Mohon tunggu...
Farid Asyhadi
Farid Asyhadi Mohon Tunggu... Pemerhati Kebijakan Publik

Menulis membuat saya ada.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Danantara, Harapan Besar atau Bencana Besar bagi Masa Depan Indonesia??

1 Maret 2025   22:09 Diperbarui: 1 Maret 2025   22:09 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto:beritasatu.com

Danantara, sebuah entitas investasi negara yang baru-baru ini diluncurkan, telah menjadi sorotan utama dalam wacana publik Indonesia. Dengan dana yang mencapai hampir Rp10.000 triliun, Danantara diharapkan menjadi motor penggerak utama menuju Indonesia Emas 2045. Namun, di balik harapan besar ini, ada sejumlah pertanyaan dan kekhawatiran yang perlu dijawab. Apakah Danantara benar-benar akan menjadi solusi bagi masalah-masalah besar Indonesia, atau justru akan menjadi bencana baru jika tidak dikelola dengan baik?

Harapan Besar: Danantara sebagai Solusi Masalah Ekonomi Indonesia

Danantara hadir dengan misi yang mulia: mengelola kekayaan negara secara profesional, transparan, dan berkelanjutan untuk mendorong kesejahteraan rakyat. Entitas ini dirancang untuk menjadi semacam "sovereign wealth fund" atau "super holding BUMN" yang akan mengumpulkan aset-aset strategis negara dan menginvestasikannya dalam sektor-sektor kunci seperti energi terbarukan, manufaktur teknologi tinggi, food estate, dan hilirisasi sumber daya alam.

Harapannya, dengan dana sebesar Rp10.000 triliun, Danantara dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan membawa Indonesia menuju pertumbuhan ekonomi sebesar 8% per tahun. Ini adalah angka yang sangat ambisius, tetapi jika berhasil, bisa mengubah wajah Indonesia secara signifikan.

Sektor-sektor yang dipilih untuk investasi juga tampaknya tepat. Energi terbarukan, misalnya, adalah masa depan dunia, dan Indonesia memiliki potensi besar di bidang ini. Manufaktur teknologi tinggi bisa membawa Indonesia keluar dari jebakan "premature deindustrialization" yang selama ini menghambat pertumbuhan ekonomi. Food estate dan hilirisasi sumber daya alam juga merupakan langkah strategis untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam Indonesia.

Kekhawatiran: Risiko dan Tantangan yang Harus Diwaspadai

Namun, di balik harapan besar ini, ada sejumlah kekhawatiran yang tidak bisa diabaikan. Pertama, adalah risiko politisasi dan korupsi. Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa proyek-proyek besar seringkali menjadi sasaran empuk bagi korupsi dan penyalahgunaan dana. Kasus 1MDB di Malaysia adalah contoh nyata bagaimana dana investasi negara bisa disalahgunakan untuk kepentingan pribadi, bahkan sampai digunakan untuk membiayai film Hollywood seperti The Wolf of Wall Street.

Kedua, adalah masalah transparansi dan akuntabilitas. Meskipun Danantara menjanjikan good governance, namun tanpa mekanisme pengawasan yang kuat, risiko penyalahgunaan dana tetap tinggi. Apalagi, dewan pengawas dan penasihat Danantara terdiri dari tokoh-tokoh politik terkemuka seperti Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo, yang meskipun memiliki track record yang baik, tetap menimbulkan pertanyaan tentang independensi dan objektivitas mereka.

Ketiga, adalah tantangan dalam eksekusi. Dana sebesar Rp10.000 triliun bukanlah jumlah yang kecil, dan mengelolanya dengan baik membutuhkan keahlian dan pengalaman yang luar biasa. Apakah tim direksi Danantara, yang dipimpin oleh Rosan Roeslani, Doni Osmar, dan Pandu Sjahrir, memiliki kapasitas yang cukup untuk mengelola dana sebesar ini? Ini adalah pertanyaan yang perlu dijawab dengan bukti nyata, bukan hanya janji-janji.

Tiga Masalah Besar Indonesia yang Harus Diselesaikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun