Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2025: Waspada terhadap Bangkitnya Pemikiran Komunis di Era Digital

1 Oktober 2025   07:32 Diperbarui: 1 Oktober 2025   07:32 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber gambar: Meta AI)

Ancaman komunis kini tidak hadir dalam bentuk fisik bersenjata, melainkan melalui infiltrasi digital dan manipulasi narasi sejarah

Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober merupakan momen reflektif bangsa Indonesia untuk mengenang ancaman ideologi komunis, terutama tragedi G30S/PKI 1965, serta meneguhkan kembali Pancasila sebagai dasar negara. 

Di tahun 2025, tantangan muncul dalam bentuk baru: penyebaran narasi yang berupaya memutarbalikkan sejarah dan menempatkan komunisme dalam bingkai "korbanisasi" dengan menggunakan jargon hak asasi manusia (HAM). 

Tulisan ini menganalisis strategi penyusupan ideologi komunis melalui media sosial, kanal digital (YouTube, podcast), hingga jaringan organisasi buruh, serta membahas potensi dampaknya terhadap demokrasi dan politik nasional, termasuk keterlibatan figur-figur keturunan PKI dalam arena politik formal.

Pendahuluan

Pancasila bukan sekadar dasar negara, melainkan juga konsensus politik dan identitas kebangsaan yang mengikat seluruh komponen bangsa. 

Hari Kesaktian Pancasila menjadi momentum mengingatkan bahwa tanpa kewaspadaan ideologis, bangsa dapat terjerumus dalam perpecahan.

Di era digital, infiltrasi ideologi tidak lagi menggunakan cara konvensional (kudeta, pemberontakan), tetapi melalui perang narasi, pengaburan sejarah, dan penggiringan opini publik. 

Karena itu, peringatan tahun 2025 harus dipahami bukan hanya dalam konteks sejarah masa lalu, tetapi juga sebagai peringatan terhadap bentuk ancaman baru.

Pemikiran Komunis dan Strategi Infiltrasi Digital

1.Media Sosial sebagai Senjata Narasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun