Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote penuh dengan keragaman budaya, suku, agama dan juga bahasa daerah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa, kemudian Badan Bahasa dan Perbukuan Kemendikbud mendata ada 718 bahasa daerah, ini tidak termasuk dialek atau gaya bahasa.
Seperti di daerah penulis yaitu Kerinci dikenal dengan bahasa Kerinci, namun tiap daerah di Kerinci mempunyai dialek tersendiri. Indonesia begitu kaya dengan budaya, mulai dari kesenian, arsitektur, adat istiadat dan juga busana atau pakaian adat.
Kerinci, sebuah Kabupaten di Provinsi Jambi walaupun kini sudah ada pemekaran yaitu Kota Sungai Penuh, namun Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh tetaplah sebuah kesatuan bernama Kerinci, suku Kerinci dan budaya Kerinci. Hanya dipisahkan oleh batas administrasi saja.
Penulis tertarik ingin menulis tentang “Kulok” penutup kepala perempuan Kerinci yang merupakan bagian dari pakaian adat Kerinci.
Kulok berasal dari kata Tengkuluk yang menurut KBBI berarti penutup kepala/kain kepala. Kulok adalah penutup kepala perempuan Kerinci yang dipakai dalam prosesi acara perkawinan secara adat, juga dipakai dalam acara adat seperti kenduri sko, pelantikan pemangku adat, beberapa tarian tradisional Kerinci juga menggunakan kulok seperti tari rangguk.
Boleh dikatakan kulok adalah mahkota bagi perempuan Kerinci. Kulok dipakai perempuan Kerinci dengan pakaian adat Kerinci berupa baju kurung dan kain songket. Untuk lelaki penutup kepala bernama Lita, dan untuk pakaian memakai pakaian teluk belanga dan celana berwarna hitam dengan kain sarung yang dipasangkan di pinggang serta keris.
Kulok terdiri dari :
- 50 cincin pada dua tingkat sangkul/gambang. Dua tingkat sangkul pada kulok melambangkan sepasang suami istri, sementara 50 cincin batu atau logam mempunyai arti 20 melambangkan sifat tuhan, 20 undang-undang, 4 sifat Nabi Muhammad, 4 sifat mustahil bagi Nabi Muhammad dan 2 cincin melambangkan siang dan malam.
- Lidah kulok yang terdiri dari kain maco empat warna. Kain maco empat warna melambangkan empat tetua di Kerinci yakni depati, cerdik pandai, hulubalang dan alim ulama, mereka inilah yang mengatur adat dan masyarakat adat dalam negeri Kerinci.
- Tujuh sirih layang /tirai pada bagian pangkal dan ujung lidah kulok memiliki simbol tujuh petala bumi dan petala langit. Simbol ini memiliki makna sebuah keluarga, minimalnya terdiri dari sepasang suami istri memiliki tujuan yang sama dalam hidup dan kehidupan ini yaitu bahagia dunia dan akhirat
- Tujuh kunci dibagian kanan kulok. Tujuh kunci ini mengandung filosofi yaitu kunci pagar, kunci rumah, kunci dapur, kunci kamar, kunci bilik, kunci lemari dan kunci hati.
Kulok pada awalnya hanya dipakai oleh ratu dan putri raja yang dipengaruhi oleh kebudayaan melayu, saat itu Kerajaan Sriwijaya masih berkuasa sehingga terjadi percampuran budaya kerinci dan budaya melayu.