Mohon tunggu...
Fans cukup cerdas
Fans cukup cerdas Mohon Tunggu... -

fans cerdas dari agnezmo. untuk identitas resmi produk bangsa, santun, tapi untuk menjadi lebih dari baik masih tetap berusaha. maaf jika bukan identitas asli yang saya tampilkan. ini karena posisi saya yang bukan orang biasa. jadi riskan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Seorang Manusia: Pandorum Pandora Fanatisme “Sejenak untuk Agnes Monica, Fans, dan haters”

23 Februari 2013   16:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:49 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

A human being : All should be possible “Tulisan ini saya dedikasikan untuk kemajuan setiap pembaca yang berpandangan terbuka. Satu kata kunci yang harus kalian pahami adalah What dan If, What if? (“bagaimana jika..?”, simplenya seperti itu). Selanjutnya terserah bagaimana anda menyikapi sebuah masalah. Tetapi, satu yang pasti sebaiknya yang lebih membuat anda lebih baik, bukan karena tuntunan emosional, sejauh anda cukup bisa menilai dari hati, bukan apa yang anda lihat. Hati itu selalu murni sejak kita lahir hingga kita mati. Masalahnya ada pada sejauh mana kalian menutup hati itu dengan “frasa gelap”. Semakin gelap, semakin lenyap identitas.” Sejenak untuk Agnes Monica Jika harus memfrasakan semua entertainer di Indonesia, mungkin salah satu artis ini lebih mudah saya tafsirkan  “dream, believe, and make it happen”. Sejauh ini memiliki tujuan dan dedikasi. Berawal dari album di tahun 1992, acara tralala trilili, hingga kevakuman yang cukup ,dan kembali muncul dalam sebuah sinetron, Ia mulai menanjaki dunia hiburan Indonesia. Dan hingga pada proses yang saat ini ia tengah usungkan frasa “dream, believe, and make it happen” selangkah demi selangkah ia jalani. Dibalik sebuah mimpi bukanlah untuk tidur, di ujung kata believe bukanlah orang lain yang harus kita buat percaya pada mimpi kita, dan di akhir kata make it happen yang pasti adalah upah dari kerja keras. That’s all in the one and only, Agnes Monica. Jika termasuk dalam kategori “mengerti”, kita akan tahu tidak mudah untuk lebih dari sekedar memimpikan sesuatu. Tidak tahu tepatnya kapan mimpinya untuk “go international” terlintas, yang mungkin terkesan hanya ada dua hal. Pertama, Ia lebih berani daripada yang tidak bermimpi. Kedua, ia tidak memikirkan tentang bagaimana tentang akhir kemungkinanya (the achievement of the dreams) tapi seajuh apa power pada mimpi itu, dan believe tentunya. Dan dua hal itu yang saya tangkap dari apa yang ia utarakan pada participants Global Youth Movement UN-ICPD akhir tahun lalu. Begitulah seharusnya yang dinamakan unggul. Sekecil apapun mimpi itu, just acts like a survival. Hingga sejauh ini sisi lain dari karir seorang agnes monica yang menarik adalah sebuah managemen strategi, untuk sebuah mimpi tentunya. Dan ini tentu saja tidak akan menutup telinga tentang semua polemic kiprahnya di kancah luar negeri, tapi jalas harus membuka pemikiran. Dari penghargaan J-Pop, Asia song Fest, AMA, EMA and KCA nominee, dan mungkin yang tidak saya pribadi ketahui. Saya anggap Ia tahu itu sebuah bola untuk meretas bola lain. Ia menjemput bola untuknya, terlepas dari sejauh apa itu berarti. Yang mungkin bisa dilihat disini adalah komposisi, kurva, alur, berinti tantang proses untuk suatu saat akan bisa menjadi bagian dari wujud sebuah mimpi. Lebih lagi, saya angkat satu case berikut: Saat Sebagian orang mulai geram pada fase hanya seajuh “red carpet” kah go international yang ia gembar gemborkan? Atau Apakah sejauh red carpet patut digembar gemborkan “miss redcarpet”?kata wati “katanya”. Sebagian sudah beriang “hoax” kali mpe nyungsep “katanya”. Jika kita lihat, sebnarnya fase media publikasi di Indonesia ikut andil dalam memblow-up case tersebut(pemberitaan  di AMA), “Agnes Monica tampil di AMA”. Kemudian diimbangi dengan antusiasme fans yang super excited dengan hanya tau sebuah tag-line yang pada akhirnya merasa dibohongi dengan isi dari tagline tersebut, hal yang sama pada pemberitaan pasca “grammy week”. Ini bukan tentang satu orang tapi social? Jadi? Kreatiflah, sepertinya disini wati dan nyungsep tersakiti. Itu hanya salah satu contoh dari apa yang saya nilai. Sekarang beralih pada sudut pandang, (Tidak tahu) sejauh apa pembenaran dari pihak Agnes. Yang saya tangkap ini juga bagian dari strategi. Lalu strategi yang seperti apa? Secara keseluruhan case tentang polemic sensasi dan prestasi. Jika seorang  hanya melangkah tanpa bergumam, dan tak seorang pun menyadarinya. Dan pada saat gelintiran bola make it happen itu perlahan bergerak. Pengaruhnya pada social hanya akan menjadi boom sesaat lalu surut. Hanya akan ada kata “ya saya tahu dan bangga”-enough. Disinilah nilai dari bersosok. Dan sebenarnya fase believe dan unbelievable inilah yang juga harus diseimbangakan. “ Jika semua orang percaya seorang ia  bisa dan sepenuhnya didukung, jelas pengaruhnya berbeda ketika ada fase dari pihak “unbeliveble”. Maksudnya “boom waktu”. Dan jika memang ia ingin go international, sudah seharusnya ia tidak melenggang tanpa senjata. Dan disinilah ia memerlukan sesuatu pengaruh yang bisa memblow-up , memback-up, untuk ia bisa meluncur pada apa yang di sebut “world”. Menurut saya baik entertainer, politikus, atau siapapun yang terlibat dengan khalayak ramai, akan lebih bagus jika tidak benar benar dinilai sempurna oleh sebagian besar orang. Karena sekali jatuh, akan benar benar jatuh. Seperti nasihat “sesekali makan makanan tidak sehat itu penting, karena jika tidak, tidak ada yang namanya antibody” Membahas jikalau memang fase hoax itu ada, pertanyaannya “ siapa yang menganggap itu hoax?” Tentunya hanya anda dan golongan anda, bukan karena berpikiran sempit, tapi lebih pada “self-personal reason” dan pola pikir. Untuk lebih jelas, hanya anda yang tahu. Informasi 1 kalimat, bisa berkembang menjadi 1 paragraf hanya dengan 10 orang berbeda yang menceritakan kembali tentang apa yang terjadi, dengan pola pikir masing masing tentunya. Inspirasi? Jika menyinggung satu kata itu lalu saya hadapkan pada wajah hiburan Indonesia. Saya pribadi lebih melihat pada sosok personal  Agnes Monica diluar Ia sebagai entertainer. Semangat, Spirit, Motivasi. Bahwa masih ada yang lebih dari “good enough”. Kebanyakan orang memandang cukup pada titik merasa bahagia dan bersyukur pada hakekat bahwa masih banyak yang kurang beruntung daripada kita. Jadi kita aman. Ya itu juga sebuah pencapaian dan pada tahap good enough pun sebenarnya sudah bagus (terkadang ini juga susah). Maka dari itu untuk lebih dari sekedar good enough, penuh dengan rasa ingin tahu, berani meskipun tetap realistis, Itulah yang disebut inspirasi. Berpandanganlah pada satu level lebih diatas target untuk bisa meraih level aman. Ya jikalau pun seorang  Agnes cukup menjadi penyanyi terkenal di Indonesia, saya yakin ia tetap berkecukupan dan bahagia. Agnes terlalu berkoar? Lihat si X  atau Y atau Z yang ternyata telah membanggakan secara mengejutkan. Pertanyaannya, lalu sekarang update berita terbarunya bagaimana? Secara tidak sadar anda hanya #just saying hanya cukup berkesan.”Satu wow” -enough- pada X,Y,Z, Kecuali mereka (X,Y,Z) berkonteks pada yang namanya “klise”. Ya apapun itu mereka semua yang berprestasi untuk masyarakat, bangsa, dan Negara patut kita hargai dan menjadi kebanggaan dalam berbagai bidang apapun itu.#Terimaksaih untuk mereka yang membawa nama bangsa, bahkan saya pribadi belum cukup untuk hanya sekedar membanggakan masyarakat, but I will somehow. Fans dan Haters? Untungnya tidak tertulis di KTP. Untuk kategori Fans ada beberapa level “beginner-medium-expert..dan freelancer”ya beragam tapi tidak akan saya perjelas. Yang jelas umumya dari apa yang terlihat ada fans yang mudah terpancing jika  “disinggung”, merasa statement itu memojokan .Fans yang siap beradu argument mati matian saat menilai apa yang disinggung bukan tentang kritik membangun tapi cacian atau nada merendahkan. Ada juga fans yang cerdas untuk tetap positif bahwa haters tidak patut untuk dipermasalahkan, tetap pada jalan support baik pada pribadi dan idola. Masih banyak karakter fans dari yang biasa hingga yang super duper fanatic excited terhadap setiap eksistensi sang idola. Lalu fans sejauh apa anda? Berpikirlah dengan kepala dan sampaikan dulu kedalam hati baru katakan. Jika anda fans yang salah melangkah, anda bisa menjatuhkan sang idola. Jangan menghindar tapi membiasakan dirilah bahwa hal negative akan terus berada disekitar.Tapi juga jangan berpikiran sempit, gunakan pandangan terbuka. Saya yakin jika memang anda seorang fans, dengan cerdas, anda hanya akan menganggap mereka yang tidak mengerti itu “menggelikan”. Tapi untuk masalah kritik selama itu membangun atau setidaknya sebuah kepedulian, terbukalah. Terakhir untuk kalian, latihlah mental kalian untuk sang idola. Haters? Untuk yang satu ini sebenarnya ada satu pertanyaan,”apakah orang yang mengkritik membangun termasuk haters? Pembenci dan pengkritik sepertinya beda golongan. Dengan catatan pengkritik itu berkonsep membangun meski dengan pola pikir pribadi. Lalu sebenarnya seperti apa itu haters? Menurut saya adalah mereka yang menutup segala kemungkinan positif bahwa setidaknya satu kebaikan itu berharga. Dari apa yang mereka utarakan berpola pada inti masalah yang sama yang terus mereka singgung dengan berbagai deret variasi kata, senilai 1000 kata sama dengan satu kata inti. Dan tidak akan terus berhenti sampai ada celah lain lagi untuk “berhujat”. Jika semua kata mereka dibukukan, hanya ada satu yang terlihat “kosong”. Lalu  alasan apa lagi  yang mebuat mereka semakin berkecamuk, tentunya fans yang anarkis yang menciptakan alasan personal mereka(haters) untuk membenci, baik kepada sang idola maupun fans. Jangan didik haters seperti itu. Tapi terkadang ada juga  haters yang masih murni yang memiliki kritik membangun meski disampaikan sebagai personal judge. Itu yang lebih patut dihargai. Dilihat secara terbuka, dan dikembalikan lagi pada sang idola. Ya benar kita tidak harus mendengarkan setiap kata dari setiap orang, tapi kita berhak menghargai setiap kata yang sopan dan positif yang membangun. Jadi untuk fans dan haters, dapat disimpulkan bahwa kalian bisa ada pada bagian saling menyakiti satu sama lain dan hanya menunggu waktu….. Tapi itulah kenyataan yang ada di dunia social. Terpenting bermental kuat dan positif. Dan beberapa juga perlu latihan untuk fans yang go international, dan terlebih lagi belajar bahasa inggris. Statement saya tentang  fans dan haters saya pelajari dari twitter dan beberapa forum. Yang pasti percayakah anda bahwa mungkin ada akun palsu atas nama golongan haters dan fans yang mungkin satu orang dua orang tiga orang untuk membutakan mata orang lain? Saling mengolok padahal sama. Jangan pelihara kebencian, lebih bijak jika membenci diri sendiri daripada orang lain, kerena itu tidak merugikan orang lain, just you. Tapi seprtinya baik membenci diri sendiri maupun orang lain , tetap merugikan diri sendiri. Akhirnya nikmatilah fakta social. itulah social….bertahan dan menjadi lebih baik, yang tidak kuat akan tersingkir! Salam, Fans cerdas, tidak lupa pada siapa saya dan idola saya. Saya yang belum lama jadi fans bersyukur masih bisa menilai dengan positif diantara statement negative yang nongkrong di media social dan semoga seorang Agnes Monica  sudah siap secara mental untuk go international yang lebih kejam, bukan lagi serangan pada personal seorang , tapi juga orang terdekat. -itulah gunanya haters saat ini- Untuk fans baik garis keras dan semuanya, pesan saya: “ Jangan main kesorean, ga baik, mending tidur siang” “Jangan ambil batu, tapi pena, tuliskan pada mereka (haters) “pulanglah jika kamu punya keluarga” Dan tidak semua orang bisa menyukai Agnes Monica! Jangan terlalu senang hanya mendengar pujian saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun