Mohon tunggu...
fandy achmad
fandy achmad Mohon Tunggu... -

menjalani hidup yang indah dengan cara yang bijak...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Padi & Kapas...

4 November 2010   14:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:50 1104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sekian lama menonton televisi dengan segala macam acara dan pemberitaannya, saya hampir tidak pernah lagi mendengar berita tentang kemajuan bidang pertanian, peternakan dan perikanan, padahal negara kita bisa dibilang negara maritim dan juga negara agraris. Berita panen raya padi, inovasi pertanian, hasil penen bagus, harga gabah bagus, kesejahteraan nelayan & peternak meningkat, sudah jarang lagi terdengar. yang banyak diberitakan justru sebaliknya, lahan pertanian yang semakin berkurang, petani yang gagal panen, harga pupuk melambung tinggi, harga gabah turun tapi harga beras naik, harga ternak turun tapi harga daging naik, juga harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi… Beberapa waktu lalu saya googling logo kab,nganjuk dan prop. jatim, untuk keperluan sablon. Setelah saya lihat-lihat, 2 logo tersebut sama-sama memuat unsur padi & kapas. Karena penasaran, saya lanjutkan googling mencari logo pemda daerah lain di indonesia, ternyata hampir semua logo baik kabupaten, kota, maupun propinsi, selalu menyertakan gambar padi dan kapas…. Terus, kenapa padi & kapas…??? Dari keterangan di beberapa situs pemda, penjelasan logo padi & kapas merujuk pada kemakmuran, sandang pangan & kebutuhan rakyat sehari-hari. Bahkan di beberapa logo, bulir padi berjumlah 17 dan kapas berjumlah 8, ini sangat erat kaitannya dengan hari kemerdekaan Indonesia, yaitu 17-8-1945. Jadi seharusnya kemakmuran padi & kapas ( baca : petani ) menjadi salah satu hal yang juga diprioritaskan oleh pemerintah negeri ini...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun