Mohon tunggu...
Farid Sudrajat
Farid Sudrajat Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar kehidupan

pembelajar kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Penjara dan Isolasi Mandiri

25 Januari 2021   00:40 Diperbarui: 25 Januari 2021   01:09 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. news.detik.com

Pemerintah Indonesia akhirnya memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang semula 11 Januari 2021 berakhir 25 Januari 2021, kini dilanjutkan hingga 08 Februasi 2021. Termasuk diriku yang masih harus menjalani isolasi mandiri.

Tampaknya masa isolasi mandiriku masih terus berlanjut, sehubungan hasil tes yang belum membaik. Rasanya sudah seperti dalam tahanan sel. Semua menjadi terbatas, hanya seputaran kamar dan teras sekadar menghangatkan badan oleh sinar mentari pagi.

Dalulu di masa perjuangan merebut kemerdekaan, para pemimpin bangsa kita harus rela dibatasi geraknya dengan menderita di sel-sel pengat bangsa kolonial untuk memperjuangkan Indonesia merdeka. Seperti Bung Karno dan Bung Hatta.

Yang menarik, meski fisik mereka dibatasi, fikiran mereka terus menembus dinding sel untuk bagaimana bangsa indonesia merdeka. Dalam keterbatasan, mereka terus membaca dan menulis. Bung Karno menyusun pidato pembelaannya " Indonesia Menggugat" di dalam penjara. Sementara Bung Hatta membawa empat peti besar berisi buku manakala diasingkan ke Digoel, Papua. Sampai - sampai mengatakan " aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas".

Pun dimasa orde lama, tokoh agama Buya Hamka justru berterima kasih atas kondisi dirinya dipenjara oleh penguasa saat itu. Oleh karena dirinya dipenjara, keterbatasan gerak fisik menjadi kesempatan luas baginya untuk membaca dan menulis. Buah dari diri dipenjara tersebut, maka terbitlah karya monumental Tafsir al Azhar. Yang karyanya tersebut masih diterbitkan dan terus dikaji hingga sekarang laksana obor yang menyinari.

Saat ini pun, salah satu tokoh terkenal, Dahlan Iskan, juga mengalami pembatasan. Tetapi bukan dipenjara. Ia harus menjalani isolasi mandiri di RS karena positif terpapar virus Covid19. Tentu menjalani isolasi mandiri bagi penyintas covid19 tidaklah sama dengan dipenjara. Sedikit persamaannya adalah ruang gerak fisiknya dibatasi.

Yang menarik perhatianku, seorang Dahlan Iskan yang hampir genap 70 tahun,  jurnalis, pemegang media jawa pos grup, dan pernah menjadi menteri BUMN di era Presiden SBY, saat ini, Abah Dahlan Iskan sama seperti diriku adalah penderita Covid19 bagaimana ia menjalani dan mengisi masa isolasi mandiri di salah satu rumah sakit swasta.

Apa yang dialami dan dilakukan oleh Abah Dahlan Iskan mengingatkanku kepada kisah kehidupan para tokoh besar yang disebutkan di atas. Memang selalu ada hal menarik mengikuti kehidupan tokoh tokoh besar ini yang bisa membuat inspirasi bagi kita.

Dalam menjalani masa isolasi mandiri, ia berbagi pengalaman, meskipun hal ringan, melalui tulisan yang ia terbitkan. Oh ya, saat ini ia rajin menuliskan fikiran dan gagasannya melalui situs online sendiri. Ia menamai situsnya disway.id. beberapa tulisannya ia kirim ke media Jawa Pos News Network (JPNN). Paling terakhir ia menulis  Tunggu 14 Hari, merujuk jumlah hari yang telah ia lalui menjalani isolasi mandiri sembari berharap evaluasi hasil terbaik setelahnya.

Tentu saja kebiasaan menulis Abah Dahlan Iskan didukung oleh pembacaan yang luas. Sehingga melalui tulisan-tulisannya, serasa menjadi suplemen vitamin tersendiri bagiku. Memang selalu ada hal menarik dan memberikan manfaat dari para tokoh besar, meskipun mereka dibatasi gerak fisik kehidupannya. Pertanyaannya, hal manfaat apa yang sudah aku lakukan selama menjalani masa pengasingan ini?

KAMAR ISOLASI 24012021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun