Mohon tunggu...
Farhan Rahmawan
Farhan Rahmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jujutsu S1

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rumahku

1 Oktober 2022   05:25 Diperbarui: 1 Oktober 2022   05:29 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Rumahku adalah sebuah tempat tinggal yang paling panjang bentuknya. Rumah-rumah lainnya hanyalah rumah biasa, kurang lebih satu petak. Tetapi rumahku itu berbeda karena rumah ku adalah rumah utama dalam sebuah keluarga besar. Pagar rumahku berwarna hijau terang dan pagar hijau itu merupakan satu-satunya di komplek rumahku. Sebelum menemukan pintu masuk, akan ada sebuah aula yang biasa dipakai untuk pengajian mingguan oleh jamaah ibu-ibu yang dipimpin oleh nenekku. Di samping aula ada banyak tanaman yang ditanam ibuku dan tidak jarang aku membantunya memberi pupuk dan menyiramnya. Di antara aula dan tanaman ibuku, akan ada pintu masuk ke dalam rumahku.

Setelah masuk ke dalam rumah, akan ada ruang tamu yang biasa dipakai untuk menerima tamu yang datang seperti fungsinya secara umum. Di ruang tamuku ada empat sofa pendek dan 2 sofa panjang. Ada juga sebuah lemari kaca yang isinya adalah asesoris berupa gelas beling dan piring-piring. Ada juga kipas angin yang selalu diletakan disana. Kipas anginnya sangat kencang karena kipasnya sangat besar. Ada juga beberapa meja di depan sofa yang banyak toples di atas nya berisi makanan.

Setelah ruang tamu, akan ada tempat makan yang menjadi satu dengan dapur. Cukup besar karena memang biasa dipakai untuk masak-masak acara besar seperti nikahan dan lain-lain. Ibuku juga sangat menyukai kucing. Jadi ibuku membuat satu ruangan di antara tempat makan dan dapur untuk dijadikan tempat penyimpanan kucing ibuku. Cukup banyak kucing di rumahku sehingga tidak jarang kucing-kucingku mengganggu ku dan keluargaku ketika kami sedang makan bersama. Padahal setiap saat aku selalu memberi mereka makan berupa tuna basah dicampur nasi. Suka aneh kucingku itu yang tidak ada kenyangnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun