Mohon tunggu...
Farra Ayu
Farra Ayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perpajakan Universitas Airlangga

Menyukai isu tentang lingkungan dan seni budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ayo Lawan Global Warming!

22 Juli 2022   20:33 Diperbarui: 22 Juli 2022   20:39 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Bumi merupakan tempat tinggal yang paling aman dan nyaman bagi makhluk hidup. Kehangatan dan udaranya yang bersih membuat bumi menjadi planet yang sangat tepat ditinggali makhluk hidup. Tetapi, perubahan iklim menjadikan bumi semakin panas dan akan berbahaya bagi makhluk hidup di kemudian hari. Perubahan iklim atau yang biasa disebut pemanasan global (global warming) merupakan perubahan iklim yang mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca dalam jangka panjang. Pemanasan global terjadi akibat proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Suhu rata -- rata global pada permukaan bumi telah meningkat sebanyak 1,09 (1,96 ) selama ratusan tahun terakhir. Perubahan iklim ini telah menyebabkan gletser abadi di kutub utara dan gunung es mencair drastis. Namun, disamping es di kutub mencair, beberapa wilayah di sub -- Sahara Afrika mengalami kekeringan yang berkepanjangan. Pemanasan global juga menyebabkan badai tropis dan gelombang panas ekstrim yang mengakibatkan ratusan orang mengalami kematian di berbagai belahan di dunia. Bukan hanya itu, tentu saja masih banyak lagi dampak yang disebabkan oleh perubahan iklim ini, diantaranya seperti kebakaran hutan yang menyebabkan hutan menjadi gundul serta asap yang ditimbulkan akan mencemari air, tanah, udara, serta dapat mengganggu kesehatan. Krisis air bersih juga terjadi akibat pemanasan global, sumber-sumber air di dalam tanah akan menguap. Selain itu sumber-sumber air tersebut akan tercemar. Pemanasan global akan membuat suhu dan keasaman air laut meningkat, kedua hal ini akan membuat terumbu karang yang ada di laut mengalami pemutihan sehingga lama kelamaan akan rusak bahkan hilang. Rusaknya terumbu karang juga akan membuat ekosistem laut menjadi tidak seimbang serta flora dan fauna laut akan mati.

Para ilmuwan sudah menyimpulkan bahwa penyebab utama dari pemanasan global yaitu emisi gas karbon dioksida sebagai efek rumah kaca (ERK). Efek rumah kaca sejatinya merupakan proses alami yang seharusnya menjadikan bumi tempat yang nyaman untuk makhluk hidup. ERK terjadi ketika selimut gas atmosfer memerangkap sebagian sinar matahari sehingga membuat bumi menjadi hangat dan menjadi tempat yang layak untuk ditinggali. Namun, aktivitas manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil justru meningkatkan jumlah gas panas yang dilepaskan ke udara sehingga mengubah prinsip efek rumah kaca alami bumi. Pemanasan global juga banyak bersumber dari aktivitas manusia sendiri, diantaranya seperti penebangan hutan untuk memenuhi kepentingan komersil (membuat kertas dan mebel). Penebangan hutan banyak dilakukan juga untuk membuka ladang pertanian dan peternakan, atau untuk membuka jalan bagi kawasan industri maupun perumahan.

Emisi gas bahan bakar kendaraan yang digunakan manusia juga merupakan penanggung jawab terbesar dari pemanasan global. Lebih dari 90% transportasi umum yang ditenagai bahan bakar petroleum, seperti bensin atau diesel. Di samping itu limbah yang dihasilkan industri dan rumah tangga juga menjadi penyebab pemanasan global ketiga terbesar setelah emisi gas bahan bakar. Industri -- industri kertas dan plastik paling banyak menyumbang karbon dioksida yang memicu global warming. Selain limbah industri dan rumah tangga,  ada juga limbah dari peternakan dan pertanian yang menghasilkan emisi gas berbahaya, napas, gas kentut, dan kotoran hewan ternak, khususnya sapi dan kerbau menghasilkan zat metana yang termasuk jenis gas rumah kaca. Penggunaan listrik yang boros juga menyumbang 27,5% dari total emisi gas rumah kaca pada tahun 2017.

Di Indonesia sendiri, pemanasan global sudah menjadi isu yang serius selain Covid-19, hal ini terbukti dari survei yang dilakuan Lowy Intitute pada 2011 dan 2021, dari 31% ke sekitar 36% responden Indonesia yang menganggap pemanasan global sebagai masalah yang serius, sehingga diharapkan segera mendapatkan penanganan khusus dari negara. Di samping peningkatan jumlah responden yang semakin sadar ini, juga terjadi penurunan dari 48% menjadi 38% responden Indonesia yang menganggap pemanasan global bukan merupakan isu yang serius dan negara hanya perlu mengambil langkah antisipasi berbiaya rendah.

Meskipun tingkat kesadaran manusia mengalami peningkatan, tetap saja penyelesaian masalah lingkungan belum bisa berjalan maksimal dengan angka tersebut. Tidak adanya upaya dalam perbaikan untuk alam kita menjadikan kondisi bumi semakin bahaya di masa depan. Bumi diperkirakan akan hancur di masa yang akan datang jika kita tidak segera mengambil tindakan. Untuk menyelamatkan bumi dari bahaya tersebut, kita sebagai generasi emas yang merupakan satu -- satunya harapan bangsa bisa mulai melakukan hal -- hal sederhana untuk mengurangi emisi gas rumah kaca ini, diantaranya seperti kita bisa mulai mengurangi pemakaian kendaraan pribadi untuk berpergian dan mulai gunakan kendaraan umum seperti bajaj, becak, maupun kereta atau bersepeda dan jalan kaki juga merupakan solusi yang tepat dalam hal ini. Meminimalisir penggunaan peralatan yang mengandung CFC (Cloro Four Carbon), seperti pemakaian pendingin ruangan. Kita bisa mengganti dengan kipas angin atau dengan pendingin ruangan yang tidak mengandung CFC sehingga ramah lingkungan. Membawa alat makan dan minum serta tas belanja sendiri, menggunakan koran lama untuk mengepak barang daripada harus mengepak dengan plastic, mengecat dengan kuas dan rol yang bisa dipakai kembali. Lalu hemat dalam pemakaian listrik, seperti mematikan lampu jika memang tidak sangat dibutuhkan, mencabut alat elektronik dari stop kontak jika meninggalkan rumah dan juga hemat dalam penggunaan air. Kita juga bisa membantu mengurangi emisi gas rumah kaca ini dengan cara mengonsumsi makanan nabati seperti sayur, gandum utuh, kacang-kacangan, biji-bijian serta kurangi mengonsumsi  daging dan susu.

Selain beberapa upaya diatas, ada juga beberapa upaya yang sudah saya lakukan dan tentunya dapat menyelamatkan bumi dari pemanasan global dengan kampanye tentang menjaga alam dan lingkungan untuk mengurangi karbon dioksida di muka bumi dengan cara menanam pohon dengan tema "satu orang satu tanaman", mulai melakukan daur ulang sampah dengan cara membuat berbagai macam pernak pernik dari bahan yang bisa dipakai kembali. Lalu membuat pewarna alami pakaian dari berbagai macam tanaman, contohnya seperti buah mangisan, buah pinang, kayu mahoni, daun ketapang, dan masih banyak lagi. Hal -- hal lain juga saya lakukan untuk mengisi waktu luang saya agar tidak merasa bosan, seperti membuat kertas daur ulang warna warni yang cantik, menjahit kain perca menjadi aksesoris seperti kuncir rambut, mengikuti kegiatan di organisasi yang saya ikuti, yaitu mendaur ulang bahan makanan menjadi pupuk sebagai media tanam rumahan. Akhir -- akhir ini saya juga sedang tertarik dengan style tema zero waste yang sedang digandrungi sebagian besar anak muda jaman sekarang. Menggunakan satu kain dengan berbagai macam model tanpa dijahit dengan teknik drapery dan juga menjadikan satu beberapa potongan -- potongan kain yang sudah tidak terpakai, sehingga menjadi satu pakaian yang tetap layak pakai menjadi style yang terkadang saya pakai di beberapa acara yang saya hadiri.

Dari penjelasan diatas sudah jelas bahwa ini merupakan masalah yang sangat penting bagi dunia. Kita sebagai generasi muda harus segera sadar dan harus segera mengambil tindakan yang tepat untuk permasalahan ini. Merubah pola hidup dan pola pikir menjadi lebih baik tentunya akan sangat bermanfaat bagi bumi ke depannya. Di samping baik untuk bumi, tentunya juga baik untuk kita. Jika tidak dimulai dari kita? Lalu dari siapa lagi?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun