Mohon tunggu...
Shofi Putri L
Shofi Putri L Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

hoby menolong :')

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cara Mempertahankan Identitas Kesantrian di Lingkungan Perkuliahan (Versi Pesantrenku)

1 Desember 2022   17:54 Diperbarui: 1 Desember 2022   17:57 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Cara mempertahankan identitas ke'santri'an di lingkungan perkuliahan (versi pesantrenku)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pada zaman sekarang ini, banyak sekali kita temui para santri yang telah keluar/lulus dari pondok pesantrennya dan kemudian berkecimpung dalam dunia masyarakat. Yang mana, para santri tersebut, sudah jarang sekali mempertahankan identitas aslinya sebagai santri. Hal ini sangat miris terjadi di negara kita, yang notabenenya Indonesia adalah negara dengan pemeluk agama islam terbanyak di dunia, yaitu mencapai 240 juta jiwa, dengan persentasi mencapai 86,9%. Meskipun begitu, negara Indonesia ini bukan merupakan negara islam sepenuhnya.

Sebagian besar orang beranggapan bahwa, pondok pesantren merupakan simulasi miniatur dari kehidupan kita dimasa depan. Akan tepatapi, masih banyak diantara para santri tersebut yang seolah lulus dari pondok pesantren, dan juga sekaligus melepaskan 'baju' pesantrennya. Lantas, banyak dari kita yang pernah bertanya, bagaimana cara kita agar kita tetap memegang identitas kita sebagai santri, 'baju' kesantrian kita, ketika sudah hidup di lingkungan masyarakat?.

Olehkarnanya, seyogyanya kita tetap memegang teguh amalam-amalan yang telah kita dapatkan dipondok pesantren kita dulu. Seperti istighosah, rotib al-hadad, tahlil, membaca 5 surat 'sakti' di hari jum'at, sholat malam, dan masih banyak lagi. Sebagaimana yang diterapkan oleh pesantrenku, Pondok pesantren Amanatul Ummah mempunyai jalan tersendiri untuk mencapai kesuksesan para santrinya yang mungkin berbeda dengan umumnya orang-orang untuk mencapai kesuksesannya.

Selaku pengasuh dan pendiri pondok pesantren Amanatul Ummah, Prof. Dr. KH Asep Saifuddin Chalim, MA., memberikan bekalkepada para santrinya utuk meraih kesuksesannya, yang harus diamalkan secara istiqomah dalam kehidupan para santrinya, yang diharapkan para santri tetap mengamalkannya hingga lulus dari pondok pesantren Amanatul Ummah. Dengan demikian, diharapkan para santri Amanatul Ummah akan tetap membawa identitas santrinya hingga kelak akan hidup dilingkungan masyarakat.

Apa aja sih 7 kunci kesuksesan itu? Let's check this out

  • (Bersungguh-sungguh dalam berkesungguhan)

Sebagai tholabul ilmi atau santri kita hendaknya bersungguh-sungguh atas apa yang kita inginkan, yakni mencari ilmu. Serta di iringi dengan do'a, maka pintu kesuksesan akan terbuka lebar untuk kita. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 69 yang berbunyi :

Yang artinya : "rang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan."

  • (Menyedikitkan makan)

Makan terlalau kenyang tidak dianjurkan untuk para santri yang sedang menuntut ilmu, terutama santri pondok pesantren Amanatul Ummah, karena dengan makan terlalu kenyak akan menghilangkan kecedasan. Apabila kita makan terlalu kenyang maka saat belajar kita akan mengantuk dan tertidur, dan apabila kita tidur waktu pelajaran maka ilmu yang diterangkan guru tidak akan kita fahami. Karena sesungguhnya ilmu itu akan masuk apabila kita belajar dalam keadaan tidak mengantuk. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Ta'lim al-Muta'alim yang dikarang oleh Syekh Burhan al-Din Ibrahim al-Zarnuji al-Hanafi, yakni :

,   

Yang artinya : "Metode meminimalisirkan dahak dengan cara meminimalisirkan asupan. Terdapat ungkapan mengatakan bahwa 70 nabi sepakat bahwa seringnya lupa dapat disebabkan karena banyaknya dahak. Dan banyaknya dahak karena banyak minum, sedangkan banyaknya minum karena banyaknya makan."

  • (menjaga diri dalam kesucian dengan berwudhu)

Wudlu merupakan cahaya, dan dengan wudlu kita menjadi suci. Ilmu yang di terangkan oleh guru tak lain yaitu datangnya dari pemikiran murid itu sendiri yang abstrak berupa sinar atau cahaya. Dan apabila cahaya itu datang dan diterima oleh sang pemiliknya maka akan mudah masuk dan diterima. Hal ini mengacu pada kitab Ta'lim al-Muta'alim yakni :

Yang artinya : "Ilmu itu adalah cahaya dan wudhu' itu cahaya, maka jika ingin cahaya ilmu bertambah semakin terang, tambahkan cahayanya dengan berwudhu"

  • (membaca Al- Qur'an dengan melihat)

Apabila seseorang yang setiap hari membaca Al-Qur'an, maka dengan sendirnya dia akan cerdas, karena telah hanyut kedalam berfikir bacaan apa saja yang terkandung di dalamnya Al-Qur'an serta memahami makna dari setiap ayat-ayatnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa kandungan serta Bahasa dalam Al-Qur'an itu tinggi dan sangat indah. Makadari itu, perlu untuk kita memikirkar serta memahami apa-apa yang telah kita baca dari Al-Qur'an. Dalam kitab Ta'lim al-Muta'alim juga terdapat riwayar dari sayyidina Ali yaitu :

Artinya : "Diriwayatkan dari sayyidina 'ali ra. Tiga hal yang benar-benar dapat menambah daya hafalan dan dapat menghilangkan lender/dahak yaitu siwak, puasa dan membaca Al-Qur'an."

  • (Menjahui Maksiat)

Sumber dari maksiat karena ingin memuaskan dengan nafsunya, contohnya pacaran. Apabila seseorang sedang mencari ilmu dan melakukan pacaran maka pemikirannya akan terganggu karena hal tersebut bisa menjadikan beban bagi dirinya sendiri terutama psikologinya sehingga dalam hal menuntut ilmu jadi terganggu. Seperti yang sudah di jelaskan di atas, ilmu merupakan cahaya, sedangkan maksiat merupakan penghambat cahaya tersebut, atau ilmu akan susah meresap dalam diri kita. Dalam artian, ilmu tersebut akan susah kita pahami dan kita pelajari.

  •  (sholat malam)

Dengan sholat malam maka kita dengan mudah akan didekatkan dengan sang pencipta dan dengannya maka do'a yang kita minta insyaAllah akan di kabulkan oleh Allah SWT. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa di sepertiga malam terakhir adalah waktu mustajab untuk berdoa. Ketika banyak orang terlelap tidur, Allah SWT turun pada sepertiga atau penghujung malam untuk melihat hambanya yang memanjatkan doa. Sepertiga malam terakhir merupakan waktu mustajab untuk berdoa, dimana doa-doa mudah diijabah. Selain itu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,

.

Artinya : "Shalat yang paling utama setelah shalat yang fardhu adalah shalat di waktu tengah malam."

Makadari itu sangat dianjurkan bagi kita para santri untuk berdoa kepada Allah pada waktu-waktu yang mustajabah, agar dimudahkan jalan kita untuk menuntut ilmu.

  • (tidak sembarangan jajan di luar)

Seseorang yang sedang menuntut ilmu tidak diancurkan untuk jajan diluar karena sudah jelas kebersihanya dan banyak pula mata yang memandang sehingga bisa menghilangkan keberkahannya. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kecerdasan anak. Menurut ustadz Ulum (salah satu ustadz di Amanatul Ummah), bahwa keberkahan makanan itu akan hilang apabila telah dilihat dan di "ingini" oleh orang lain, tetapi orang tersebut tidak kesampaian untuk membeli/memakannya. Maka disana, keberkahan dari makanan tersebut akan hilang.

Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya...

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun