Mohon tunggu...
Faris _15
Faris _15 Mohon Tunggu... -

Lebih baik diasingkan daripada mati dalam kemunafikan ! -Soe Hok Gie-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kurangnya Ruang untuk Berekspresi

19 November 2013   21:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:56 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kurangnya Ruang untuk Berekspresi

Mungkin kita sudah tidak asing lagi mendengar kata “komunitas” dalam kehidupan sehari – hari. Selain di keramaian kota, komunitas sekarang ini sudah meluas sampai ke dalam dunia universitas. Tidak hanya kuliah dari pagi sampai sore, namun mereka yang tergolong didalamnya juga menghabiskan malamnya di kampus. Jika tidak ada lagi kegiatan di kampus, maka mereka berkumpul di tempat tertentu untuk mengembangkan potensi – potensinya.

Mushab menjelaskan bahwa munculnya banyak komunitas di kampus salah satunya dikarenakan ketidakpuasan mahasiswa akan ilmu yang di dapat di kelas “Kita merasa tidak puas akan ilmu yang di dapat di kelas, dapet ilmu sastra yang begitu – begitu aja. Jadi kita mutusin untuk berekspresi di luar.” jawab Mushab, salah seorang anggota komunitas di Bengkel Sastra, salah satu komunitas yang berdiri pada tahun 2008 di Fakultas Bahasa Seni (FBS).

Tanggapan yang serupa dari Alfian, anggota komunitas Teater Zad ‘Ya sebenernya kita perlu ruang untuk berekspresi. Ya mau apa lagi, karena sudah terbiasa di depan FIP yang suasananya memang bising, itu tidak terlalu masalah.’ Dari kedua pernyataan tersebut, terlihat sekali sebenarnya mahasiswa sangat memerlukan ruang untuk berekspresi guna mengeksplor potensi – potensinya masing – masing.

Kegiatan – kegiatan komunitas tersebut juga beraneka ragam sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan mereka juga sering menghasilkan suatu karya untuk diapresiasi, baik untuk jurusannya atau diri sendiri ‘Munculnya komunitas dalam universitas tidak serta merta hanya nongkrong saja, tetapi kita juga menghasilkan suatu karya seperti puisi, tulisan, dan sebagainya’ sahut Ridwan dari komunitas Tembok yang berdiri pada tahun 2012. Potensi – potensi yang di rasa perlu dikembangkan di kalangan mahasiswa begitu besar. Sangat disayangkan jika birokrat kurang memperhatikan hal tersebut.

Mari kita tarik kembali ke dalam kondisi kampus sekarang ini, telah banyak pembangunan didalamnya. Sampai kapankah potensi – potensi yang dimiliki mahasiswa tidak terfasilitasi ? Karena sudah saatnya kreatifitas berbicara untuk membantu universitas lebih baik.

Salman Alfarisi


Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun