Mohon tunggu...
Gelar Wahid
Gelar Wahid Mohon Tunggu... Mahasiswa STAI Bhakti Persada

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Data ke Keputusan : Menyelami Lingkungan Bisnis dan Konsumen dengan Sistem Informasi Pemasaran

15 September 2025   12:59 Diperbarui: 15 September 2025   12:53 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyelami Bisnis dan Konsumen Melalui Sistem Informasi Pemasaran (Gelar Wahid ; 2025)

Perkembangan dunia bisnis pada abad ke-21 ditandai dengan dinamika persaingan yang semakin ketat, perubahan perilaku konsumen yang cepat, serta derasnya arus informasi digital. Dalam konteks inilah, sistem informasi pemasaran ( Marketing Information System/MIS ) menjadi instrumen penting bagi organisasi untuk mengubah data mentah menjadi pengetahuan yang bernilai guna mendukung pengambilan keputusan. Kotler dan Keller (2016) mendefinisikan sistem informasi pemasaran sebagai struktur yang terdiri atas orang, peralatan, dan prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan pemasaran. Artinya, data tidak lagi hanya dianggap sebagai kumpulan angka, melainkan sebagai aset strategi yang dapat mengarahkan organisasi menuju keunggulan kompetitif.

Lingkungan bisnis yang terus berubah menuntut perusahaan untuk mampu beradaptasi dengan cepat. Menurut Porter (1980), lingkungan industri ditentukan oleh lima kekuatan persaingan---pendatang baru, kekuatan tawar menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, ancaman produk pengganti, serta intensitas persaingan antar perusahaan. Dalam menghadapi dinamika ini, sistem informasi pemasaran berfungsi sebagai radar yang mendeteksi perubahan-perubahan penting, baik di lingkungan mikro maupun makro. Melalui analisis data yang akurat, perusahaan dapat mengenali peluang pasar, mengantisipasi ancaman, serta menyesuaikan strategi pemasaran sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Konsumen sendiri kini semakin cerdas, kritis, dan berdaya. Schiffman dan Kanuk (2010) menyatakan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor psikologis, sosial, dan budaya yang kompleks, sehingga sulit dipahami hanya dengan pendekatan konvensional. Di era digital, jejak perilaku konsumen terekam dalam bentuk big data ---mulai dari preferensi pencarian online, aktivitas media sosial, hingga pola pembelian berani. Menurut Wedel dan Kannan (2016), analisis big data dalam pemasaran memungkinkan perusahaan tidak hanya memahami apa yang dilakukan konsumen, tetapi juga memprediksi apa yang mereka butuhkan di masa depan. Dengan demikian, sistem informasi pemasaran berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan data perilaku konsumen dengan strategi pemasaran yang relevan.

Lebih jauh, sistem informasi pemasaran terdiri atas empat subsistem utama: catatan internal , intelijen pemasaran , riset pemasaran , dan sistem pemasaran analitis . Menurut Kotler (2009), catatan internal mencakup data transaksi, laporan penjualan, dan informasi biaya yang menggambarkan kondisi internal perusahaan. Intelijen pemasaran diperoleh dari pengamatan terhadap lingkungan eksternal seperti pesaing dan tren pasar. Riset pemasaran dilakukan secara sistematis untuk menjawab pertanyaan spesifik tentang pasar atau konsumen, sedangkan sistem pemasaran analitik melibatkan model analisis statistik serta teknologi kecerdasan buatan untuk mengolah data. Integrasi keempat subsistem ini memungkinkan manajemen perusahaan membuat keputusan berdasarkan fakta, bukan sekedar intuisi.

Implementasi sistem informasi pemasaran juga menuntut adanya transformasi budaya organisasi. Laudon dan Laudon (2017) menegaskan bahwa keberhasilan penerapan sistem informasi tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kesiapan manusia dan proses bisnis yang mendukung. Perusahaan harus membangun budaya yang berbasis data ( data-driven culture ), di mana setiap keputusan penting dilandasi oleh analisis informasi yang valid. Selain itu, pemanfaatan teknologi seperti Customer Relationship Management (CRM) , Data Mining , dan Artificial Intelligence (AI) semakin memperkuat peran MIS dalam menciptakan personalisasi layanan dan meningkatkan kepuasan konsumen.

Salah satu tantangan besar dalam penggunaan sistem informasi pemasaran adalah pengelolaan data yang semakin kompleks dan masif. Menurut Davenport dan Harris (2007), perusahaan harus mampu membedakan antara data yang relevan dan data yang tidak bernilai ( noise ), agar keputusan yang diambil benar-benar berdasarkan pada informasi yang valid. Pentingnya kemampuan analitik, manajemen basis data, serta perlindungan privasi konsumen agar tidak terjadi cakupan informasi.

Pada akhirnya, peran sistem informasi pemasaran bukan hanya sebagai alat bantu teknis, tetapi sebagai komponen strategi dalam manajemen pemasaran modern. Dari data internal hingga tren global, dari perilaku konsumen hingga pergerakan pesaing, semua informasi yang ada dan dianalisis dapat mengarahkan perusahaan untuk merancang strategi yang lebih efektif. Seperti yang dijelaskan oleh Drucker (1999), kunci sukses dalam manajemen modern adalah kemampuan mengubah informasi menjadi tindakan yang tepat. Dengan demikian, sistem informasi pemasaran adalah fondasi bagi perusahaan dalam memahami kompleksitas lingkungan bisnis dan konsumen, sekaligus memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil selaras dengan kebutuhan pasar dan tujuan jangka panjang organisasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun