Mohon tunggu...
Faruka Elmadzani
Faruka Elmadzani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswi Pertanian di Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potensi Pengembangan Wirausaha Kerupuk dan Tanaman Hias di Desa Kebonsari, Jember

1 September 2021   10:00 Diperbarui: 1 September 2021   10:05 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Kebonsari merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Lokasi Kebonsari berada di area tengah peta Kabupaten Jember. 

Desa Kebonsari terdiri dari 6 lingkungan yaitu Lingkungan Kebonsari, Lingkungan Krajan, Lingkungan Sadengan, Lingkungan Sumberdandang, Lingkungan Sumberpakem, dan Lingkungan Sumbersari. Luas wilayah Kebonsari sendiri kurang lebih 3,94 km2. 

Berdasarkan data BPS tahun 2019 jumlah penduduk di Desa Kebonsari mencapai 9.803 jiwa. Sebagian besar di Desa Kebonsari terutama di Lingkungan Sumberpakem bermata pencaharian di bidang usaha barang dan jasa. 

Lingkungan Sumberpakem terutama di RW (Rukun Warga) 31 mayoritas penduduk bekerja menjadi kuli bangunan, menjual sembako, mendirikan toko kelontong, dan usaha-usaha kecil lain salah satunya usaha Kerupuk Ikan. Usaha Kerupuk Ikan sendiri berada di lingkungan RT 03 RW 31 Sumberpakem Kelurahan Kebonsari Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.

Covid-19 merupakan sebuah virus mematikan yang mudah menyebar. Adanya virus tersebut mengakibatkan terbatasnya mobilitas masyarakat yang perlahan mempengaruhi pendapatan. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan usaha yang paling merasakan dampak dari adanya virus tersebut. 

Pendapatan UMKM kian menurun diimbangi dengan produksi yang juga tidak banyak. Salah satu pelaku usaha yang mengelola kerupuk ikan di Kelurahan Kebonsari yang berdiri sejak tahun 2016 turut merasakan dampak dari pandemi yaitu menurunnya stok atau bahan mentah dari produsen, sehingga produksi kerupuk ikan menurun.

Dikarenakan stok yang berkurang, maka penjualan juga berkurang sehingga keuntungan yang didapat tidak sebanyak saat sebelum pandemi. 

Sebelum pandemi penjualan kerupuk bisa mencapai 1 kwintal per hari, akan tetapi saat ini hanya 30 kg saja. Penurunan penerimaan mengakibatkan tenaga kerja juga berkurang, hingga hanya dari keluarga inti saja.

Dokpri
Dokpri

Dari sini, Saya Faruka Elmadzani Mahasiswa KKN Back to Village III Universitas Jember mengambil tema Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19 dengan tujuan mengembangkan wirausaha agar dapat berdaya saing dan berkelanjutan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun