Mohon tunggu...
Fata Azmi
Fata Azmi Mohon Tunggu... Guru - Belajar, Berlilmu, Bermanfaat

Guru Sekolah Dasar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menghempas Sepi

14 Oktober 2020   21:27 Diperbarui: 14 Oktober 2020   21:34 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Berawal dari kesepian dan berakhir dalam kesepian"

Sulit rasanya jika kita berani secara terbuka mengakui bahwa kita ini merasa sendiri, mungkin saat ini kita sedang dalam keramaian, berada dalam hiruk pikuk kehidupan yang tak ada hentinya, tetapi hati ini masih saja merasa tersekat dengan apa yang ada diluar kita dan dusta menyeruak dengan mengatakan aku tidak kesepian. 

Sepi itu nyata baik dalam berkabung maupun tertawa, saksikanlah dengan seksama bagaimana suara tidak lagi didengar dan digubris sehingga banyak kasus membabi buta berserakan karena kesepian tidak dianggap sebuah kesepian. 

Mengukir sepi dalam bingkai kehidupan tentu menjadi sajian yang tidak dapat dielakan, bagaimana kita menyikapi kesepian dan bagaimana kita menghempaskannya pun menjadi dialektika dalam diri kita sendiri, ada yang kembali ketuhanNya, ada yang lebih mencari kesenangan sesaat ada pula yang hilang akal hingga mengakhiri hidupnya. 

Bagi mereka yang kembali ke Tuhannya tentu memiliki alasan kuat, begitupun dengan pilihan lainnya, berujung sia-sia atau hidup menebar makna  adalah dua pilihan yang dapat dipilih oleh para penjelajah sepi, tepat tidaknya pilihan bergantung sejauh mana diri kita memaknai sepi, apakah sepi ini hanya menunggu ujung atau sepi ini kita artikan sebuah fase merenung tanpa henti tentang hidup ini. 

"Aku mengajakmu menari wahai kesepian, aku lihat wajahmu penuh misteri kadang  tanpa arti, aku rela bersamamu berbincang lebih dalam, aku ingin lebih mengenal siapa aku."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun