Mohon tunggu...
farchan
farchan Mohon Tunggu... Editor - mahasiswa

saya adalah anda

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Opini, Ganjar Pranowo, Media Sosial, dan Elektabilitas 2024

3 Mei 2024   09:10 Diperbarui: 3 Mei 2024   09:14 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ganjar Pranowo, Media Sosial, dan Elektabilitas Menuju 2024, Secara implisit, hal ini sudah terbuka bagi tokoh-tokoh yang bersaing pada Pilpres dan Wakil Presiden 2024. Kandidat-kandidat potensial sudah saling bersaing memperebutkan panggung. Ada yang memasang baliho, beriklan di media, dan semakin aktif di jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, atau YouTube. Tujuannya adalah untuk meningkatkan popularitas, akseptabilitas dan selektabilitas.

Meski 2024 sebenarnya tinggal tiga tahun lagi, para politisi sedang terburu-buru. Maklum, beberapa lembaga riset sudah mempublikasikan hasil pemilunya tentang elektabilitas dan popularitas calon presiden dan wakil presiden 2024. Nama Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, Prabowo Subianto, dan Dr Rismaharini selalu bersaing ketat. atas. dari hasil penelitian.

menunjukkan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto memiliki elektabilitas tertinggi sebagai calon presiden 2024 yakni 13,9%. Mereka disusul Anies Baswedan (9,6 persen), Ridwan Kamil (5,1 persen), Dr Rismaharini (4,9 persen) dan Sandiaga Uno (4,6 persen0). Sebagai pejabat, nama-nama tersebut mendapat "panggung" yang lebih luas.

sosial tidak hanya digunakan oleh media, tetapi juga oleh para politisi. Diakui atau tidak, penggunaan media sosial telah mempengaruhi popularitas seorang politisi. Tunggu dan lihat. Ganjar Pranowo mempunyai akun Twitter @ganjarpranowo yang keasliannya ditandai dengan centang biru. Ganjar aktif menggunakan biografinya di Twitter sejak Januari 2010 atau saat masih menjadi anggota DPR dan belum terpilih menjadi Gubernur Jawa Tengah. Hingga Jumat, 22 Oktober 2021, pengikut Twitter Ganjari mencapai 2,1 juta. Ganjar juga mengikuti 3.672 akun Twitter. Selain Twitter, Ganjar aktif di Instagram dengan akun @ganjar_pranowo. Pada Jumat, 22 Oktober 2021, akun Instagram Ganjar Pranowo diikuti 3,9 juta akun. Ganjar juga mengunggah 4.838 materi di Instagram.

Namun dalam penelusuran saya, media tidak banyak mempublikasikan konten akun media sosial Ganjar sebagai berita. Dan Ganjar sepertinya tak mempermasalahkan apakah konten media sosialnya bisa menjadi pemberitaan di media arus utama atau tidak. Ia tetap konsisten dalam menyajikan konten dan meyakini seiring berjalannya waktu, peran media sosial dapat menggantikan media mainstream.

Berdasarkan pengamatan saya, Ganjar kerap menanggapi keluh kesah masyarakat di Jawa Tengah melalui akun media sosialnya. Di sini terjadi perbincangan dua arah secara langsung antara Ganjar dan warga. Lebih lanjut Ganjar dengan jelas menulis di bio akun media sosialnya, "Tuanku  ya rakyat, gubernur Cuma mandat." Slogan tersebut membuat warga menuliskan pendapat atau keluh kesahnya terhadap pemerintahan Provinsi Jawa Tengah di akun media sosial Ganjar Pranowo.

Fenomena akun media sosial Ganjar Pranowo dan politisi lainnya sejalan dengan apa yang diungkapkan Stromer dan Galley dalam bukunya Interaksi Internet dan Mengapa Kandidat Menghindarinya. Menurut mereka, keberadaan Internet membuka ruang publik baru untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi. Keberadaan internet memungkinkan terjadinya diskusi, refleksi, kampanye dan

Dalam sebuah artikelnya yang berjudul What Media Logics Can Tell Us About the Internet, Ulrike Klinger dan Jakob Svensson mengatakan bahwa kehadiran internet telah mengubah landskap media dan mengubah model komunikasi sehingga mempengaruhi perilaku politikus. Di era digital seperti sekarang ini politikus mengubah medium komunikasinya dari konvensional ke media sosial. Agar sebuah konten di media sosialnya mendapat perhatian dari media massa, Kepplinger (2002) mengatakan bahwa seorang politikus harus menganut gaya dramatisasi, suara yang kritis dan menggigit, visualisasi yang menarik serta menghibur.

Ganjar sepertinya mengakui dan sadar betul dengan kebenaran pendapat Kepplinger tersebut. Dia mencoba mengatasi hal tersebut dengan konsistensi dalam membuat konten dan merespons setiap keluhan masyarakat di akun media sosialnya. Bagi Ganjar tak hanya media mainstream, media sosial kini sudah menjadi salah satu kekuatan sosial dalam masyarakat. Logika media harus dipahami sebagai peran media dalam proses pembentuk dan pengakuan realitas sosial.

Masyarakat, pejabat, termasuk Ganjar Pranowo juga bisa memproduksi, menyaring, mengedit, dan meneruskan informasi ke orang lain melalui akun media sosial mereka. Mengacu pada pendapat Van Dijck dan Poell (2013) ada empat prinsip dasar logika media sosial, yakni programabilitas, popularitas, konektivitas, dan datafikasi. Empat prinsip ini harus diperhatikan oleh seorang politikus yang ingin menggunakan media sosial untuk menaikkan popularitas.

Namun, media sosial bukan satu-satunya platform untuk mendulang popularitas, akseptabilitas, maupun elektabilitas. Ada sarana lain yang juga biasa digunakan, seperti memasang baliho, iklan di media massa, atau tampil di media massa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun