Mohon tunggu...
Fatmi Sunarya
Fatmi Sunarya Mohon Tunggu... Penulis - Bukan Pujangga

Penulis Sederhana - Best in Fiction Kompasiana Award 2022- Kompasianer Teraktif 2020/2021/2022 - ^Puisi adalah suara sekaligus kaki bagi hati^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kulok, Penutup Kepala Perempuan Kerinci

13 Februari 2021   15:58 Diperbarui: 14 Juli 2021   11:30 9145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pakaian Adat Kerinci/Sumber foto @zolaofficial di Twitter

Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote penuh dengan keragaman budaya, suku, agama dan juga bahasa daerah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa, kemudian Badan Bahasa dan Perbukuan Kemendikbud  mendata ada 718 bahasa daerah, ini tidak termasuk dialek atau gaya bahasa. 

Seperti di daerah penulis yaitu Kerinci dikenal dengan bahasa Kerinci, namun tiap daerah di Kerinci mempunyai dialek tersendiri. Indonesia begitu kaya dengan budaya, mulai dari kesenian, arsitektur, adat istiadat dan juga busana atau pakaian adat.

Kerinci, sebuah Kabupaten di Provinsi Jambi walaupun kini sudah ada pemekaran yaitu Kota Sungai Penuh, namun Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh tetaplah sebuah kesatuan bernama Kerinci, suku Kerinci dan budaya Kerinci. Hanya dipisahkan oleh batas administrasi saja. 

Penulis tertarik ingin menulis tentang “Kulok” penutup kepala perempuan Kerinci yang merupakan bagian dari pakaian adat Kerinci.

Pengantin Kerinci Sumber foto http://margasungkaibungamayangbuaysemen.blogspot.com/2015/07/pakaian-pengantin-suku-kerinci-jam
Pengantin Kerinci Sumber foto http://margasungkaibungamayangbuaysemen.blogspot.com/2015/07/pakaian-pengantin-suku-kerinci-jam

Kulok berasal dari kata Tengkuluk yang menurut KBBI berarti penutup kepala/kain kepala. Kulok adalah penutup kepala perempuan Kerinci yang dipakai dalam prosesi acara perkawinan secara adat, juga dipakai dalam acara adat seperti kenduri sko, pelantikan pemangku adat, beberapa tarian tradisional Kerinci juga menggunakan kulok seperti tari rangguk. 

Sumber foto http://www.retciaa.com/2017/02/pakaian-adat-kerinci-jambi.html?m=1
Sumber foto http://www.retciaa.com/2017/02/pakaian-adat-kerinci-jambi.html?m=1

Boleh dikatakan kulok adalah mahkota bagi perempuan Kerinci. Kulok dipakai perempuan Kerinci dengan pakaian adat Kerinci berupa baju kurung dan kain songket. Untuk lelaki penutup kepala bernama Lita, dan untuk pakaian memakai pakaian teluk belanga dan celana berwarna hitam dengan kain sarung yang dipasangkan di pinggang serta keris.

Kulok terdiri dari :

  • 50 cincin pada dua tingkat sangkul/gambang. Dua tingkat sangkul pada kulok melambangkan sepasang suami istri, sementara 50 cincin batu atau logam mempunyai arti 20 melambangkan sifat tuhan, 20 undang-undang, 4 sifat Nabi Muhammad, 4 sifat mustahil bagi Nabi Muhammad dan 2 cincin melambangkan siang dan malam.
  • Lidah kulok yang terdiri dari kain maco empat warna. Kain maco empat warna melambangkan empat tetua di Kerinci yakni depati, cerdik pandai, hulubalang dan alim ulama, mereka inilah yang mengatur adat dan masyarakat adat dalam negeri Kerinci.
  • Tujuh sirih layang /tirai pada bagian pangkal dan ujung lidah kulok memiliki simbol tujuh petala bumi dan petala langit. Simbol ini memiliki makna sebuah keluarga, minimalnya terdiri dari sepasang suami istri memiliki tujuan yang sama dalam hidup dan kehidupan ini yaitu bahagia dunia dan akhirat
  • Tujuh kunci dibagian kanan kulok. Tujuh kunci ini mengandung filosofi  yaitu kunci pagar, kunci rumah, kunci dapur, kunci kamar, kunci bilik, kunci lemari dan kunci hati.

Sumber foto https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=1834
Sumber foto https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=1834

Kulok pada awalnya hanya dipakai oleh ratu dan putri raja yang dipengaruhi oleh kebudayaan melayu, saat itu Kerajaan Sriwijaya masih berkuasa sehingga terjadi percampuran budaya kerinci dan budaya melayu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun