Mohon tunggu...
Farid Mardin
Farid Mardin Mohon Tunggu... -

.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Hendri Mulyadi,PSSI dan Marco van Basten

8 Januari 2010   08:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:34 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

[caption id="attachment_115111" align="alignleft" width="200" caption="www.beritabola.com"][/caption] Adalah Hendri Mulyadi yang menjadi pahlawan Indonesia saat kesebelasan Indonesia dikalahkan oleh kesebelasan Oman dengan skor 1-2 pada pertandingan tanggal 6 Januari 2010 di Stadion GBK Senayan Jakarta. Di menit-menit terakhir injury time pertandingan, Hendri Mulyadi, mewakili sebagian besar penonton dan rakyat Indonesia yang kecewa terhadap prestasi kesebelasan nasional Indonesia, mengekspresikan kekecewaannya dengan memasuki lapangan dan menggiring bola ke arah gawang kesebelasan nasional Oman untuk "mengajarkan" kepada pemain dan pelatih kesebelasan Indonesia, serta pengurus PSSI bagaimana bermain bola yang baik.

Prestasi kesebelasan nasional Indonesia terus saja menurun, padahal dalam dekade '70 dan '80, kesebelasan nasional kita masih bisa berprestasi baik, minimal di wilayah Asia khususnya Asia Tenggara. Apakah sulit mencari pemain-pemain berbakat dari 200 juta lebih penduduk Indonesia. Ataukah karena sistem pembinaannya yang tidak profesional?. Bagaimana bisa PSSI dipimpin oleh seorang yang berstatus narapidana. Mungkin itulah satu-satunya kelebihan persepakbolaan kita, karena satu-satunya negara yang memiliki ketua organisasi sepakbola nasional seorang narapidana yang mempimpin dari dalam penjara.

Saya ingat, tahun 2006 ketika masih di Belanda, sempat bertemu dengan Tim Nasional RI U-23 yang sedang mengikuti program pelatihan selama hampir setahun di Belanda. Namun ternyata, hasil dari program itu tidak memuaskan. Beberapa kali dalam pertandingan uji coba dan persahabatan, mereka lebih sering mengalami kekalahan, bahkan dari kesebelasan lokal di Belanda.

Waktu itu, salah seorang teman saya di Belanda berkomentar negatif tentang program pembinaan PSSI. Dia menceritakan kepada saya sebuah kisah anekdot tentang bagaimana konyolnya dan bodohnya pengurus dan pelatih kesebelasan nasional RI.

Menurut ceritanya, beberapa orang pengurus PSSI melakukan studi banding ke KNVB (organisasi sepakbola Kerajaan Belanda, semacam PSSI kalau di Indonesia). Ketika pengurus PSSI bertanya kepada pengurus KNVB apa rahasia kesebelasan Belanda bisa memiliki prestasi yang baik di Eropa, dijawab oleh pengurus KNVB, selain dibutuhkan pemain yang baik dan berbakat, yang paling utama adalah, pelatih dan pengurus KNVB juga haruslah orang-orang yang pintar dan cerdas.

Untuk membuktikan bahwa pelatih tim nasional Belanda memang cerdas, dipanggillah Marco Van Basten. Lalu pengurus KNVB memberikan pertanyaan kepada Marco Van Basten.

[caption id="attachment_115109" align="alignleft" width="130" caption="marcovanbasten.net"][/caption]

Dengan cepat dan mantap, Marco van Basten menjawab : "Marco van Basten!".

Pengurus PSSI berdecak karena terkagum-kagum oleh kecepatan berpikir Marco van Basten dan mereka berpikir, sepulangnya ke Indonesia akan melakukan tes yang sama kepada calon-calon pelatih tim nasional Indonesia.

Ketika kembali ke Indonesia, PSSI mengadakan seleksi pelatih tim nasional. Lebih sepuluh orang pelatih klub anggota Liga Indonesia mengikuti tes untuk menjadi pelatih tim nasional. Tim penguji PSSI memanggil satu persatu para calon ke ruangan untuk diuji. Dan salah satu pertanyaan kuncinya adalah

"Siapa nama anak-anak kandung dari bapak dan ibu kandungmu, tapi mereka bukan saudara-saudaramu?".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun