puisi. Dan berpindah menulis artikel di kanal lain. Ada apa? Ada yang tahu? Mari kita tanyakan pada rumput yang bergoyang.

Semangat terus menulis untuk sahabat puisi dan mari melangkah bersama. 

Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati.

FS, 15 Desember 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun