Mohon tunggu...
Syamsul Yakin dan Faris
Syamsul Yakin dan Faris Mohon Tunggu... Dosen dan Mahasiswa

Dosen dan Maha UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akhlak Seorang Dai

12 Juni 2025   10:58 Diperbarui: 12 Juni 2025   10:56 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu"
Dakwah bukan dominasi satu arah. Nabi sendiri, dalam peristiwa Perang Uhud, tidak mengambil keputusan sendiri, melainkan bermusyawarah dengan para sahabat. Padahal sebagai utusan Allah, beliau bisa saja bersikap mutlak. Tapi beliau mengajarkan bahwa musyawarah adalah bagian dari akhlak mulia.

Tawakal: Setelah Ikhtiar, Serahkan pada Allah
Terakhir, Allah mengajarkan satu sikap penting yang harus dimiliki seorang dai:

"Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah."
(QS. Ali Imran: 159)
Dai tidak akan selalu mendapat sambutan. Kadang ditolak, kadang dicibir. Tapi itu bukan ukuran keberhasilan. Yang penting adalah usaha terbaik, dengan akhlak terbaik, lalu bertawakal penuh kepada Allah

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun