Mohon tunggu...
Farros Shaffira
Farros Shaffira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Selebriti Tiktok vs. Pedagang Tradisional: Pertarungan di Tiktok Shop Live

18 September 2023   22:53 Diperbarui: 23 September 2023   18:23 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by rawpixel.com on Freepik

Saat ini, dunia terasa seperti panggung besar yang disiarkan secara langsung di layar ponsel kita. TikTok, platform media sosial yang merajalela dan memikat jutaan orang di seluruh dunia, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Platform ini menawarkan beragam hiburan, mulai dari tarian kreatif hingga lelucon ringan, semuanya disajikan dalam format video singkat yang membuat ketagihan. Namun, tren baru saat ini sedang mencuri perhatian di dunia TikTok: TikTok shop live.

Konsepnya sederhana: seorang selebriti atau pengguna TikTok populer membuka "toko" mereka sendiri selama siaran langsung. Mereka memamerkan berbagai produk, mulai dari pakaian hingga barang elektronik, memberikan ulasan singkat, dan kadang-kadang menawarkan penawaran khusus kepada pemirsa mereka. Dan yang paling menarik, pemirsa dapat langsung membeli produk-produk ini selama siaran langsung. Ini bukan hanya hiburan lagi; ini adalah e-commerce dalam bentuk paling menariknya.

Pada pandangan pertama, ini adalah perpaduan luar biasa antara hiburan, interaksi sosial, dan bisnis. Namun, seperti banyak tren baru, ada lebih banyak lapisan yang perlu dipertimbangkan. Salah satunya adalah dampak signifikan yang dimiliki tren TikTok shop live, terutama terhadap pedagang kaki lima dan tantangan impor barang dari China ke pasar lokal.

Dampak pada Pedagang Kaki Lima

Pedagang kaki lima, yang selama ini bergantung pada penjualan barang-barang buatan lokal, mendapati diri mereka bersaing dengan pengusaha TikTok yang memiliki akses langsung ke pasar global. Produk buatan China yang dijual dengan harga lebih murah seringkali mengungguli harga produk serupa yang diproduksi secara lokal. Situasi ini membuat banyak pedagang kaki lima kesulitan bertahan.

Masalah ini semakin rumit karena pedagang kaki lima umumnya tidak memiliki kehadiran online yang kuat atau pengikut setia seperti selebriti TikTok. Mereka mungkin tidak memiliki keterampilan pemasaran digital yang diperlukan untuk bersaing di era TikTok shop live. Akibatnya, banyak dari mereka merasa terpinggirkan dan harus bekerja lebih keras untuk menjual barang dagangan mereka. Seperti pedagang di Pasar Tanah Abang yang merasa pasrah dengan tren ini, bahkan terdapat beberapa toko yang telah gulung tikar. Namun berbeda dengan selebriti TikTok yang dengan mudahnya meraup keuntungan banyak dari hasil berjualan di TikTok Shop


https://economy.okezone.com/read/2023/09/15/320/2883799/keluh-kesah-pedagang-tanah-abang-penjualan-sepi-dagangan-tak-laku?page=2
https://economy.okezone.com/read/2023/09/15/320/2883799/keluh-kesah-pedagang-tanah-abang-penjualan-sepi-dagangan-tak-laku?page=2


Hambatan Impor Barang dari China

Selain itu, tren TikTok shop live juga menyoroti masalah lain: hambatan impor barang dari China ke pasar lokal. Produk-produk China seringkali menawarkan harga yang sangat kompetitif, yang merupakan daya tarik utama bagi pengusaha TikTok. Namun, proses impor yang ketat dan regulasi dapat membuat sulit bagi pedagang lokal untuk bersaing.

Ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan pedagang lokal. Di satu sisi, mereka perlu melindungi industri dalam negeri dan mendukung pedagang kaki lima yang telah lama berkontribusi pada ekonomi lokal. Di sisi lain, mereka juga perlu memahami kebutuhan konsumen akan akses ke barang-barang yang terjangkau.

Pertanyaan Etika dan Tanggung Jawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun