Sebagai negara agraris, Indonesia bercita-cita agar bisa swasembada pangan. Untuk itu, pemerintah berusaha menyiapkan sarana dan prasarana agar terwujud.
Ke depan, selain memenuhi kebutuhan pangan sendiri, dalam 3-4 tahun lagi Indonesia ditargetkan harus bisa mengekspor pangan. Demi mewujudkan itu, maka pemerintah menyiapkan industri pupuk sebagai pendukung utamanya.
Dalam kerangka demikian, pemerintahan Presiden Jokowi terus berusaha meningkatkan kapasitas produksi pupuk nasional. Salah satunya dengan program revitalisasi industri pupuk.
Realisasi dari program tersebut, salah satunya, Presiden Jokowi meresmikan pabrik Kaltim V yang merupakan pabrik pupuk terbesar di Asia Tenggara. Pabrik ini akan memperkuat posisi Indonesia di pasar internasional.
Pabrik pupuk senilai 576 juta dollar AS atau sekitar Rp 7,78 triliun ini dilengkapi dengan teknologi KBR Purifier untuk proses pembuatan amoniak dan Toyo Aces 21 untuk proses pembuatan urea. Dengan teknologi itu, Pabrik Kaltim-5 akan lebih efisien dan hemat energi.
Kapasitas produksi Pabrik 5 lebih besar dibanding kapasitas produksi pabrik pupuk lain yang dimiliki Pupuk Kaltim. Kapasitas pabrik mencapai 2.500 MTPD untuk amoniak dan 3.500 MTPD urea.
Dengan spesifik dan kapasitas itu, Kaltim V menjadi pabrik pupuk hemat energi terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara.
Semoga ke depan, pemerintahan Presiden Jokowi terus mengawal industri pupuk ini agar menjadi daya dukung bagi strategi nasional untuk mencapai swasembada pangan.
Inilah bukti kinerja nyata dan pembangunan masif di era pemerintahan Presiden Jokowi.