Mohon tunggu...
Muhammad Farhan Gymnastiar
Muhammad Farhan Gymnastiar Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang memiliki minat mendalam dalam dunia penulisan artikel, khususnya yang berkaitan dengan isu-isu sosial, pendidikan, dan pengembangan diri. Aktif menulis di berbagai platform sebagai bentuk ekspresi dan kontribusi pemikiran.Percaya bahwa tulisan adalah bentuk kontribusi intelektual bagi perubahan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Incinerator: Solusi Pengolahan Sampah Pada Program KKN Sisdamas 2025 Kelompok 189 UIN Sunan Gunung Djati Bandung

18 Agustus 2025   12:45 Diperbarui: 18 Agustus 2025   12:44 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerja Bakti Bersama Warga RW 08 Dusun Cipendok Di Lokasi Incinerator, KKN Sisdamas 2025 Kelompok 189 UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

            Sampah, satu kata yang sudah tidak asing lagi di telinga setiap insan yang mendengarnya. satu scope yang selalu menjadi sumber dari penyakit dan bencana, dan satu program yang selalu digaung-gaungkan calon pejabat saat melakukan kampanye di masyarakat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sampah diartikan sebagai barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi. Definisi ini sangat sesuai dengan stigma mayoritas masyarakat yang menganggap bahwa sampah adalah sebuah game over dari suatu benda yang manfaatnya telah habis. Karena sudah dianggap tidak berguna dan kurangnya kesadaran, banyak dari mereka yang membuang sampah sesuai hati. Di selokan, sungai, parit, bahkan tak jarang di perempatan yang sepi penduduk pun terdapat banyak tumpukan sampah.

            Jika pembuangan sampah sembarangan terus dilakukan secara konsisten, maka ini akan menjadi bad habits dan secara tidak langsung akan menjadi bumerang yang berbalik menyerang masyarakat. Sampah-sampah yang dibuang sembarangan lama kelamaan akan terus menumpuk dan menjadi bom waktu, hingga akhirnya memicu berbagai macam bencana dan penyakit. Banjir yang disebabkan oleh selokan air yang mampet, serta penyakit-penyakit seperti diare, demam berdarah, gatal-gatal, dan kolera yang disebabkan karena tecemarnya air sungai oleh sampah.

            Banyak dari daerah pemukiman warga sepakat bahwa sampah adalah sebuah masalah yang tidak boleh diabaikan. Tak terkecuali dari warga Dusun 3, tempat dilaksanakannya KKN Sisdamas 189 UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Sebagai bentuk pengejawantahan dari pengabdian kepada masyarakat, kami mengadakan musyawarah antara mahasiswa KKN dan warga masyarakat Dusun 3 yang diadakan di PAUD Al-Munandiriyyah. Pada pertemuan itu, tidak sedikit dari warga yang angkat suara mengeluhkan terkait belum adanya sebuah pengelolaan yang tepat untuk menangani masalah sampah yang kian hari kian membludak dan berserakan. Kami pun menawarkan beberapa gagasan solutif, salah satunya dengan menghadirkan teknologi incinerator sederhana. Teknologi ini merupakan sebuah alat pembakaran sampah sederhana menggunakan cerobong asap. Alat ini diharapkan dapat menjadi alternatif pembakaran sampah yang lebih efektif, terkendali, dan ramah lingkungan dibanding pembakaran terbuka yang selama ini sering dilakukan masyarakat.

            Setelah melewati proses musyawarah bersama warga dan para tokoh masyarakat Dusun 3, kelompok KKN Sisdamas 189 UIN Sunan Gunung Djati Bandung mulai mengimpelemtasikan program incinerator yang telah di presentasikan bersama kepada para warga. Proses implimentasi ini dilakukan secara bertahap dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat Dusun 3 agar program dapat berjalan efektif dan berkelanjutan.

            Proses dimulai dengan mencari beberapa sumber dan referensi terkait bagaimana bentuk dan cara pembuatan incinerator secara sederhana. Dengan memanfaatkan teknologi, kami menggali beberapa referensi, salah satunya yaitu sebuah akun tiktok dengan username @tataruangsampah yang mana didalamnya membahas berbagai macam tata cara pengolahan sampah, mulai dari pemisahan sampah organik dan an-organik, pembuatan pupuk kompos dari sampah organik, pemeliharaan maggot untuk mengurai sampah organik dan bisa dijual sebagai pakan burung, serta pembuatan incinerator. Setelah dipelajari secara seksama, kami menjelaskan kepada Rw 08 sebagai wilayah binaan KKN terkait bentuk gambar, ukuran, dan bahan-bahan apa saja yang dibutuhkan. Setelah disepakati, Langkah selanjutnya adalah menentukan tempat pembuatan incinerator. Kami ditemani Bapak Anom (Rw 08) melakukan survei ke sebuah parit kering disamping sawah yang penuh oleh tumpukan sampah. Beliau menuturkan bahwa di parit inilah warga biasanya membuang sampah secara rutin. Setelah berdiskusi, akhinya kami sepakat untuk mendirikan incinerator diatas parit itu, agar para warga bisa membuang dan membakar sampah di incinerator.

            Pembahasan tempat rampung, tahap selanjutnya adalah pemilihan struktur panita yang bertujuan untuk mengoordinasikan setiap tahapan Pembangunan incincerator, mulai dari sosialisasi, penggalangan dana, proses pembangunan, hingga evaluasi. Melalui pembentukan panitia, diharapkan adanya rasa tanggung jawab kolektif terhadap program ini, bukan sekadar inisiatif dari mahasiswa semata. Setelah dimusyarawahkan, akhirnya disepakati mengenai struktur kepanitiaan bahwa Bapak RW 08 sebagai ketua, Bapak RT 02 sebagai bendahara, Bapak RT 03 sebagai sekretaris, dan Bapak RT 01 sebagai operasional.

            Setelah dibentuk struktur panitia, mulailah kami menyusun rancangan anggaran terkait biaya pembuatan incinerator, hingga disepakati bahwa biaya yang dibutuhkan kira-kira sekitar Rp. 2.000.000,00. Untuk mendapatkan biaya tersebut, kami bersama ketua RT setempat berikhtiar dengan cara berkeliling ke warga sekitar untuk melakukan penggalangan dana sebesar Rp. 10.000,00 per Kartu Keluarga (KK). Dana yang terkumpul akan dialokasikan untuk pembelian bahan bangunan, konsumsi, serta pembayaran seorang tukang sebagai salah satu eksekutor pembuatan incinerator.

            Tahapan terakhir merupakan pembelian alat-alat dan bahan material yang dibutuhkan. Kami meminta bantuan kepada Bapak RW 08 untuk mencari toko bahan bangunan yang menawarkan harga yang lebih murah dari harga toko bahan bangunan pada umumnya. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain: besi beton berukuran 8 mm, bata ringan, semen, dan pasir. Proses pembuatan incinerator dilakukan secara gotong royong antara warga dan mahasiswa KKN. Sehingga, selain membuat sebuah program, kegiatan ini juga dapat mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan masyarakat di Dusun 3.

           Proses pembuatan Incinerator memakan waktu kurang lebih 3 hari, yang dimulai dari pukul 07:00 pagi hingga pukul 16:00 sore. Pembuatan Incinerator akhirnya rampung pada hari Jumat, 15 Agustus 2025. Masyarakat Dusun 3 dengan takjub memandangi incinerator, mereka sangat menaruh harapan besar kepada sebuah bangunan dengan cerobong tinggi menjulang yang berdiri kokoh diatas parit pinggir sawah ini. Pun dengan para mahasiswa KKN, kami sangat berharap bangunan incinerator ini menjadi sebuah solusi dari permasalahan sampah di Dusun 3 ini, agar kedepannya warga dusun 3 tidak lagi membuang sampah sembarangan, melainkan membakar sampah di incinerator. Selain itu kami juga berharap keberadaan incinerator ini dapat terus dijaga, dimanfaatkan, dan dikembangkan oleh masyarakat Dusun 3. Dengan demikian, program incinerator bukan hanya sebuah formalitas dan proyek sementara bagi kami, mahasiswa KKN Sisdamas kelompok 189 UIN Sunan Gunung Djati Bandung, melainkan sebuah program berkelanjutan bagi masyarakat dusun 3 yang akan dipergunakan secara terus menerus.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun