Mohon tunggu...
Farhan Ramadhan
Farhan Ramadhan Mohon Tunggu... Lainnya - Koresponden

Saya memiliki hobi menulis sejak SMA, dan sekarang masih merawat baik hobi tersebut. Kini, saya aktif menulis di blog pribadi dan beberapa media online.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Para Awardee BIM Lampung Fasilitasi Masyarakat Belajar Bahasa Inggris

7 Januari 2023   15:00 Diperbarui: 9 Januari 2023   12:26 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim BIM Lampung fasilitasi masyarakat belajar bahasa Inggris (Dokpri)

Pada pagi menjelang siang kala itu, sekitar pukul 09.30, siswa-siswi SMA penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) program persiapan S1 Luar Negeri tiba di Panti Asuhan Tiara Putri, Lampung (23/11/22). Dersik angin sepoi-sepoi yang menyejukkan hati, sembahyang dhuha yang ditunaikan sebagian anak-anak panti, serta antrean mandi pagi yang silih berganti menggambarkan betapa harmonisnya hubungan antar anggota keluarga panti ini. Keabsenan seorang penatu menuntut mereka untuk mencuci pakaian sendiri, sehingga terbentuklah pribadi yang mandiri.

Sembari menunggu anak-anak yang lain, 4 awardee BIM yang tergabung dalam kelompok 75 yakni Muhammad Rafli Ramadhan (SMAQ Darul Fattah), Granata Van Ridho (MAN Insan Cendikia), Nadia Syahida (SMAQ Darul Fattah), dan Shafa Azzahra (SMAQ Darul Fattah) berbincang ringan dengan sebagian anak-anak panti yang tampak antusias dengan kedatangan mereka. Dengan rasa penasaran yang tinggi, mereka ingin berkenalan lebih dekat dengan para awardee. Pertanyaan-pertanyaan seperti, "Kakak dari sekolah mana?", "Wah, kakak keren yaa" seakan menggugah semangat para awardee untuk memberikan kontribusi terbaik bagi para generasi penerus bangsa ini.

Tiba saat dimana Rafli bertanya tentang pendapat mereka saat diminta untuk berbicara menggunakan bahasa inggris yang langsung dijawab oleh salah satu anak, "Susah," katanya, dibarengi anggukan dari anak-anak lain yang tampak setuju.

Setelah ditanya alasannya, kebanyakan menjawab karena pembelajaran bahasa inggris di sekolah masih sangat kurang dan hanya terpaku pada buku dibandingkan praktik, sehingga yang dipelajari hanya passive skills seperti reading dan writing. Selain itu, mindset mereka yang menganggap bahwa bahasa inggris itu sulit dan kurangnya motivasi membatasi diri mereka untuk bereksplorasi dan belajar. Padahal, kemampuan bahasa inggris merupakan skill yang harus dikuasai untuk menghadapi globalisasi di masa depan, terlepas dari status sosial yang dimiliki.

Penyampaian materi bahasa Inggris oleh Granata Van Ridho (Dokpri)
Penyampaian materi bahasa Inggris oleh Granata Van Ridho (Dokpri)

Masalah utama yang mereka hadapi adalah minimnya akses pembelajaran dan biaya yang terbatas. Melihat masalah tersebut, para awardee BIM yang tergabung dalam kelompok 75 ini berupaya untuk menyediakan pembelajaran bahasa inggris yang berfokus pada speaking skill secara gratis. Pembelajaran dilakukan secara interaktif dengan games, quiz, dan bernyanyi. Harapannya anak-anak dapat mengubah pola pikir mereka yang beranggapan bahwa bahasa inggris itu sulit menjadi sesuatu yang menyenangkan sekaligus memotivasi mereka untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya kemampuan berbahasa inggris.

Setelah perbincangan dan diskusi yang cukup panjang, kelompok 75 resmi menggunakan nama 'You Can Speak' sebagai tittle proyek sosial mereka. 'You Can Speak' sendiri berasal dari bahasa inggris yang artinya kamu bisa berbicara dikarenakan proyek sosial yang dijalankan berfokus pada pengembangan skill speaking (berbicara) dalam bahasa inggris. Sejauh ini, pembelajaran telah terlaksana selama satu bulan dengan lima kali pertemuan pada setiap akhir pekan di hari sabtu atau minggu.

Pembelajaran di hari pertama berfokus pada pengenalan common expression atau ungkapan umum yang tergabung dalam 5 magic words dan dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari. Seperti cara meminta maaf dalam bahasa inggris (sorry/apologize), meminta bantuan (asking for help), berterima kasih (thank you), meminta izin (may I dan excuse me). Ungkapan-ungkapan tersebut merupakan hal dasar yang mesti dikuasai penggunaannya dalam hal bersosialisasi. Pembelajaran dimulai dengan penjabaran materi dan diakhiri dengan bermain games. Anak-anak tampak antusias mengisi kolom-kolom kosa kata sembari berpacu dengan waktu, karena 6 orang tercepat akan mendapatkan hadiah. Riuh tawa dan senyuman menghiasi keseruan pembelajaran di panti hari itu.

Penyampaian materi bersama Shafa Azzahra dan Nadia Syahidaaption (Dokpri)
Penyampaian materi bersama Shafa Azzahra dan Nadia Syahidaaption (Dokpri)

Pada pertemuan kedua, pembelajaran dimulai dengan menyanyikan alphabet song, anak-anak belajar tentang cara mengeja dalam bahasa inggris, dilanjutkan dengan materi nama-nama bulan (months), hari (days) dan cuaca (weather). Cuaca siang yang cukup terik tidak menyurutkan semangat mereka untuk menuntut ilmu, dengan sigap mereka mencatat setiap materi di papan tulis dan aktif bertanya jika tidak paham. Menariknya lagi, saat salah satu anak berkebutuhan khusus ada yang kesulitan saat diminta mengeja nama, teman-temannya dengan sigap membantunya dengan sabar, menjadi sebuah momen tersendiri dalam perjalanan proyek sosial ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun