Mohon tunggu...
Farid Mardin
Farid Mardin Mohon Tunggu... -

.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kompasiana: Dulu, Sekarang dan di Masa yang Akan Datang

29 November 2011   08:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:03 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13259586471940773434

Dalam rangka menyambut ulang tahun Kompasiana yang ke-3, saya sebagai anggota Kompasiana ingin menulis sebuah catatan pendek tentang pengalaman saya mengikuti Kompasiana. saya terdaftar sebagai anggota Kompasiana sejak maret 2009, tapi sejatinya saya sudah menjadi pembaca Kompasiana sejak pertama kali diluncurkan.

Saya sempat membaca beberapa tulisan dan komentar ada yang membandingkan intinya yang mencoba mengenang romantika Kompasiana masa lalu dan membandingkan dengan Kompasiana saat ini. Ada yang mengatakan bahwa Kompasiana masa lalu lebih baik dari yang sekarang. Dulu tidak ada tulisan esek-esek, tidak ada "sirik-sirik"an, tidak ada kasus tulisan HOAX, dan akun fiktif, dan tidak ada saling serang antar penulis Kompasiana.

Sebenarnya kalau mau jujur, kejadian yang terjadi saat ini di Kompasiana juga terjadi di masa lalu. Tulisan esek-esek dan plesetan yang berbau porno sudah ada sejak dulu.Judul-judul yang "menipu" untuk menarik perhatian pembaca juga banyak, menggunakan kata-kata yang berbau porno dalam judul untuk menarik perhatian pembaca juga banyak, terutama tulisan-tulisan yang dulu dari kelompok Ngotjoleria. Kalau sekarang ada Planet kenthir, dulu ada Negeri Ngotjoleria.

Bahkan menurut saya, format Kompasiana saat ini justru lebih baik dari Kompasiana jaman dulu. Dulu ada tempat khusus untuk penulis tamu, yang tulisannya selalu terpampang sampai berhari-hari, bahkan berminggu-minggu kalau tidak ada update tulisan terbaru dari penulis-penulis tersebut. Saat ini tidak ada lagi privasi seperti itu, sehingga untuk menarik pembaca, benar-benar harus bisa membuat tulisan yang baik, bukan seperti dulu karena mendapat posisi yang baik dan sangat mudah untuk dibaca dan terpampang relatif lebih lama. Buktinya saat ini, banyak yang dulu berada dalam daftar penulis tamu, pembaca mereka sudah tidak sebanyak dulu lagi, karena posisinya sama dengan penulis pemula, free fight competition hehehe.Dulu juga ada tempat khusus bagi 5 Kompasianer teraktif, dan akhirnya dihapus, semua Kompasianer diberi tempat yang sama, Free Fight Liberalism hahaha.

Dulu, tulisan yang paling banyak dibaca akan menjadi tulisan terpopuler dan masuk dalam daftar 10 tulisan terpopuler selama seminggu. Dan saat itu untuk menjadi terpopuler, sangat mudah, karena sistem lama tidak menggunakan sistem seperti sekarang, dimana setiap akun/IP adress akan terhitung sekali saja walau pun akun/IP adress tersebut berulang-ulang meng-click tulisan tersebut.Saat itu, setiap akun, bisa menggunakan fungsi refresh untuk meningkatakn jumlah hit di sebuah tulisan. Jadi bisa saja tulisan saya saya click ribuan kali dan akan menjadi terpopuler karena seakan-akan dibaca oleh ribuan pembaca.

Saat ini sistemnya lebih baik, setiap akun/IP address hanya bisa tercatat satu kali walau pun meng-click sampai berulang-ulang kali. Juga nilai yang diberikan sudah berubah, kalau dulu ada nilai asal tulis, basi, dll, sekarang hanya ada nilai bermanfaat, aktual, inspiratif, dan menarik. Mengenai tulisan yang masuk teraktual, terinspiratif, bermanfaat, dan menarik juga hanya bertahan selama 24 jam setelah itu akan digantikan oleh tulisan baru, berbeda dengan dulu, tulisan ter-ter akan muncul terus selama seminggu.Dan faktanya, yang masuk dalam 10 tulisan terpopuler itu juga kebanaykan yang berbau-bau porno, entah hanya judulnya, atau pun ada yang memang isinya nyerempet-nyerempet porno. Memang bisa saja untuk masuk dalam daftar ter- ter untuk satu hari, bisa saja seorang penulis menggunakan banyak akun kloningan untuk memberi nilai, tapi setidaknya itu lebih membutuhkan usaha log in log out berkali-kali untuk memberi nilai, dan tidak lebih praktis dibandingkan hanya menekan tombol refresh untuk menaikkan jumlah hit, seperti yang terjadi pada era Kompasiana lama.

Tulisan HOAX, juga bukan hanya terjadi saat ini, dengan kisah fiktif  seolah-oleh nyata yang ditulisakan oleh Titi. Dulu, seingat saya, ada satu tulisan Pak Chappy Hakim juga dianggap tentang keunggulan Orang Yahudi, juga sempat diduga berasal dari sumber/referensi HOAX . Akun fiktif, juga sejak dulu pernah terjadi, dan yang paling fenomenal adalah kasus Cerita Puri, akun fiktif yang dibuat untuk mengikuti lomba pariwara. Saat ini banyak juga akun fiktif, tapi kebanyakan hanya digunakan untuk saling serang, menggunakan akun palsu/kloningan.Atau kasus kecurigaan terhadap seorang penulis yang tulisannya bisa dibaca sampai ribuan orang, sejak jaman dulu juga sudah ada.

Jadi menurut saya, orang-orang yang suka dengan romantisme dan mengenang masa lalu Kompasiana sebagai lebioh baik dari Kompasiana saat ini, sama dengan ketika orang-orang tua meneganang romantisme jaman mereka dan merasa jaman mereka lebih baik dari jaman generasi sesudahnya, bisa jadi karena alasan subjektif, karena di jaman mereka, mereka bisa lebih eksis dan merasa menjadi sesuatu, dibanding di saat generasi berikutnya.

Lalu, bagaimanakah Kompasiana dimasa yang akan datang?. Format bisa berubah, tapi selama yang menjadi member Kompasiana adalah manusia dengan berbagai karakter, maka polemik-polemik di masa yang akan datang juga akan tetap sama. Dinamika dan konflik yang ada juga akan tetap sama. Karena anggota Kompasiana terdiri manusia manusia dengan semua karakter, mulai yang tidak suka ikut campur, karakter yang suka sirik/dengki, senang bersaing, suka menarik perhatian dengan hal-hal yang kontroversi dan melawan arus, suka berbohong dan membuat HOAX, senang muji-muji diri sendiri alias narsis, nyinyir,dan lain-lain.

Salam Kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun