Mohon tunggu...
farel arizano
farel arizano Mohon Tunggu... Pejalar

Saya suka bermain bola

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Menyesal Mencontek

10 September 2025   17:20 Diperbarui: 10 September 2025   17:20 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


                       Aku Menyesal Mencontek

   Pagi itu,kelas terasa sangat sunyi.Hanya suara gesekan pena dan pensil yang terdengar.Ulangan Bahasa Indonesia sedang berlangsung.Aku yang duduk dikursiku,menatap soal soal yang hampir mirip dengan materi yang telah aku hafal semalam.Keringat dingin mulai membasahi tubuhku.

   Aku harus menyelesaikan soal ulangan ini,dan jika kali ini aku gagal,sudah dipastikan nilaiku rendah.Jika orang tuaku mengetahuinya pasti mereka akan kecewa dengan nilaiku.Mataku tertuju pada teman disebelah meja ku yang begitu mudah mengerjakan soal soal ulangan.

   Hatiku mulai goyah.Dilaci mejaku terdapat buku catatan yang semalamku baca.Awalnya aku tidak tertarik untuk membuka buku itu,tapi sekarang buku itu seperti memanggilku,menawarkan jalan keluar dari kesulitan.Aku pun melihat situasi untuk membuka buku itu,tanpa berpikir panjang aku pun membukanya.

   Langsung saja aku menyalin jawaban yang ada dibuku catatan itu,perasaanku langsung lega,seolah olah beban dipundakku telah hilang.Setelah selesai aku pun menutup buku itu dan melanjutkan ulangan dengan perasaan sedikit lebih tenang.
 
   Namun,setelah kertas jawaban telah dikumpulkan,perasaanku pun mulai tidak nyaman.Aku merasa tidak tenang dan seperti ada salah.Aku menghibur diriku,"Ah tidak apa,orang tidak ada yang tahu."
     
   Satu minggu kemudian,saat hasil ulangan dibagikan,aku mendapatkan nilai sempurna yaitu 100.Lalu temanku yang biasa mendapatkan nilai tinggi setiap ulangan pun terheran dengan nilaiku,teman teman ku pun juga memendam curiga denganku.

   Aku pun sempat merasa bangga dengan diriku,namun aku juga merasa bersalah.Rakan yang biasanya menjelaskan materi kepadaku,sekarang mulai kecewa.Bagaimana mungkin aku terlihat senang dengan nilai yang kudapatkan dengan cara curang?.Bahkan aku bisa mengalahkan Rakan tapi dengan cara yang tidak adil.

   Saat Buk Tis mengumumkan bahwa akan ada ulangan susulan untuk beberapa siswa.Aku tidak terkejut ketika namaku juga dipanggil."Loh kok namamu juga dipanggil?".Tanya Rakan bingung.

   Aku hanya bisa menunduk.Hati ini terasa berat.Sepulang sekolah aku menemui Buk Tis diruang guru.

   "Bu,saya mau mengaku," kataku dengan suara yang bergetar.

   Buk tis pun kebingungan "apa yang mau kamu katakan?".Aku pun berkata"Buk Tis sebenarnya nilai ulangan 100 kemarin itu adalah hasil curang,aku membuka buku catatan yang ada dilaciku".Buk Tis pun menjawab"Alhamdulillah nak akhirnya kamu mau jujur,tidak apa jika kamu sudah mengaku".Aku pun keluar kantor guru dengan perasaan malu dan takut.Setelah ulangan susulan telah dilaksanakan ternyata nilaiku menjadi 70,tapi aku mencarinya dengan cara yang jujur.

   Jadi kesimpulan dari cerita pendek diatas adalah tidak apa nilaimu rendah asalkan dicari dengan cara yang jujur,daripada mendapatkan nilai 100 tapi dengan cara yang tidak baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun