Mohon tunggu...
Fariansyah Herbintang
Fariansyah Herbintang Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi di UPN Veteran Jakarta yang memiliki ketertarikan di bidang perfilman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mencegah Misinformasi dalam Menggunakan Media Sosial dengan Literasi Digital

11 November 2024   00:30 Diperbarui: 11 November 2024   00:33 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Menyaring Informasi di Media Sosial dengan Literasi Digital

Di era modern ini kita bisa mendapatkan informasi dengan sangat mudah dan cepat. Perkembangan yang signifikan di bidang teknologi menyebabkan berubahnya cara kita bersosialisai dan mendapatkan infornasi. Pada tahun 2019, pengguna internet di indonesia diperkirakan mencapai 175 juta jiwa atau sekitar 65,3% dari keseluruhan penduduk Indonesia (Yani, 2019). Salah satu produk yang tercipta dari perkembangan teknologi ini adalah lahirnya platform media sosial seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan Tiktok. B.K Lewis (2010) menyebutkan bahwa media sosial adalah suatu label yang mengarah kepada sebuah teknologi digital yang memungkinkan orang-orang untuk saling terhubung dan berinteraksi serta berbagi pesan. Menurut Nur Ainiyah (2018), media sosial adalah sebuah media online yang memungkinkan para penggunanya untuk berbagi, berperan, dan menciptakan sesuatu dengan mudah. Secara simpel, media sosial adalah sebuah produk dari perkembangan teknologi yang memungkinkan kita untuk saling terhubung dengan orang lain dan mendapatkan informasi secara mudah. Mudahnya penyebaran informasi ini tentunya mengaburkan fakta mana informasi yang dapat dipercaya dan mana yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, informasi bohong seperti ini disebut sebagai hoax.

Hoax berisi sesuatu yang palsu, manipulasi, dan ketidakbenaran yang berbentuk suatu berita atau suatu pesan (Rahadi, 2017). Hoax adalah berita palsu yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Mudahnya mengakses media sosial menyebabkan maraknya hoax yang muncul di platform tersebut. Seseorang bisa dengan mudahnya membuat berita yang tidak berdasar untuk tujuan pribadi atau kelompok. Hoax mudah diterima masyarakat karena seringkali berita palsu tersebut lebih sesuai dengan pendapat subjektif yang mereka miliki, seperti pandangan mereka terhadap suatu capres dan cawapres tertentu di masa masa pemilihan umum. Selain itu, orang yang lebih tua juga cenderung lebih mudah termakan hoax, hal ini dibuktikan dengan maraknya hoax di group whatsapp keluarga yang mayoritas diisi orang-orang tua yang tidak terlalu mengikuti dan memahami perkembangan teknologi. Hoax merupakan sesuatu yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan perpecahan dan misinformasi di kalangan masyarakat. Hal ini juga disebabkan oleh minimnya tingkat literasi masyarakat Indonesia. Untuk menyaring berita mana yang benar atau bohong, maka dibutuhkan kemampuan literasi digital agar tidak mudah mempercayai sesuatu yang dibaca di media sosial tanpa mengecek dulu kebenarannya.

Literasi digital adalah kemampuan seseorang untuk mendapatkan, mencerna, dan memakai informasi yang mereka dapat di dunia digital (Naufal, 2021). Dengan memiliki kemampuan literasi digital kita bisa memilah informasi yang kita dapat melalui media sosial. Literasi digital melatih kita untuk mampu mengasah kemampuan berpikir kritis yang kita miliki. Dengan berpkir kritis, kita jadi mampu mengetahui apa beriita yang kita baca ini masuk akal atau tidak dan kemudian melakukan riset yang lebih mendalam terkait kebenaran berita tersebut sehingga kita mampu menentukan keputusan yang lebih aman dan pasti terhadap valid atau tidaknya berita yang kita baca. Sebagai contoh, kita menemukan video terkait suatu pernyataan kontroversial yang disampaikan oleh salah satu paslon menjelang pilpres. Kita perlu tahu dulu apakah video ini lengkap atau sekedar sekedar potongan clip sehingga pesan yang disampaikan di video menjadi tidak lengkap, apakah video ini menggunakan AI, dan kapan tanggal peristiwa yang ada di video tersebut berada. Bisa saja video itu merupakan video lama yang di up kembali untuk menjatuhkan pihak tersebut hanya karena topik yang dibahas berkaitan dengan sesuatu yang hangat diperbincangkan sekarang.

Literasi digital juga membantu kita dalam mencari informasi. Jika kita memiliki kemampuan literasi yang baik, lita menjadi lebih efektif dalam mempelajari sesuatu karena kita telah mengetahui mana sumber yang terpercaya dan mana yang tidak dan juga mengemat waktu yang dimiliki. Hal ini juga mampu meningkatkan kemampuan verbal seseorang, semakin banyak kosa kata yang kita pelajari maka semakin banyak pula kata yang bisa kita pakai untuk menyampaikan sesuatu yang kita pikirkan.

Kesimpulannya, literasi digital adalah suatu kemampuan yang harus ditanamkan sejak dini. LIterasi digital merupakan modal yang .kita miliki untuk bisa bertahan ditengah era globalisasi ini. Dengan adanya kemampuan literasi digital kita jadi dapat mencerna mana informasi yang valid dan mana yang hanya sekedar hoax.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun