Serangan jantung dan stroke. Kondisi hipertensi dapat menyebabkan penebalan arteri (aterosklerosis). Hal ini dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, dan berbagai masalah kesehatan lainnya.
Aneurisme otak. Tekanan darah yang meningkat dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi lemah. Pembuluh darah yang lemah semakin lama akan membesar. Apabila pecah, aneurisme otak dapat membahayakan nyawa penderitanya.
Gagal jantung. Untuk melawan besarnya tekanan yang terjadi pada pembuluh darah, jantung harus bekerja lebih keras dalam memompa darah. Lama kelamaan, kondisi ini dapat menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri yaitu penebalan pada dinding bilik jantung sebelah kiri yang memiliki tugas memompa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Apabila dinding bilik kiri jantung semakin tebal, kemampuan memompa jantung akan semakin menurun. Kenyataan ini dapat berujung pada terjadinya gagal jantung.
Sindrom metabolik. Sindrom ini dapat mengakibatkan berbagai masalah seperti meningkatnya kadar trigliserida dalam darah, menurunnya kadar HDL ( High-density lipoprotein), dan meningkatnya kadar insulin. Sindrom metabolik dapat menyebabkan seseorang menderita diabetes, serangan jantung, dan stroke.
Gangguan pada ingatan. Kondisi hipertensi yang tidak diatasi dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam mengingat, belajar, dan memahami sesuatu. Demensia. Pembuluh arteri yang menyempit dan terhalang dapat membatasi aliran darah yang menuju otak. Apabila dibiarkan, demensia vaskuler dapat berkembang.
Pembuluh darah yang menyempit dan melemah pada ginjal. Hal ini dapat mencegah ginjal untuk bekerja secara sempurna. Pembuluh darah yang robek, menipis, atau menebal pada mata. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan sampai kebutaan.