Fenomena "pengkritik tanpa karya" bukanlah gangguan mental tersendiri, melainkan manifestasi dinamika psikososial di ruang digital
Perkembangan media sosial menciptakan ruang diskusi yang luas namun juga memunculkan fenomena individu yang sering mengkritik karya orang lain tanpa memproduksi karya orisinal.Â
Artikel ini meninjau fenomena tersebut dari perspektif psikologi sosial, komunikasi digital, dan teori motivasi, sekaligus membahas implikasinya terhadap kesehatan mental pelaku dan penerima kritik.Â
Penulis menguraikan faktor penyebab, konsekuensi sosial, serta strategi intervensi non-klinikal.Â
Tulisan ini bertujuan memberi pemahaman akademis agar fenomena tersebut dipandang secara objektif dan tidak sekadar direspons secara emosional.
Pendahuluan
Sejak munculnya platform media sosial, setiap individu memiliki akses instan untuk menyampaikan opini. Namun kemudahan ini sering memicu perilaku "mengkritik tanpa berkarya" (non-producing critic).Â
Perilaku tersebut tampak sebagai asimetri antara aktivitas konsumsi/kritik versus aktivitas produksi.Â
Fenomena ini menimbulkan ketegangan emosional, terutama bagi kreator yang menjadi sasaran kritik destruktif.
Tinjauan Teoretik
1.Online Disinhibition Effect