Mohon tunggu...
Farhan Junaidi
Farhan Junaidi Mohon Tunggu... Penulis - farhan junaidi, sekolah di perguruan tinggi universitas muhammadiyah malang

Tidak ada yang menjadi sia sia Dalam perjalanan untuk Mencari Ilmu dengan keyakinan hati yang tulus, dan Ikhlas agar bisa tercapainya menjadi Insan yang berguna selama hidupnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tersesat dalam Aktualisasi Diri

14 November 2020   17:12 Diperbarui: 14 November 2020   18:25 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Parha adalah seseorang yang mempunyai cita cita yang tinggi untuk membahagiakan kedua orang tuanya, dan dia seorang yang rajin belajar, dengan kerajiinanya ini membuat dirinya menjadi orang yang terlihat dari lingkungannya. 

Aktualisasi diri inilah ketika potensi yang dimiliki seorang parha dapat dikeluarkan, diekspresikan, dan mendapat respons yang positif pula dari sekitar. Ketika kebutuhan tertinggi ini terpenuhi, tercapailah rasa bahagia karena dari prestasi di miliki pada saat menempuh pendidikan di waktu SMP, sampai dia masuk 5 siswa/siswi lulusan terbaik sekolahnya.

pada suatu ketika, dia melanjutkan pendidikan SMA berumur 17 tahun dia kepengin melanjutkan SMA keluar dari kampung halaman tercintanya untuk merantau ke kota dalam mencapai cita cita nya. Karena bagaimanapun pendidikan adalah suatu cahaya yang menerangi untuk masa depannya, kata kata ini yang tertanamkan di dalam hatinya.

Sesampai dia berada di kota pada saat itu, harapan yang dia inginkan untuk masa depannya malah menjadi sebaliknya, karena kurangnya pengontrolan dari keluarga dan teman teman kampung halamannya, dan ketika berjalannya waktu sempat turun drastis prestasi yang diaharapkan di SMA berbeda pada saat di kampung halamannya, karena ada beberapa faktor yang mengakibatkannya.

awalnya dia orang yang rajin sholat, rajin belajar pada saat di kampung halaman, sesampai di kota tersebut dia mendapatkan teman teman yang kurang baik dari pada di kampung halamannya dan disitulah seorang parha menjalani suatu kehidupan yang berbeda, hal hal yang tak perna di lakukan di waktu di kampung halaman seperti contoh ber minuman minuman alkohol dll prestasi yang di harapkan telah sia-sia akibat dari pergaulan.

Satu tahun kemudian berjalannya waktu yang begitu cepat, dia sudah bisa mengontrol emosionalnya ke lingkungan yang kurang produktif, dan di satu sisi dia telah mendapatkan salah satu teman yang baik yaitu "abdul" Pada saat disitulah mengenal seorang Abdul parha bisa kembali ke jalan yang semestinya dia harapkan untuk membahagiakan kedua orang tuanya,

 seorang abdul telah banyak memberikan suatu motivasi ke pada parha bahwa hidup di kota jangan sampai terbawa hal hal yang tidak baik, apa lagi jauh dari keluarga, kata si Abdul akhirnya kemudian dia bisa mengontrolnya dengan sebaik baiknya, dan mulailah kembali ke jalan yang produktif sampai dengan lulus SMA, lulusan SMA ini berbeda dengan waktu lulusan SMP Meskipun dia mengalami berbeda saat lulusan pada saat waktu SMP, 

dia tidak terlalu kecewa dengan hal itu, karena bagaimanapun yang perna dia lakukan dia mengiklaskan dengan sepenuh hati, baik dari keluarga pun dia sudah mengiklaskan, karena mungkin ini adalah suatu ujian dalam suatu pendewasaannya dalam beradapsi ke lingkungan baru, dan kesadarannya inilah membuat seorang parha bisa lebih dewasa untuk beradaptasi ke orang baru di saat ada di perantawan.

Dan sekarang dia mengalami ke bimbangan untuk melanjutkan keperguruan tinggi, dan masih belum bisa melupakan apa yang perna dia lakukan pada saat waktu SMA, Kebimbangan inilah membuat seorang parha dilampiaskannyan untuk menulis di buku hariannya dengan kejadian waktu yang di alami pada saat SMA, isi dari tulisan tersebut :

"Ketika sulitnya seseorang dalam menghadapi suatu permasalahan dalam fikiran yang terkadang datangnya secara tiba-tiba, terkadang selalu terfikirkan karena masalalu, dan terkadang pula terlalu terfikirkan karena masa depan, nyatanya dua hal ini tidak di pegang sekarang, dan dua hal tersebut membuat fikiran yang memberatkan realitanya bahwa masa lampau itu merupakan sesuatau yang perna terjadi, maka jadikanla suatu sejarah dalam kehidupan, dan tak perlu selayaknya untuk disesali apa yang telah terjadi, dan apa yang perna terjalani, sedangkan masa depan adalah suatau saat nanti yang masih belum kita capi, dan akan kah fikiran insan kalah dengan dua hal tersebut ?.

Jika ini adalah suatu ujian dalam fikiran  dan masih mesih belum bisa mengatasinya, sehingga tidak menemukan jati dirinya. Maka Tuhan melalui firmannya mengajak manusia untuk berdialog dengan diri sendiri, agar mampu mengenali jati dirinya  dan terbatas dari kesesatan, melainkan pilihan yang selaras dengan dinamika aktualisasi diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun