Pondok Kelapa (6/2) – Pandemi COVID-19 sangat melemahkan ekonomi Indonesia, terutama pada sektor mikro. Menurut Gubernur DKI Anies Baswedan, sekarang dampak ekonomi yang dihadapi sektor mikro begitu besar di Jakarta akibat wabah Covid-19. Pasalnya, sektor UMKM menjadi salah satu sektor yang paling terdampak pandemi COVID-19 karena terganggunya persediaan, supply, dan demand dari UMKM tersebut.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyebutkan bahwa struktur ekonomi di Indonesia itu 99 persen berasal dari UMKM yang penyerapan tenaga kerjanya mencapai 97 persen. Maka dari itu, sektor ekonomi yang harus pulih terlebih dahulu di masa pendemi ini adalah sektor UMKM.
Hal inilah yang membuat Farid Muhammad Kifli, mahasiswa Universitas Diponegoro Angkatan 2017 Program Studi Akuntansi yang sedang menjalankan KKN Mandiri di wilayah RW 04 Kelurahan Pondok Kelapa untuk melaksanakan program edukasi dan pemberian booklet mengenai cara menentukan HPP dan Pembukuan Digital Sederhana untuk UMKM Makanan. Pandemi COVID-19 ini menimbulkan fenomena baru, yaitu menjamurnya masyarakat yang membuat UMKM sektor makanan. Sering kali kita melihat fenomena itu di sosial media dan di sekitar kawasan rumah kita. Masyarakat yang ekonominya terdampak oleh pandemi memilih untuk berjualan makanan melalui platform media sosial bahkan membuat usaha kecil di lapak pinggir jalan. Dengan menjamurnya UMKM sektor makanan ini, membuat perputaran uang di sektor paling kecil yaitu UMKM tetap hidup. Namun disini timbul masalah baru, yaitu tidak semua masyarakat mempunyai pengetahuan untuk menentukan Harga Pokok Penjualan (HPP) dari produk yang mereka jual.
Penulis: Farid Muhammad Kifli (Fakultas Ekonomika dan Bisnis), Mahasiswa KKN Undip Tim I 2021 Jakarta Timur
DPL/Editor: Dr. Ana Silviana,SH.M.Hum