Humanity above Religion, Kemanusiaan di atas agama. Kalimat ini saya temukan di bio Instagram seorang Tretan Muslim, komedian yang memiliki konsern terhadap isu toleransi. Pada awalnya saya menganggap kalimat ini mengada-ngada, namun setelah saya pelajari lebih lanjut justru saya meyakini konsep Humanity above Religion ini.
Pada umumnya agama menduduki posisi paling atas di dalam kehidupan orang-orang. Agama menentukan benar dan salahnya suatu tindakan, memberikan perintah dan larangan, pada intinya adalah memberikan pedoman hidup sesuai kepercayaan masing-masing.Â
Bahkan Pancasila di sila pertama yang tertulis Ketuhanan yang Maha Esa berperan untuk menjadikan Indonesia menjadi negara yang beragama sehingga setiap rakyat Indonesia wajib memeluk salah satu dari enam agama yang diakui. Hal tersebut ada karena memang agama niscaya membawa kedamaian.
Namun pada kenyataannya banyak sekali permasalahan terjadi karena agama. Dari zaman dulu sampai sekarang. Dari zaman Perang Salib, Perang 30 tahun di Eropa, sampai di zaman sekarang yang saling tuduh teroris, dan perang saudara karena campur tangan politik yang memanfaatkan agama sebagai sebuah komoditas. Hal-hal tersebut sangat jauh sekali dari ajaran setiap agama.
Kesalahan paling utama terjadinya konflik yang berkaitan dengan agama adalah dijadikannya agama sebagai identitas yang melekat sehingga membuat agama sebagai sebuah kelompok. Agama sebagai identitas kelompok membuat orang-orang bangga apabila seseorang tokoh bergabung dengan agamanya dan sebaliknya orang-orang menghujat seseorang tokoh apabila keluar dari agamanya.Â
Baca juga: "Artists For Humanity", Solusi Kreatif Anak Muda Boston
Agama sebagai identitas kelompok membuat kita mendukung Israel karena agama kita ini atau mendukung Palestina karena kita agama ini. Agama sebagai identitas kelompok membuat kita mencari-cari kesesatan agama lain dan mendebatkan agama yang paling benar.Â
Agama sebagai identitas kelompok membuat kita saling menuduh agama lain sebagai pelaku kejahatan. Agama sebagai identitas kelompok memperbesar peluang kita untuk membenci agama lain. Agama sebagai identitas kelompok membuat hidup ini tidak asik. Untuk melawan hal-hal tersebut Humanity above Religion ada.
Humanity above Religion membuat saya memprioritaskan prinsip kemanusiaan daripada sebuah objek yaitu agama. Saya percaya pada kalimat "setialah pada prinsip bukan kepada suatu objek" karena saat objek tersebut sesuai dengan prinsip yang kita percayai kita akan menjadi lebih setia terhadap objek tersebut.Â
Humanity above Religion membuat saya tidak menganggap agama sebagai identitas kelompok. Humanity above Religion membuat saya terhindar dari ajaran-ajaran sesat dan tindakan radikal karena kemanusiaan melarang itu.Â
Baca juga: Ngobrol Kemanusian ACT: "Greatness Starts From Humanity"
Humanity above Religion membuat saya tidak akan melakukan hal-hal yang melanggar kemanusiaan. Saya akan mendukung kemerdekaan Palestina karena kemanusiaan memerintahkan itu bukan karena apa agama saya. Selanjutnya saya akan menemukan agama yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang saya percayai.
Secara simpel sebetulnya saya menangkap Humanity above Religion adalah sebuah prinsip bagi setiap orang yang sedang dalam perjalanan untuk mempelajari agama supaya tidak terjebak di jalan yang sesat. Karena setiap agama yang ada di Indonesia sangat memegang nilai-nilai kemanusiaan perbedaannya hanya pada cara mewujudkan  kemanusiaan tersebut.