Siti Yuliana, pemilik UKM aksesoris etnik di Yogyakarta, memanfaatkan media sosial dan e-commerce untuk memasarkan produknya ke Eropa. "Instagram bukan hanya untuk promosi, tapi juga tempat berinteraksi langsung dengan buyer. Kami kirim sample ke Jerman, dan akhirnya mendapat kontrak rutin tiap bulan," ujarnya.
Dukungan Pemerintah dan Kemitraan
Pemerintah melalui berbagai lembaga seperti Kementerian Koperasi dan UKM, Bea Cukai, dan LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia) terus mendorong UKM untuk naik kelas melalui program pembiayaan ekspor, pelatihan bersertifikat, serta pendampingan dalam pengurusan legalitas dan sertifikasi produk.
Tak kalah penting, kolaborasi antara UKM dengan diaspora Indonesia di luar negeri juga menjadi strategi efektif. Diaspora berperan sebagai perpanjangan tangan dalam mengenalkan produk lokal kepada pasar luar negeri.
Tantangan dan Harapan
Meski peluang terbuka lebar, UKM tetap menghadapi tantangan mulai dari biaya logistik, perbedaan standar produk, hingga keterbatasan modal. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, swasta, dan komunitas ekspor menjadi penting untuk membangun ekosistem UKM ekspor yang berkelanjutan.
Kesimpulan
UKM yang ingin "go global" harus berani bertransformasi. Dengan strategi yang tepat, dukungan teknologi, serta kemauan belajar dan berjejaring, UKM Indonesia tak hanya mampu bertahan, tetapi juga tumbuh sebagai pemain ekspor yang diperhitungkan di kancah global. Saatnya UKM menembus batas, membawa produk lokal ke panggung dunia.ExportHub.id dapat menjadi jembatan strategis bagi UKM Indonesia untuk mempromosikan produk berkelanjutan kepada buyer global yang kini semakin mengutamakan keberlanjutan dan jejak karbon rendah dalam rantai pasok mereka.
.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI