Sore itu, setelah merapikan bertumpuk-tumpuk buku. Azan Magrib berkumandang di Masjid seberang. Buku-buku berhasil dirapikan.
Saya bergegas menuju Masjid, membasuh kesombongan dan keangkuhan dengan air wudu. Beberapa menit berselang, iqomah dikumandangkan menggunakan sound luar.
Di kampung halaman saya, mengumandangkan iqomah menggunakan suara luar adalah aib. Bagaimana tidak, begitu ketika muazin lupa mematikan sound luar, mata jamaah tertuju ke muazin.
Berbeda, ketika saya menjadi perantauan di Solo. Iqomah dikumandangkan menggunakan suara luar. Sehingga, kemudian jamaah mengetahui salat segera didirikan.
Setelah dari Masjid, ternyata hari ini adalah pertandingan penentuan perebutan medali perunggu antara Indonesia melawan Malaysia di kejuaraan Sea Games.
Begitu saya melihat streaming di HP, ternyata skor imbang, 1-1. Babak tambahan waktu telah usai. Sehingga penentuan pemenang ditentukan lewat adu pinalti.
Malaysia berkesempatan mendapatkan giliran menendang pertama. Namun, tendangan pertama ini, mampu dibaca baik oleh Ernando Ari.
Penendang pertama dari Indonesia, Asnawi Mangkualam juga gagal mengeksekusi. Tendangannya membentur tiang gawang atas.
Wajah tegang dari skuad timnas Indonesia U-23. Berhasil, diredam oleh Ernando Ari. Kiper muda Persebaya ini mampu membaca bola dengan dingin.
Marc Klok sebagai penendang terakhir mampu mengecoh kiper Malaysia. Bola berhasil masuk ke jala gawang.
Alhasil, Indonesia berhasil keluar sebagai juara ketiga di kejuaraan Sea Games di cabang olahraga Sepakbola.
Setelah dibuat senam jantung oleh drama adu pinalti. Saya bergegas mencari makan malam. Pilihan saya malam ini, tertuju pada nasi goreng Madura.
Tempatnya sederhana, namun sangat ramai pembeli. Ibu-ibu sekitar berusia kepala lima. Menanyakan makan di tempat atau dibungkus.
Berdua bersama kawan, kami memilih untuk makan ditempat. Karena cukup ramai, kami terpaksa menunggu hampir sekitar empat puluh menit.
Ternyata benar, rasa yang ditawarkan dalam satu porsi nasi goreng ini begitu menggiurkan. Orak-arik telur dan acar disajikan menjadi pelengkap.
Berbeda dengan nasi goreng pada umumnya. Aroma nasi goreng Madura ini begitu kuat.Â
Jangan lupa makan malam, dulur!