Mohon tunggu...
Fastabiqul HasanA
Fastabiqul HasanA Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar

Belajar menulis itu gampang. Asal tekun. Tulis apapun yang ada di pikiran kalian. Dan jangan pernah berfikir untuk merangkai nya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tawa Si Nyamuk

10 Januari 2020   07:56 Diperbarui: 10 Januari 2020   08:15 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.santriyai.com/2019/09/download-gambar-animasi-nyamuk.html?m=1

Hari pun mulai gelap , teman-teman seumuran ku sudah berkumpul dan bersiap untuk mencari rezeki . Suara peluit terdengar di barisan paling depan, itu pertanda kami diharus kan keluar dari kubangan air. Dan kami pun beranjak pergi untuk mengumpulkan pundi-pundi rezeki.

Setelah berpuluh-puluh meter kami menjauhi kubangan itu dan melewati ribuan rumput ilalang, tiba-tiba terdengar suara.

Priiiiiiiittttt......!!!

Awassss ... hujan mulai turun..!!

Cepat berlindung...!!!

Ketua memberi peringatan kepada semua kloter agar cepat mencari perlindungan ,dan tak butuh waktu lama ,sebuah tembok besar dengan dengan atap warna merah ada di depan mata, kami pun bergegas menghampirinya untuk berteduh.

Sembari mengeringkan sayap dan menunggu hujan reda , kami pun istirahat sambil bercanda , tak lupa musyawarah kecil-kecilan membahas strategi apa yang akan kita gunakan nanti.

Seiring berjalanya waktu, ternyata sampai saat ini pun ketua tak menemukan hasil akhir mengenai strategi apa yang dimusyawarahkan tadi. Melihat hal tersebut aku pun merasa bosan dan jenuh, maklum... aku gk pernah bisa diam tanpa aktifitas . "Apa lagi menunggu hal yang tak pasti..???"

Hehehe

Akhirnya aku memutuskan mengundurkan diri dari forum tersebut dan memilih untuk jalan-jalan mengelilingi rumah.

Tak butuh waktu lama untuk menemukan pintu besar nan kokoh dengan ukiran khas jepara itu, aku yakin bahwa itu pintu utama dari rumah tersebut. Pasalnya terlihat banyak tanaman bonsay yang tumbuh dan menyebar di setiap sudutnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun